mela masuk ke dalam kamarnya dan melemparkan tubuh mungilnya ke kasurnya
ia sungguh lelah bahkan ia lupa untuk memakan makanan yang tadi ia beli,bahkan matanya kini kian menyipit , ia memiringkan badan danmeraih guling untuk dipeluknya
sampai kesadaranya hampir habis ada suara musik yang keluar dari hp nya
ia mengeliat tidak nyaman dan mendengus pelan, ia bahkan belum juga sampai akan sebuah mimpi yang indah
ia gerakan tanganya mengambil hp nya yg terus saja berdering , matanya pun masih menyipit,tapa ia melihat nama ia langsung menerima panggilan itu
"halo"ucap mela sambil mengucek ucek matanya
"hai"ucap seseorang di sevrang sana
mela terkejut , ia mengenali suara ini ,ini suara....Saga orang yaang membuatnya bad mood hari ini sunguh menyebalkan
"dari mana lo dapapet no gue"ucap mela dengan nada agak meninggi karena kaget
"biasa aja dong, gak usah teriak teriak, gue dapet no lo dari mama gue katanya dari ante daniar"
"what,dari mama ,buat apa coba"
"jodohin kali"
"amit amit deh"
"amit amit tapi masih mau telponan"
skak math , ia langsung mengahiri panggilan sepihak,tak mau diangap suka jika ditelfon orang yang baru di kenalnya itu
lagi lagi hp nya berdering,dengan kesal ia mengangkatnya
"APA LAGI"kini ia suudah tersulut emosi
"apasih mel ini gue dira"
"eh sori sori dir,gue kira siapa"
"makanya kalo angkat telgon liat dulu namanya"
"iya iya,BTW ada apa nelfon"
"gue sama yang lain mau ngumpul ke rumah kara,ikut gak"
"ok , tapi jemput"ucap nya dengan manja,seseorang di sebrang sana bergidik ngeri
"ya ampun nay,rumah kara itu di samping rumah lo,masa harus jempit sih"
"iya iya,gue siap siap dulu"
"cepet"
tut tut tut
panggilan diputuskan oleh dira,ia bahkan sudah siap
dari tadi hanya saja rambutnya sedikit berantakan,ia berjalan menuju meja rias dan sedikit menyisir rambutnya,dirasa sudah cukup ia keluar"maa,aku ke rumah kara dulu"ucapnya saat sampai di ruang tengah
"iya"ucap daniar mamanya dari arah ruang keluarga,sudah kebiasaan, mamanya adalah korban dari sinetron sinetron alay itu,bukan menghina ia hanya tidak suka betapa tersiksanya sang peran utama,ia tak tega sangat tak tega
ia keluar dan berjalan santai ke arah rumah kara yang dapat ia jangkau dengan berjalan beberapa langkah saja,ia sampai dan langsung masuk tanpa permisi
"eh dasar tuyul lo,masuk masuk gak ketuk pintu atau salam malah nyelonong aja"baru ia masuk ia sudah si ceramahi oleh bu ustazah kara
mela hanya menyengir"lupa"ucapnya dan langsung berjalan menghampiri para sahabat dan memilih duduk di tengah tengah lala dan dira
"iya lupa tapi jangan keseringan"
"iya in aja deh biar seneng"
mela melihat para sahabatnnya satu per satu,tapi kaya ada yang kurang,ia mulai menghitung ,pertama ia menunjuk dirinya sambil menyebutkan angka satu,dan menunjuk sahabat lain ,tapi baru hitungan ke empat ia berhenti
KAMU SEDANG MEMBACA
Amela
Fiksi RemajaBudayakan FOLOW sebelum membaca "Biarlah hati yang menentukan "- Amela . . . . . [Selow updete] Penasaran ..? Baja yuk sekalian vot men