Hurt (chapter 12)

3.6K 192 11
                                    

Chapter 12

Maaf baru update, mohon maklumi typo bertebaran dimana mana

Pagi ini aku memandang langit cerah di balkon rumah sakit yang langsung mengarah ke taman rumah sakit. Aku melihat banyak anak kecil bermain disana. Senang sekali rasanya melihat wajah lucu nan lugu anak kecil itu, mereka tertawa lepas saat sedang bermain.

Mataku tertuju kepada seorang anak perempuan yang tampak murung. Menatap anak lain bermain bersama dengan orang tua mereka.

Hatiku mulai tergerak ingin menemui anak kecil yang sedang sendiri itu. Namun saat ingin berbalik seorang lelaki langsung menarik paksa pergelangan Tanganku.

"Ikut aku"kata namja itu mencengkram pergelangan tanganku.

"Aww, sakit Sehun. Tolong lepas ini sakit"kata ku.

Ya lelaki yang ku maksud adalah Sehun suami ku sendiri.

"Kemana saja kau, kau mencoba kabur"kata Sehun tajam.

"Aku tak akan lari, kau pasti tak akan membiarkan aku hidup tenang kan"kata ku mencoba untuk melawan Sehun.

Karena sungguh aku sudah tak tahan di perlakukan seperti binatang olehnya.

"Ooo jadi sekarang kau berani melawan ku, dasar jalang"kata Sehun.

Ia langsung Mencengkram wajahku dan menghimpit tubuhku di dinding balkon rumah sakit.

Aku berusaha melawan dan mendorong dada bidang Sehun agar tak terlalu dekat dengan tubuhku. Karena aku sungguh cukup lelah dengan perlakuannya yang semena-mena terhadap ku.

"tuan tolong le...pas mmmm"kata ku sambil melotot karena ciuman tiba-tiba Sehun.

Sehun tiba-tiba menciumku dengan sangat kasar.

"Hmmppp Lep...hmmp"kata ku ingin menangis karena Sehun sungguh keterlaluan.

#sehun

Aku melihat ia berdiri di balkon rumah sakit dan dengan cepat aku mulai mendekatinya, namun tiba-tiba ia berbalik dan mencoba ingin pergi. Aku pun langsung mencengkram tangannya dengan kuat.

"Ikut aku"kata ku sambil mencengkram pergelangan tangan hani.

"Aww, sakit Sehun. Tolong lepas ini sakit"katanya mungkin dia merasa kesakitan, tapi aku tak peduli.

"Kemana saja kau, kau mencoba kabur"kataku menatap hani tajam sambil menahan amarah, entah mengapa aku selalu marah saat iya menyebut namaku tanpa ada embel-embel tuan.

"Aku tak akan lari, kau pasti tak akan membiarkan aku hidup tenang kan"katanya mencoba untuk melawanku.

"Ooo jadi sekarang kau berani melawan ku, dasar jalang"

Aku langsung Mencengkram wajah hani dan menghimpit tubuhnya di dinding balkon rumah sakit.

Ia berusaha melawan dan mendorong tubuhku, namun aku tak bisa membiarkan dia melawan ku, karena dia itu hanya wanita lemah dan payah.

"tuan tolong le...pas mmmm"katanya

Namun entah kenapa aku selalu tertarik dengan bibir tipisnya. Dan aku tiba-tiba menciumnya dengan sangat kasar.

"Hmmppp Lep...hmmp"kata hani, dan aku merasa dia mulai menangis terisak, aku tak peduli karena aku senang melihat dia tengah tersiksa.

#author

Di saat adegan yang tak sewajarnya dilakukan di rumah sakit itu, Hani dengan begitu kuat mendorong dada bidang milik Sehun, disaat Sehun tengah menikmati ciuman itu.

"Tuanmm kumm mohon lepasmmkan"kata hani seraya terus memukul dada bidang milik Sehun. Namun tangan kekar nan ber otot Sehun sangat kuat mencengkram tengkuk leher Hani, agar ia bisa memperdalam ciuman tersebut.

Namun, saat Sehun tak hentinya memperdalam ciumannya pada bibir tipis Hani, tiba tiba ia merasakan Hani mulai tidak ada perlawanan lagi, seketika itu ia mengakhiri ciuman nya itu. Tiba-tiba ia terkejut melihat hani pingsan dan tak bergerak sama sekali, karena Hani merasakan sesak di dadanya.

