ILY BABY 10

10.8K 665 89
                                    

Tahun ketiga

Sachi kadang masih tak menyangka jika ia mampu bertahan tiga tahun ini. Menahan cacian Mayang Soedarjo yang sepertinya tak jua surut. Ya di tahun ketiga ini pun Mayang masih memandang sebelah mata dirinya dan Sachi masih menutup mulut akan hal ini dari Arion. Setiap kali terror itu menimpanya, ketika dirinya hampir putus asa, ingin meluapkan segala kekalutan hati, namun acap kali urung saat melihat wajah lelah Arion baik secara langsung maupun skype atau panggilan video. Sungguh ia tak sampai hati menambah beban pikiran kekasih hatinya itu.

Tak terhitung banyaknya hal yang dilakukan Arion untuk mempertahankan Sachi disisinya. Banyak cara pula yang dilakukan supaya Mayang mau mengakui Sachi sebagai satu-satunya pasangan Arion. Dan Sachi masih membuka jalan bagi Myesha untuk menunjukkan perasaannya pada Arion. Sachi sendiri pun tak mengerti kenapa ia bisa melakukan ini. Tak jarang merasa betapa bodohnya dia mencoba menguji Arion yang jelas-jelas begitu setia pada hatinya. Tapi ia juga heran kenapa Arion tak pernah menolak atau menghindar padahal sangat jelas Sachi membiarkan bahkan tahu kalau mereka beberapa kali bertemu.

****

Minggu siang, 13:15

Sachi menggeliat penuh nikmat setelah hibernasi panjangnya. Kemarin sabtu dia harus masuk kantor karena draft rancangan proyek pembangunan jembatan antar pulau terhapus karena virus. Arion mengomelinya panjang lebar karena dirinya lembur hingga hampir jam 6 sore, dan sepanjang itu pula Arion mengawasinya via skype. Beruntung teman-teman kantor yang ikut lembur tidak terganggu dengan kondisi itu.

Sachi segera turun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Beruntung kamar mandi ada di dalam kamar kosnya. Jadi dia tidak perlu mengantri seperti yang lain. Kamar kosnya ini terbilang cukup besar dengan ranjang queen size, lemari baju, meja rias, kamar mandi yang bersebelahan dengan pantry kecil, lengkap dengan bak cuci piringnya. Tapi untuk memasak, pemilik kos menyediakan dapur umum di lantai atas dan bawah. Kamar Sachi ada dilantai atas.

Selepas mandi dan memasak nasi beserta ayam saus tiramnya, Sachi kembali ke kamar untuk makan sarapan sekaligus makan siang. Belum juga satu suap masuk kedalam mulut, ponselnya berdering. Sedikit kesal, Sachi tetap menjawab panggilan itu.

" ya Pak "

" kamu pingsan?! "

Sachi sampai harus memundurkan telinga mendengar teriakan Arion diseberang telefon

" maaf baru bangun, mandi dan masak "

Terdengar helaan nafas berat disana, " capek, sayang? "

" lumayan ", sambil mengaduk-aduk piring makannya. Masakannya begitu menggoda. Perutnya sudah keroncongan dan melilit, tapi ia tahu jika makan sambil menjawab telefon sangatlah menganggu.

" saya telfon dari semalem nggak kamu angkat "

" iya maaf nggak denger, pak "

" saya mau minta tolong sama kamu. Tolong ambilkan dokumen saya di apartement "

" Pak Sony? "

" dia keluar kota sama Pak Anwar. Seminggu "

Sachi mengangguk. Membenarkan ucapan Arion karena memang Pak Anwar memang tak ada di kantor sejak tiga hari yang lalu. Ternyata ada urusan ke luar kota bersama.

" saya makan dulu ya, Pak. Nanti jam tiga sore saya ke apartement ", Sachi melirik jam dindingnya. Jam 14:20

" sekarang aja. Urgent, sayang. Dokumen itu harus segera dikirim ke kantor saya untuk meeting besok "

" saya laper beneran ini, Pak ", Sachi protes seraya mengusap perutnya yang kempes

" bungkus dan bawa ke apartemen. Nggak sembarang orang saya kasih tahu kode pintu apartemen, sayang "

ILY BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang