12

410 80 32
                                    


Pesta sederhana ditepi pantai sebagai penutup acara 4 hari tersebut, setelah pertarugan alkohohol dengan Irene wendy tergeletak tak berdaya diatas sofa pantai, orang-orang dan staf lainnya tidak jauh berbeda. Chanyeol yang baru saja meminta petugas hotel untuk membawa Irene kekamarnya melihat wendy dari kejauhan, seharusnya chanyeol tidak perlu khawatir seperti yang diduga ada baekhyun disana.

Baekhyun mendudukkan dirinya disamping wendy, dibelainya wajah wendy yang sedikit membengkak dan wajah yang dingin diterpa angin malam, wajah itu yang membuatnya jadi sangat posesif, wajah itu yang merengek padanya, dan wajah itu serta mata yang tak luputdari air mata.

"seungwan, son seungwan,". Bisik baekhyun hampir tak terdengar.

"aku ingin egois, sekali ini saja wendyku, maafkan aku".

Setelah mengucapkan permohohnan yang sia-sia pada wendy yang tidak sadarkan diri baekhyun menempelkan bibirnya memberikan sebuah ciuman lembut pada bibir wendy, sangat lembut dan sedikit melumatnya, air matanya perlahan jatuh menetes dipipinya bahkan terjatuh diatas pipi wendy.

Sudah hampir jam 3 pagi, wendy belum terlelap setelah kejadian dimana ia berpura-pura tidak sadarkan diri dan dimana ia medapatkan sebuah ciuman dibibir dan pelakunya adalah baekhyun, wendy masih memikirkannya, tadinya ia ingin marah tetapi hal yang membuatnya tidak jadi adalah airmata baekhyun, kenapa lak-laki tersebut menangis, apa baekhyun merasa bersalah karena menciumnya atau ada hal lain yang baekhyun sembunyikan.

Sebuah benda seperti terjatuh disampingnya, ia merutuki baekhyun yang membawanya kekamarnya dan juga chanyeol, sudah pasti benda jatuh itu adalah laki-laki tinggi yang berstatus suaminya.

Wendy berbalik memastikan bahwa orang disampingnya itu benar chanyeol, aroma alkohal sangat menyengat, wendy rasanya ingin menendang chanyeol dari atas tempat tidur.

"wendy, park wendy", chanyeol membuka matanya yang merah.

Wendy hanya diam ditatap oleh chanyeol yang sedang dipengaruhi alcohol, dia hanya diam karena percuma meladeni orang yang tidak sadarkan diri.

"bibir ini kenapa sangat menggoda?, kenapa orang lain bisa menyentuhnya, kenapa aku tidak bisa". Chanyeol menyentuh bibir wendy , menelusuri benda kenyal iu seolah-olah itu adalah benda yang rapuh.

"kau itu istriku, harusnya aku mendapatkan yang lebih", chanyeol menekan-nekan pipi wendy seolah itu squishi atau spon.

"shit, kau bilang aku istrimu tapi kau berselingkuh", wendy menjitak kepala chanyeol dengan sedikit keras, terserah jika chanyeol akhirnya sadar wendy tidak peduli, alih-alih marah wendy merasa gemas sendiri dengan tingkahnya.

"sakit", chanyeol mengeluh dengan wajah merajuk membuat wendy sedikit terhibur, laki-laki bertubuh besar itu punya sisi kekanakan ketika mabuk.

Chanyeol mendekatkan diri pada wendy, lalu dengan secepat kilat mencium tepat didepan bibir wendy,hanya menempel dan itu membuat wendy nyaris berteriak.

Wendy hendak protes ketika ia sadar bahwa laki-laki didepannya sudah jatuh tertidur, wendy menghembuskan nafas kesal bagaimana bisa ia lengah terhadap orang yang sedang mabuk, ia mendorong tubuh chanyeol untuk menjauh bahkan menggunkan kakinya agar chanyeol menjauh, diletakkannya bantal diantara mereka jaga-jaga jika chanyeol mendekat.

Wendy memgang bibirnya, dua bibir yang berbeda dengan status berbeda menyentuh bibirnya, dua laki-laki yang yang parasnya rupawan, dua laki-laki yang berpengaruh besar dalam hidupnya, keduanya hanya berselang jam, haruskah wendy mengdeklarasi dirinya orang beruntung jika saja itu bukan dirinya yang sekarang, baginya ciuman itu sumber masalah baru yang mungkin menyakiti mereka.

WendyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang