Kapan ini akan berubah, kalau biasanya di mana-mana cowok yang nyamperin ceweknya dalam sebuah hubungan yang dinamakan pacaran. Nah ini, selalu saja Cheril duluanlah yang pergi untuk nyamperin cowoknya yang super sibuk itu.
Iya iya, Cheril tahu dan sadar kalau memang begini risiko pacaran sama Ketua Osis, tapi ya masa sih sekalipun nggak bisa apa dia merasai Arya itu yang nyamperin duluan ke kelasnya? Selalu dan selalu, begitu bel pulang sekolah bunyi, Cherillah yang akan datang ke kelas cowoknya itu. Kalau di kelas nggak ada, seperti siang ini seperti biasa pula dia sudah tahu ke mana harus mencarinya. Ruang OSIS-lah.
Kadang Cheril bosan dengan keadaan ini, padahal dia baru jalan empat bulanan sama Arya. Bukan karena sudah hilang rasa, tapi lelah seolah hanya dia yang suka sendiri, yang sayang sendiri, yang cinta sendiri.
Padahal waktu itu Arya yang menyatakan duluan dan memintanya untuk jadi pacarnya. Tentu sajalah dia langsung menjawab iya, siapa yang nggak mau pacaran sama Ketua Osis ganteng, idola rakyat SMA Harapan ini, otak encer, jago olahraga, pokoknya di mata para siswi SMA Harapan, dia ini sosok idaman yang perfect banget nggak ada celanya.
Dan iya, seperti siswi yang lain di sekolahnya, Cheril adalah salah satu yang mengidolakan si Ketos itu. Mengelu-elukan dan membicarakan setiap hari dengan para fans Arya yang lain.
Itu dulu, sekarang dia sudah menyandang status sebagai pacarnya, dan banyak yang berubah, dulu dia begitu kagum pada sosok Arya, kalau sekarang? Masih sih, tapi entah mengapa menjadi pacar malah banyak kecewanya. Harapannya yang bisa bermanja-manja pada Arya, sirna begitu saja, Arya tetap sibuk dan sibuk. Jadi pacar bukannya malah menempatkan dirinya di posisi yang paling istimewa. Pada akhirnya itu hanyalah sebuah status. Jadi untuk apa dong mereka pacaran?
Cherillah yang harus selalu mengerti kesibukan Arya, sampai-sampai dia hafal dengan program kerja OSIS, karena kalau lagi berdua ya itulah yang dibahas sama Arya, bukannya ngomongin mereka. Ngomongin kita, duh pikiranku hari ini ngelantur ke mana-mana. Kenapa hari ini bad mood sekali. Mungkin aku lagi PMS, dilihatnya benda kecil yang melingkar di tangannya untuk mengecek tanggal berapa hari ini, "Hmmm ... iya nih kayanya mau harinya, pantes BT bawaannya," gumamnya sambil terus berjalan ke ruang Osis.
Cheril bersenandung kecil mencoba memperbaiki suasana hatinya, memikirkan yang indah-indah. Ah yang penting hari ini bisa nge-date sama Arya. Enaknya ngapain ya ntar, nonton, hmmm makan, oh iya jangan lupa mampir toko buku, novel yang aku tunggu sejak lama sudah terbit. Masih bersenandung sambil pikirannya melayang-layang membayangkan kencannya hari ini.
Ruang Osis tinggal beberapa langkah lagi, pintunya terbuka, tuh kan bener pasti dia di sinilah.
"Ar ...." Cheril batal memanggil Arya, karena dia melihat Arya sedang berbicara serius dengan seorang cewek. Posisi mereka sangat dekat sekali. Arya sedang serius menatap laptop dan cewek itu berdiri sembari sedikit membungkuk di sampingnya juga menatap ke arah laptop.
Dapat dilihat dari posisi Cheril berdiri, wajah keduanya sangat berdekatan. Cheril mengenali si cewek, yang tak lain adalah Kinanti si sekretaris Osis yang menurut Cheril selalu keganjenan sama Arya cowoknya.
Cheril pernah mengungkapkan ketidaksukaannya kalau Arya dekat-dekat dengan Kinanti, tapi apa jawaban Arya waktu itu, "Ya nggak bisalah, Kinanti itu Sekretaris Osis dan aku ketuanya, nggak mungkin kan kalau kita nggak berhubungan, cemburu boleh tapi tetap pakai logika jangan cemburu buta!" Kesal saat itu Cheril dijawab seperti itu, akhirnya dia diam dan tidak pernah lagi membahas soal yang sama.
Masih dalam diam dia berdiri di ambang pintu, memperhatikan dua sosok di depannya yang tampaknya tetap nggak sadar dengan kehadirannya.
"Nah yang bagian ini ... sampai sini ... lo revisi sama yang tadi bahannya udah gue kasih. T'rus ini jangan gini bikinnya, apa ya ... dipersingkat aja bahasanya biar nggak bertele-tele. Pak Sudarman nggak suka baca proposal yang bertele-tele," kata Arya dan disauti dengan jawaban, "Siap boss!" Oleh Kinanti sambil tangannya mempraktekkan ala orang yang sedang hormat.
Arya tertawa mendengar jawaban Kinanti, tawa yang bahkan jarang didengar saat bersama Cheril. "Apaan sih lo," sambung Arya sambil bangkit dari tempat duduknya dan tanpa sengaja akhirnya dia melihat Cheril di ambang pintu.
Author:
Hai hai....
Akhirnya yang tadinya wacana dan wacana, bisa kelar juga Part ini
Masih cupu banget ini, biasanya cuma baca-baca, sekarang nyoba-nyoba nulis, jangan dibully ya emak-emak ini.
Happy reading, semoga kalian suka, trus komen, ngevote, atau ngeshare heheLove U
KAMU SEDANG MEMBACA
Self Defense (Completed)✔
RomanceDITERBITKAN (NOVEL DAN EBOOK) Sebagian part telah dihapus untuk penerbitan Cheril mulai jengah dengan pacarnya yang selalu sibuk sendiri dan jarang punya waktu untuknya. Hingga suatu malam dia dipertemukan dengan Angga yang telah menolongnya dari k...