ILY BABY 8B

12.1K 683 22
                                    

Tahun pertama hubungan jarak jauh membuat Arion tersiksa. Ia bahkan sering meminta Sachi mengaktifkan skype di ponselnya 24 jam. Jika tidak ia akan uring-uringan dan berujung meneror Sachi setiap 15 menit. Ketika Sachi sedang meeting pun, ia wajib menyalakan skype meski tidak ada komunikasi antara mereka karena Sachi sibuk memperhatikan meeting dan Arion dengan pekerjaannya.

Hal lain yang membuat Sachi cepat terkena serangan jantung adalah jika Arion tiba-tiba pulang diluar jadwal liburnya. Entah bagaimana dia bisa melakukan itu. meskipun ia memiliki jabatan bagus di perusahaan offshore di tempatnya bekerja saat ini, tetapi walau bagaimanapun dia masih karyawan biasa. Perusahaan itu pun belum sepenuhnya selesai kembali ke tangan Soedarjo Group.


Seperti di tengah minggu di bulan ke lima, Sachi yang habis mandi setelah pulang kerja terkejut setengah mati mendapati Arion tengah duduk di atas tempat tidurnya, di kos.

" ASTAGA! PAK RION?! ", Sachi spontan memekik saat membalikkan badan dan melihat Arion tengah duduk bersandar di kepala ranjang.

Arion meletakkan jari telunjuk di bibir dan Sachi reflek mengikutinya dengan membekap mulunya sendiri. Ia berjalan mendekati ranjang. Arion masih bersedekap dingin. Sorot matanya mengikuti gerakan Sachi yang duduk disamping ranjang

" kapan datang? ", tanya Sachi setengah tak percaya jika dihadapannya ini benar-benar tunangannya

" 10 menit yang lalu ", Arion melirik arloji di pergelangan tangan kiri. Ia beringsut maju dan melepas gulungan handuk yang melilit di atas kepala Sachi. Menyisir rambut setengah basah Sachi dengan tangannya, merangkum jadi satu kebelakang dengan sebelah tangan dan mengecup lekukan leher Sachi yang lembab dan khas aroma sabun.

" s~stophh.. ", Sachi berdesis menahan sengatan gigitan di lehernya seraya mendorong tubuh Arion menjauh, namun sia-sia. Arion yang tenaganya 5x lebih besar, dengan sekali sentakan berhasil mengungkung tubuh Sachi dibawah kedua kakinya.

Sachi menelan ludah saat Arion membuka jas diikuti dasi dan kemeja putih dengan cepat. Baru saja ia berkedip, kedua tangannya sudah diikit diatas kepalanya dengan menggunakan dasi. Sachi melotot ngeri karena ini pertamakalinya Arion mengikatnya begini. Pikirannya yang terbang tanpa arah itu kembali menapak ke bumi ketika Arion merobek kancing kemeja piyama yang dipakainya.

" wait.. wait.. wait.. wait.. wait.. wait.. wait.. wait.. ", Sachi berusaha menenangkan Arion yang sudah berkilat penuh nafsu dan nafas yang pendek-pendek. Tapi alam bawah sadarnya mengatakan percuma. Arion yang tengah dibalut kuasa instinct primitif-nya itu tidak akan bisa ditahan hingga ia akhirnya menyalurkan dan menyelesaikan pelepasannya.


~~~

Dua jam dibuat kepayahan, Sachi memaksakan diri untuk bangkit dari tempat tidurnya.

" mau kemana, Sayang? ", Arion menahan tubuh Sachi yang bergulung selimut dengan sebelah tangannya. Sachi meliriknya sinis, setengah berdengus kesal

" laper tau! ", sungutnya

Arion tertawa dan melepaskan pelukan di perut Sachi dan membantunya duduk diatas ranjang serta mengambilkan baju di lemari. Piyama yang dibuang sembarangan di lantai, sudah tak layak pakai.

" mau makan apa tengah malam begini? ", Arion melirik jam kecil diatas nakas. Pukul setengah 11 malam. Ia sudah kembali rapi dengan kemeja dan celana kainnya. Ia lupa meminta Sachi menyimpan beberapa buah baju di lemari kosnya.

" gimana caranya Bapak bisa masuk kesini? ", pertanyaan yang sejak awal ingin ditanyakan Sachi, sebab kosnya ini khusus wanita dan tidak mungkin Arion datang dari pintu masuk dibawah sana. Penghuni lain sudah pasti histeris.

ILY BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang