5

564 97 16
                                    

Wajah chanyeol tampak panas, ada rasa terhina yang ia rasakan, ini benar-benar bukan wendy yang ia kenal bukan hanya fisik tapi sikapnya, chanyeol jelas mengenal suara itu walaupun sekarang suara itu bukan lagi suara lembut melainkan sebuah keangkuhan.

Wendy dengan angkuhnya keluar dari ruangan tersebut masih dengan bahu yang tegak lalu setelah pintu tertutup dan menjauh kaki wendy terasa melemah, jantungnya yang tadi berdetak kencang kini melemah, ia menjatuhkan dirinya dalam pelukan baekhyun, laki-laki itu dengan setia menunggu didepan ruangan.

"baek aku rasa aku baru saja turun dari gunung everest".

"gwenchana, kau sudah sangat hebat malam ini".

"aku mengantuk", adu wendy.

"ayo pulang", baekhyun menggandeng tangan wendy.

Didalam ruangannya chanyeol membanting semua yang ada diatas mejanya, untung saja chanyeol masih sedikit waras tidak membanting komputer yang berisi banyak data pentingnya.

Flashback..

Baru saja wendy masuk kedalam ruangan chanyeol sudah mendorong wendy dan menghimpit wendy ke pintu, wajah mereka sangat dekat bahkan mereka bisa merasakan nafas satu sama lain.

Wendy mendekatkan wajahnya menambah keintiman mereka, mata chanyeol hampir saja menutup siap menerima bibir wendy yang akan menyatu dengan bibirnya. Dan chanyeol terbanting.

Wendy berjalan melewati chanyeol yang tergeletak dilantai, wendy menendang lutut chanyeol dengan sepatu hak tingginya, chanyeol masih meringis lalu mencoba bangkit, dengan anggunnya wendy berbalik lalu mentertawakan chanyeol, tidak sebenarnya ia sedang bangga dengan diri sendiri karena berhasil menjatuhkan chanyeol.

"kemana saja kau selama ini? ", tanya chanyeol.

"bukankah kau sendiri yang mengatakan bahwa aku sedang berobat keluar negeri?".jawab wendy berjalan mengitari dan menatap sudut-sudut ruangan chanyeol.

"tidak ada yang berubah, masih sama bahkan aroma pergemulan kalian masih terasa", lanjut wendy yang memegang sebuah figura dimana foto chanyeol terpampang disana.

Chanyeol hanya terdiam, ia mengerti maksud wendy dan ia tidak ingin membahas itu sekarang.

"aku tahu kau masih mencintaiku", ucap chanyeol percaya diri.

Wendy hampir saja mengumpat dan melemparkan figura ditangannya kewajah tampan chanyeol.

"heh percaya diri sekali kau? ", wendy berbalik menatap chanyeol menatapnya malas.

"kau ingin aku menyentuhmu bukan?, jadi kemarilah akan kukabulkan keinginanmu sejak dulu", ucap chanyeol sengaja ingin membuat wendy emosi dan mengungkapkan semua yang wendy rencanakan.

Chanyeol bukan orang yang bodoh, jelas ia tahu wendy akan membalaskan dendamnya hanya saja ia tidak bisa menebak apa yang akan dilakukan wendy kedepannya, dengan melecehkan wendy ia berharap wendy menunjukkan sifat aslinya tidak setenang ini.

"jadi kau fikir tubuhmu itu pantas untukku?,bahkan kejantananmu pun aku yakin tidak akan mampu memuaskanku,harus kau tahu gairahku bahkan tidak akan bereaksi kepada seorang penghianat". Ucap wendy santai walaupun sebenarnya dalam hatinya terasa panas karena direndahkan.

"bukankah kau selalu puas dengan tubuh sahabatku, oh bukan lagi sahabat melainkan jalang jalanan yang tidak tahu terimakasih, kalian sangat cocok kenapa aku baru saja menyadarinya, sama-sama seperti tikus jalanan". Wendy melipat tangan didadanya.

Chanyeol sangat ingin marah, sorot matanya sudah dipenuhi kabut api, wendy yang melihatnya hanya terkekeh, chanyeol merasa terhina dan direndahkan.

WendyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang