Pelajaran olahraga pun berlangsung, Danka dan Marsya dengan nekat mengikuti pelajaran tersebut, padahal mereka berdua masih merasa tidak enak badan. Setelah mengganti seragamnya, Marsya berjalan kembali ke kelasnya. Di tengah perjalan, tiba tiba Marsya kembali merasakan sakit dibagian perutnya kepalanya pun terasa pusing. Benar saja, Marsya hampir terjatuh bila saja seseorang tidak menahan badannya.
"Sya, lo sakit? "
"Eh Za, nggak kok. " ucap Marsya
"Tapi lo pucat banget. " ucap Diza
"Perasaan lo aja kali. Gua sehat kok. " ucap Marsya hampir terjatuh untuk yang kedua kalinya
"Tuh kan Sya, lo lagi nggak fit. " ucap Diza kembali menahan tubuh Marsya
"Gua cuma sedikit pusing aja kok Za, lo nggak usah khawatir. Gua olahraga dulu ya, takut telat. " ucap Marsya berjalan pergi meninggalkan Diza
Diza yang mengkhawatirkan kondisi Marsya langsung kembali menarik tangan Marsya sehingga membuatnya terbalik menghadap Diza.
"Gua percaya kok sama lo. Tapi kalau lo benar benar udah nggak kuat, jangan paksain ya." ucap Diza memegang pundak Marsya
"Gua nggak mau lihat lo kenapa napa. Gua balik ke kelas dulu ya. " sambung Diza memegang pipi Marsya
Mungkin perasaan Marsya saat ini benar benar tidak dapat ditebak, dia sangatlah senang dan deg degan, ketika Diza menyentuh pipinya dengan lembut. Dengan perasaan senang Marsya pergi menuju lapangan.
"Lo kenapa Sya? " tanya Adit
"Gua lagi senang banget. " Jawab Marsya
"Senang kenapa lo. " tanya Danka
"Pipi gua. " jawab Marsya
"Pipi lo baik baik aja kok Sya. " ucap Adit menyentuh pipi Marsya
"Ih Adit jangan dipegang, nanti hilang kesannya." kesal Marsya
"Hehehe sorry Sya, eh gua dipanggil guru. Gua pergi dulu ya. " ucap Adit pergi meninggalkan Danka dan Marsya
"Emang kenapa sih. " ucap Danka
"Tau nggak, pipi gua habis dipegang sama Diza. Sumpah gua deg degan campur senang. " ucap Marsya begitu senangnya
"Seriusan. " ucap Danka tidak percaya
"Iya serius, dia megang pipi gua kayak gini nih. " ucap Marsya menyontohkan kejadian tadi dengan memegang kedua pipi Danka
Danka yang pipinya disentuh Marsya menjadi salah tingkah, entah kenapa jantungnya terasa berdetak sangat cepat. Dengan cepat Danka melepaskan tangan Marsya dari pipinya.
"Cieeee, asik nih dipegang doi pipinya." goda Danka
"Iya dong. " ucap Marsya
"Gua kapan ya, kayak gitu. " ucap Danka
"Minta aja sama doi lo. " ledek Marsya
"Udah kok, gua juga pernah ya dipegang kayak gitu pipinya. " ucap Danka
"Oh ya, masa sih. " ucap Marsya
"Nggak percayaan amat sih. " ucap Danka
"Kapan? " tanya Marsya
"Barusan. " jawab Danka
"Hah barusan." ucap Marsya bingung
"Iya... Barusan.. " ucap Danka gugup
"Oh maksudnya sebelum olahraga. Beneran Ka, kok nggak cerita cerita sih. " ucap Marsya
"Buat apa. " ucap Danka
KAMU SEDANG MEMBACA
Flavored ( Will All End Happily) [END]
Teen FictionKisah seorang cewek yang hanya bisa memendam dan menyembunyikan perasaannya. Hingga dia rela merelakan perasaannya. Apakah dia akan mendapatkan pasangan sejati?