Part 12

444 70 19
                                    

"Katanya diet?" tanya Angga melihat piring berisi sate ayam dan lontong di depan Cheril.
"Kapan gitu gue bilang gue lagi diet, eh dan diet itu bukan berarti nggak makan ya," jawabnya sambil melahap lontong satenya, "gue sih cuma menghindari makan malam, tapi kok perasaan semenjak gue kenal sama lo, gue jadi makan malam molo ya," lanjutnya lagi.
"Nggak pa pa lah, nggak tiap hari ini," sahut Angga santai juga sambil makan.
"Helloooo ... Mas, kita baru kenal 1, 2, 3 hari ya ...." Sambil mempraktikkan menghitung dengan jarinya Cheril menjawab, "trus makan malam bareng hari pertama sama ketiga, perbandingannya masih 2 banding 1 itu," ujarnya kemudian sambil minum es tehnya.
"Lo kebanyakan mikir, tinggal makan."

Lagi mereka akhirnya makan malam bersama setelah beberapa saat sebelumnya Angga memaksa (lagi juga), untuk mengantar pulang Cheril, lebih karena dia merasa bersalah karena tadi sempat berkata sedikit kasar pada Cheril di depan REAL. Awalnya Cheril menolak, sampai akhirnya dia terpaksa mau, karena kalau waktu itu HPnya yang disandera, kali ini tiba-tiba Angga merebut tas olahraga yang ditentengnya dan langsung menaiki motornya seperti yang lalu.

"Hmm ... tapi yang ini gue nggak mau dibayarin ya."
"Why? Gengsi?"
"Karena gue yang makan, dan gue juga punya uang saku kok. Lo kali yang gengsi? Emang kalau keluar sama cewek harus selalu cowok yang bagian bayar? Nggak kan?"
"Wah ... serius langka nih cewek kaya lo." Dan merekapun tertawa bersama, makan sambil ngobrol sana-sini.

"Kenapa cowok lo nggak anter jemput lo latihan?" Baru Cheril akan menjawab, "oh iya, lo rahasiain muaythai dari cowok lo," lanjut Angga lagi.
"Bukan rahasiain sih, cuman emang belum sempet cerita aja," jawab Cheril
"Katanya takut kalau dia sukanya yang feminin-feminin."
"Gue feminin kok, cuma kalo diperlukan bisa macho juga hahaha."

"Kenapa nggak sempat cerita? emang jarang ngobrol?"
"Ish kepo!"
"Kalau nggak mau jawab juga nggak pa pa."
"Ish ngambek," goda Cheril sambil senyum-senyum, yang digodain nggak terpengaruh, tak juga berubah raut mukanya sembari santai menghabiskan sisa es tehnya.

"Gue ama dia tu belum terlalu lama juga sih jalan bareng, four months, more less dan selama jalan ini dia itu emang lagi sibuk-sibuknya sama OSIS, dia Ketos by the way, jadi ya, Qtime kita tu jarang banget, nggak tahu juga kenapa gue belum cerita soal gue latihan muaythai, tapi bukan maksud sembunyikan ini dari dia juga sih." Angga terlihat serius menyimak cerita Cheril.

"Tapi lo latihan aja seminggu 3 kali, masa dia nggak pernah ngeh si, segitu sibuknya?" Cheril tidak langsung menjawab, jujur dia juga mikir sama si dan Angga pun tidak memaksa Cheril untuk menjawab.
"Mungkin karena itu juga, jadinya gue nggak sharing," lanjut Cheril mengedikkan bahu.
"Kaya nggak pacaran," komentar Angga sekenanya.
"Hahahaha iyha ya?" garing saja Cheril membalas, "well, sebenarnya kesini-sini cuman BT karena Qtime makin sedikit aja, yang sebelumnya aja udah sedikit. Ya sekarang, makannya aja ama lo." Masih tertawa garing, tapi Angga tidak ikut tertawa.
"Ah udah ah, malah curcol gue, gantian lo kenapa tadi marah-marah? Berantem?" Ganti Angga yang sekarang tak langsung menjawab malah mengaduk-ngaduk sisa es batu yang ada di gelas bekas es tehnya.

"Kalau nggak mau cerita ...."
"Jadi tu besok dia minta ditemeni ke acara ulang tahun sodaranya, gue bukannya nggak mau, tapi gue nggak bisa, dia udah tahu juga kalau weekend ini gue ada kerjaan, gitu doang si masalahnya. Trus ngerembet ke gue jarang mau kalau dia ajakin ke mall, ngumpul bareng temennya, gitu-gitu deh." Cheril mendengarkan sambil manggut-manggut.
"Sebenarnya masalah Echa, eh Echa kan namanya ya? Sama si kaya gue cuma butuh lebih diperhatikan cowok-cowok kita, mungkin lo nggak sadar aja lo terlalu sibuk juga sama urusan lo sendiri atau tadi apa lo bilang kerjaan? Emang lo dah kerja?"

"Hm ...." Begitu saja Angga menjawab.
"Kerja apa? Eh tapi balik ke masalah cewek lo, ya dia cuma pingin lebih diperhatikan aja lah sama lo."
"Kaya lo? " tanya Angga sambil sengaja senyum meledek pada Cheril.
"Iye! Kaya gue! Puas?!"
"Eits santai mbak ... nggak usah nge-gas."
"Ya makanya kalian para cowok itu peka dikit napa!" Angga tertawa mendengar Cheril bersungut-sungut.

Self Defense (Completed)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang