17:05 waktu Tokyo, kali ini Cheril sudah berada di connecting flight menuju Houston, dan penerbangan kali ini akan lebih panjang, memakan waktu hampir 12 jam di udara. Cheril berharap tidak ada kejadian di luar dugaan seperti di penerbangan sebelumnya.
Saat di imigrasi Tokyo, jarum dan ampulnya sempat dipermasalahkan, meskipun dia sudah menjelaskan kalau dirinya dokter, dan dia berniat meninggalkan saja sisa obat-obatan tersebut, tapi entah sepertinya petugas tersebut mendapat informasi apa di komputernya, akhirnya mengizinkan Cheril tetap membawa obat-obatan tersebut dan menyuruh Cheril untuk menyimpan obat tersebut dalam satu kemasan zipper bag (plastik bersegel) yang dia berikan dan memberi label pada masing obat-obatan tersebut, petugas tersebut menjelaskan ini untuk menghindari terjadinya masalah di negara yang Cheril tuju.
Cheril pun mengucapkan terima kasih dan segera melakukan apa yang dianjurkan oleh petugas imigrasi tersebut. Dia juga melihat ada catatan khusus dalam passportnya, yang ditujukan untuk Imigrasi Houston/Texas.Setelah di penerbangan sebelumnya dia hanya tidur kurang dari 3 jam, Cheril berharap kali ini bisa berlama-lama tidur di penerbangan panjang ini.
***Tika R Dewi***
Houston, 13:55, pesawat mendarat sesuai jadwal, Cheril bersyukur tidak ada kejadian yang aneh-aneh. Dia mendapat istirahat cukup dan bahkan sempat menamatkan novel yang sudah lama tertunda dan selalu berada di dalam tasnya tapi tak kunjung dibaca itu.
Pemeriksaan Imigrasi ternyata tidak terlalu sulit, mereka bahkan tidak menanyakan perihal obat-obatan yang dia bawa, ketika dia menunjukkan undangan konferensi yang akan dihadirinya mereka langsung mempersilakan Cheril melanjutkan perjalanan.Melanjutkan apanya, aku masih harus transit tiga jam lebih di bandara ini, akhirnya dia pun berniat mencari tempat yang bersih untuk salat, dan tempat yang kiranya menjual makanan halal, bandara ini tidak tersedia mushola atau surau, ketika Cheril bertanya tempat ibadah dia ditunjukkan Chapel, dia tetap mengucapkan terima kasih, akhirnya dia memutuskan meminjam nursery room untuk salat, dia membuka aplikasi shalat di HPnya untuk mengecek jadwal shalat dan melihat arah kiblat, menggelar sajadahnya dan sesaat melepas dunia untuk quality time dengan penciptaNya.
Setelah menjamak takhir Salat Zuhur dan Asar sekaligus barulah dia berniat mencari sesuatu untuk mengganjal rasa lapar. Melihat jam tangannya 16:27 masih ada waktu beberapa menit sebelum dia harus masuk area ruang tunggu. Diapun masuk ke sebuah minimart mengambil roti, butter dan menyeduh secangkir kopi. Tak yakin dengan apa yang dijual di resto akhirnya memutuskan hanya makan roti saja.
Connecting flight berikutnya harusnya lepas landas pukul 18:15 waktu setempat. Pada saat akan membayar tiba-tiba dari sudut matanya sekilas dia melihat sosok itu.
Sosok yang selama ini diam-diam selalu disebut dalam doanya, refleks dia akan mengejar, tapi kasir meneriakinya karena dia belum membayar apa yang dia ambil. Tak ingin ada masalah, dia menyempatkan merogoh 10 dolar dan meninggalkannya di counter kasir tanpa membawa roti dan kopinya atau meminta uang kembaliannya, dia langsung berlari keluar dari mini mart itu.Menengok ke kiri dan kanan sudah seperti orang gila dia mencari sosok yang tadi dia lihat, walau hanya sekelebat mata,
Kemana kamu, ke arah mana tadi? berlari kesana kemari dia ingat tadi orang yang sekilas dia lihat itu mengenakan pakaian hitam. Jadi dia fokus pada warna itu.
"Damn, mengapa banyak sekali yang memakai warna hitam?!" Masih menengok kesana kemari dia bicara pada dirinya sendiri, dan akhirnya dia melihat punggung itu. Punggung yang terakhir kali dia lihat di dermaga rahasianya.Diapun segera berlari mengejarnya, dan ketika sudah dekat dia langsung menarik siku kiri lelaki itu, sampai refleks badan si lelaki ikut terputar.
"Angga!" pekiknya.
Lelaki itu melihatnya, lama mereka berpandangan. Senyum Cheril berubah menjadi rasa sedih teramat sangat.
Dan lelaki itu hanya menatap bingung.
"I'm sorry," ujar Cheril lemas, "I thought you were someone else," lanjutnya.
Lelaki yang mungkin berusia awal 20 an dan sepertinya berdarah campuran arab melayu tersebut pun mengerti.
"Its okey," jawabnya sambil berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Self Defense (Completed)✔
RomansaDITERBITKAN (NOVEL DAN EBOOK) Sebagian part telah dihapus untuk penerbitan Cheril mulai jengah dengan pacarnya yang selalu sibuk sendiri dan jarang punya waktu untuknya. Hingga suatu malam dia dipertemukan dengan Angga yang telah menolongnya dari k...