"Yak, jalang bangun, merepotkan saja"kata Sehun

Sehun pun mulai menggendong Hani ala bridal style dengan santainya ia membawa Hani berjalan di koridor rumah sakit, seharusnya ia panik karena dari tadi Hani tidak bangun-bangun. Namun namanya juga Sehun dia tak pernah menggap Hani orang yang spesial di matanya, walaupun Hani mati di gendongannya pun ia tak peduli.

Orang-orang yang melihat keadaan Hani yang begitu pucat pasi dengan bibir yang membengkak di gendongan seorang pria dingin itu, hanya menatap Hani dengan tatapan iba. Mereka ingin sekali membantu Hani dengan cepat-cepat memanggil dokter ataupun suster karena melihat keadaan Hani yang seharusnya cepat untuk di selamatkan karena wajahnya terlihat seperti orang yang kekurangan oksigen.

Tapi apalah daya mereka, mereka takut dengan orang yang sedang menggendong Hani.

#skip koridor
#ruangan Hani
Sehun dengan kurang ajarnya langsung menghempaskan tubuh mungil Hani ke kasur rumah sakit itu, tanpa rasa bersalah sekalipun. Dia tak perduli dengan keadaan hani, ia hanya ingin Hani merasakan kematian secara perlahan-lahan agar Hani dapat merasakan sakit hati yang ia rasakan saat ia dijodohkan dengan Hani.

"Braak, hah menyusahkan saja, masih untung aku menggendongmu sampai ruanganmu ini, padahal seharusnya aku melemparkan mu di balkon saja, tapi aku tidak sejahat itu, aku ingin kau merasakan kesakitan yang begitu dalam maka dari itu aku butuh nyawamu untuk saat ini"kata Sehun tajam

Tiba-tiba suster datang melihat keadaan Hani, ia sangat terkejut melihat tubuh Hani yang mulai membiru, ia buru-buru memasangkan selang oksigen, agar Hani bisa bernafas.

Sehun yang melihat itu hanya menatap sekilas apa yang dilakukan suster itu kepada Hani.

"Tuan, mengapa tuan tidak memanggil suster disini, saat kondisi istri tuan sangat mengkhawatirkan seperti ini, kondisi seperti ini kalau tidak segera di tangani, akan menyebabkan kematian"kata suster itu kepada Sehun.

"Tak perlu kau menceramahi ku, kau urus saja dia"kata Sehun.

Suster itu kemudian langsung tertunduk mendengar Jawaban Sehun, ia tak pernah melihat orang seperti ini, yang tidak peduli sama sekali terhadap istrinya sendiri.

"Baik tuan, maafkan saya"kata suster itu.

Kemudian Sehun pun langsung keluar dari ruangan rumah sakit itu. Menuju ke mobilnya yang ada di parkiran. Ia langsung melaju menuju rumah nayeon.

#back to ruangan Hani

" kasian , suaminya tidak peduli sama sekali dengan dia, namun sepertinya istrinya ini orang baik, cantik dan juga ramah"kata suster itu membatin sambil menatap Hani yang tengah terbaring dengan selang infus di hidungnya.

"Semoga anda bisa tabah"kata suster itu prihatin melihat keadaan Hani

#skip

Hani mulai siuman dan tersadar dari pingsannya. Ia merasa ada yang berbeda pada sekitarnya.

" mengapa aku berada di kamar ini lagi"Kata Hani kebingunan, dan ia melihat tabung oksigen yang berada di hidungnya.

"Ada apa ini, bagaimana aku bisa disini"kata hani, padahal ia mengingat saat ia bersama Sehun yang menciumnya, dan setelah itu ia pingsan.

Hani mulai tersenyum mengingat kejadian ia bersama Sehun.

"Akhirnya Sehun mulai peduli padaku , karena telah menggendongku ke ruangan ini"kata hani sambil tersenyum.

Andai Hani tahu yang di lakukan Sehun, mungkin Hani tak akan tersenyum seperti itu. Hani hanya mengingat kenangan manis bersama Sehun walaupun itu tak terlihat sama sekali, namun Hani telah di butakan oleh cinta yang begitu dalam.

      HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang