ILY BABY 7

12.9K 573 12
                                    


Sachi terduduk lemas di sebuah bangku taman, tak jauh dari Six Restaurant. Sudah setengah jam ia hanya termenung disini. Ia masih mengingat semua pembicaraan dengan Mayang Soedarjo. Sepanjang perjalanan menemui Mayang, Sachi sudah menguatkan hatinya untuk bertutur sesopan dan setenang mungkin. Tapi hatinya tak bisa dibohongi. Kalimat demi kalimat yang dilontarkan Mayang sedikit meruntuhkan keyakinan pada dirinya sendiri.


Drtt.. drrt..!!

Sachi mencari ponsel didalam tas. Pria Tua Sewenang-wenang is calling. Hanya diam terpaku menatap layar tanpa berniat sedikitpun untuk menjawab panggilan tersebut, hingga panggilan tersebut berakhir. Pada lock screen ponselnya terpampang 35 missed call dan 20 message dari Arion.

Sachi membuang nafas kasar, namun air matanya tiba-tiba meluruh. Menyekanya lembut, namun mereka malah berlomba turun dan membasahi pipi Sachi. Sachi menyerah. Ia tersedu. Menutup wajah dengan kedua tangan yang bertumpu pada kedua paha. Nafasnya tersengal. Wajahnya memerah. Hidungnya pun memerah. Tangisan ini luapan hati terdalamnya. Sakit dan takut. Ia baru menyadari jika hatinya sudah jatuh sedalam ini.

" Sachi "

Sachi terlonjak saat mendongakkan kepala dan mendapati Aldo berdiri dihadapannya

" Al-aldo? "

" elo kenapa? ", tanyanya dengan wajah sendu. Hatinya bagai tersayat mendapati Sachi terduduk lemah, pucat dengan wajah berlumuran air mata.

Sachi mengatur nafas dan mengusap pipinya yang basah, " elo kenapa bisa disini? ", tak menghiraukan pertanyaan Aldo

" gue buntutin elo dari kampus "

Kedua mata Sachi melebar, " dari kampus? "

Aldo melangkahkan kaki dan duduk disamping Sachi, " sorry sebelumnya Chi. Gue lihat elo buru-buru keluar kampus dan ternyata ke restoran gue. Waktu gue tanya sama salah satu anak buah gue, katanya ada yang nungguin elo. Gue tunggu diluar, tapi ternyata elo udah kabur kesini "

" oh iya ya Six Resto punya elo! ", Sachi baru menyadari jika Six Restaurant kepunyaan keluarga Sastrawiguna dan Aldo sering membawakan mie goreng kesukaannya dari restoran keluarganya ini.

" ada apa, Chi? Ini pertama kalinya gue lihat elo nangis kayak gini ", Aldo membuang nafas perlahan. Ia cemas setengah mati saat menemukan Sachi tengah tersedu-sedu

" gue.. pengen lari. Tapi gue nggak bisa lepasin dia "

" dia? "


Mengalirlah cerita tentang Arion dari bibir Sachi. Betapa terkejutnya Aldo bahwa ternyata Sachi tengah menjalin hubungan dengan seorang pria. Tak tanggung-tanggung jika pria tersebut adalah putra tunggal keluarga Soedarjo. Jika menegok kebelakang, Aldo masih cukup sering berkomunikasi dengan Sachi lewat pesan chat atau telefon, tapi tidak pernah sedikitpun Sachi menyinggung masalah ini.

" maaf, Al. Gue paham yang gue ceritain ini bakal nyakitin elo ", Sachi mengusap sudut matanya yang basah.

Sejak awal, sejak ia tahu jika Aldo memiliki perhatian khusus padanya, ia sudah menjaga jarak. Ia pun sudah mengatakan langsung jika hatinya tak bisa memberikan lebih dari sekedar ruang persahabatan. Dan sekarang, hal yang seperti ini terjadi lagi. Sachi tetap merasa bertanggungjawab untuk mengatakan semuanya pada Aldo. Sebab Aldo-lah yang menjaga dan menghibur hatinya ketika kejadian seperti ini terjadi dalam setiap hubungan yang dilalui Sachi.

" kenapa baru bilang sekarang, Chi? "

" gue pikir gue masih bisa menjaga hati dan pikiran gue, tapi ternyata gue udah jatuh dalem banget, Al " mata Sachi menerawang kedepan, " gue sengaja nggak kasih hati gue ke dia sepenuhnya. Pada awalnya. Tapi semakin kesini, gue sendiri yang nggak bisa lepasin dia ", menoleh kearah Aldo yang diam dengan tatapan pias, " maafin gue, Al "

ILY BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang