ini hari senin ,dimana merupakan hari menyiksa bagi siswa -siswi di sekolah ini
upacara ditengah teriknya mentari , harap harap kondisi mendung agar tidak terlalu terasa panas , namun realita tak sesuai ekpetasi
ditambah ceramah sang pembina upacara yang lamanya naudubilah , lagi pula ceramah yang disampaikan itu itu saja , mengenai ketertiban kebersihan dan sebagainya
"gue lempar tu guru dosa gak ya,oh God lama banget ,mana panas lagi ,situ enak gak kepanasan"
rasanya semua murid ingin mengumpat
ahirnya upacara pun selesai dan langsung dihadiahi ucapan syukur semua siswa serempak
mela dan yang lain melangkah pelan menuju tempat duduk mereka masing masing , dan betapa tersiksanya kelas mereka setelah panas panasan sekarang dihadapkan dengan mapel paling mengerikan apalagi kalo bukan fisika
bu tuti masuk bersama seorang siswa baru di sebelahnya
'saga'satu kata yang keluar di otak mela ketika melihat orang tersebut
guru fisika bertubuh gempal itu pun mengucapkan salam dan menyuruh orang disampingnya untuk memperkenalkan diri sebaga penghuni baru kelas tersebut
"hai nama gue sagara ,panggil aja saga , salam kenal "
tak seperti yang lainnya ,yang menatapnya penuh kekaguman tapi mereka menatapnya masa bodo dan kembali mengamati buku yang sudahtersusun rapi di mejanya masing masing
"oke silahkan kamu duduk disamping andra ,dan kamu andra angkat tangganmu "
"dan mari kita mulai pelajaran pada pagi hari ini"
andra mengankat tangannya dan kemudian saga berjalan dan tersenyum ke arah andra , ia sedikit menengok ,mengamati mela yang asik bergelayutan dengan buku
ia duduk ,andra menyodorkan tangannya ke saga ,saga yang engerti meraih tangan andra
"andra regiansyah, pangil aja regi biar keren"
"saga"
"udah tau ,oh ya itu yang didepan temen gue "
merasa dibicarakan kedua orang tersebut menoleh
"gue vian"
"gue arjuna ,pangil aja arjun tapi jangan sayang ,berasa homo"
saga hanya terkekeh melihat teman barunya yang menurutnya menarik
disisi lain mela sudah merasakan kantuk akan pelajaran kini ,ia merapatkan wajahnya ke meja
1menit
2menit
3menit
4menit
"amela..."suara toa khas bu tuti itu membuat mela terbangun dan menatap kearah bu tuti yang kini telah bersiap siap berjalan ke arahnya
mela memndang sang guru yag kini berada di dekatnya engan tampang polosny
"kenapa ibu pangil saya"
"kenapa kamu tidur di jam pelajaran
saya ,kamu tau ibu paling gak suka ada yang tidur di jam saya""tau bu"
"tapi kenapa kamu melakukanya"
"saya ngantuk bu ,saya minta maaf"
"baik kali ini ibu maafkan tapi kerjakan soal di depan"
mela pun langsung maju mengambil sepidol dan mencoret coret papan tulis dengan lincah setelah dikira jawaban sudah tepat ia meletakan sepidol dan pamit ke mejanya
bu tuti tersenyum "bagus mela semuanya enar"
'prok...prok...prok'
mela tersenyum menanggapi
mela merupakan juara umum di kelasnya jadi tak diragukan lagi tingkat kepintaran otaknya
saga terkesima selain memiliki wajah yang ayu ternyata mela juga memiliki otak yang religius
"senyum senyum aja lo ,kesambet penunggu pohon mangga belakang sekolah ya lo"
saga yang sadarpun membulatkan mata"enak aja lo ngomong "
regi terkekeh kemudian berkata
"lo suka sama mela ya dari tadi liatin terus"saga menoleh dan mengedikan bahu tanda ia tak tau ,yang ia rasakan sekedar kagum atau memang benar benar suka
regi menghela nafasny panjang
"kalo lo beneran suka perjuangin kalo lo cuma main main mending jangan ,dia udah pernah disakitin, kalo lo masih ragu ,saran gue pastiin ,dia terlalu baik untuk disakitin""kok lo kaya kenal banget sama dia"
sebelum regi menjawab bu tuti menoleh dan mengisaratkan agar mereka tetap diam
kringgggg
"oke anak anak hari ini cukup ,asalamualaikum"
"walaikumsalam"jawab mereka kompak
para siswa/i pun keluar dengan senang hati untuk memuaskan napsu makan mereka masing masing
hari ini mela dan yang lain tidak ikut menuju kantin karna niatnya mereka akan mengusili geng safa, mereka menggunakan cara yang lebih halus di banding pembulyan
kara merogoh tas dikeluarkanya sebuah kotak berisi beberapa ekor tikus ,di bukanya kotak tersebut dan mereka sama sama bergidik ngeri
pikiran mereka menerawang bagaimana ekpresi safa dan kawan kawannya, mengigat tikus merupakan salah satu binatang yang membuat safa dan kedua sahabatnya spot jantung ,bukan karena jatuh cinta terhadap tikus melainkan jijik dan takut menjadi satu
mela terkekeh membayangkannya, ia taksabar melihatnya secara live
"aksi dimulai"ucap kelimanya dan berjalan di koridor yang sepi , dan memasuki kelas safa yang tepatnya tak jauh dari kelas mela
kini kelimanya akan memperlancar aksinya dengan menaruh tikus tikus tersebut kedalam tas mak lampir a.k.a safa dan antek anteknya
"selamat menjalani hukuman mak lampir"
"gue jadi gak sabar liat gimana terkejod tu para dugong dugong"
"pasti seru"
"hm "
"eh jangan berisik entar kita ketauan ,mending kita pergi dulu"
semuanya menganguk dan langsung pergi ke kelas ,dengan senyum khas mereka
satu per satu pun masuk ke kelas termasuk saga dan kawan kawan barunya
mela kara dan naya berdiri duluan"dir nanti kalo guru dateng bilang kita ke Uks ,nanti kalian nyusul aja bilang mau ke toilet ,gue gak mau ngelewatin itu"
lala dan dira mengangguk ,tak berselang lama keluarnya Mela Kara dan Naya ,bu Aisyah seorang guru agama itu masuk
Lala dan Dira maju "bu saya pamit ke belakang ,perut saya sakit"
"kenapa berdua gak kamu aja"
"gimana ya bu ,saya takut aja sendiri "
"baiklah kalau gitu "
"makasih bu saya pamit dulu"
mereka berjalan dengan tergesa gesa ke luar
"tunggu dulu" suara itu seperti rem bagi mereka berdua ,mereka berhenti
dan meneguk sliva nya susah payang ,mereka berbalik dan sama sama bertanya'kenapa'"kalian tau teman teman kalian yang lain mana"
"eh hmm itu bu naya seseknya kambuh , kalo Kara sama Mela cuma nganter ke UKS"
"ok jangan lama lama"
"iya bu"
vote and comen
ditunggu

KAMU SEDANG MEMBACA
Amela
Fiksi RemajaBudayakan FOLOW sebelum membaca "Biarlah hati yang menentukan "- Amela . . . . . [Selow updete] Penasaran ..? Baja yuk sekalian vot men