Seokjin membuka matanya pelan, dan kembali mendapati dirinya berada dibawah pohon bunga sakura. Namja itu menegakkan tubuhnya yg sejak tadi bersandar disebuah pohon sakura, dan mengitari pandangan kesekitarnya.
"tempat ini lagi" gumam Seokjin dengan suara rendah
Dengan gerakan pelan Seokjin bangkit, dan melangkah menelusuri hutan sakura itu. Seokjin coba mencari jalan keluar dari tempat itu, namun dia hanya berputar-putar ditempat yg sama. Sampai akhirnya Seokjin mendapati sosok yeoja yg mengenakan hanbok sutra berdiri tenang memandang helai bunga sakura yg berguguran. Diapun melangkah mendekat, coba bertanya pada yeoja itu.
"jogiyo" panggil Seokjin
Yeoja itu menoleh, namun sinar matahari menghalangi mata Seokjin melihat wajahnya. Seokjin coba melangkah lebih dekat, namun tiba-tiba namja itu merasa tubuhnya ditarik menjauh dari yeoja itu. Tubuh Seokjin terhempas keras ketanah, setelah dirinya merasa melewati ruang yg dipenuhi cahaya terang. Kini mata namja itu membulat, melihat keadaan disekitarnya.
"igot mwoya?" Seokjin cepat bangkit
Mata Seokjin mendapati banyak orang yg saling mengayunkan pedang kini. Bahkan beberapa mayat nampak terbaring tak jauh dari tempatnya berdiri. Seokjin benar-benar bingung dengan situasi itu, namun sebelum kebingungannya hilang dia dibuat terkejut dengan sebuah suara teriakan.
"Panglima...dibelakang anda" ucap suara namja yg tak dikenal
Seokjin menoleh dan mendapati seorang namja bertubuh besar mengarahkan pedang padanya. Dengan gerakan reflek Seokjin melindungi dirinya dengan mengayunkan sebuah pedang yg dia sendiri tak mengerti datang darimana. Seokjin menangkis keras ayunan pedang namja besar itu, membuat senjata yg dipegangnya seketika jatuh ketanah
"kurang ajar" namja itu terlihat geram karena gerakan Seokjin berhasil membuatnya kehilangan senjata
Dengan wajah marah namja itu bersiap menghajar Seokjin, namun gerakan tangan Seokjin yg seolah bekerja tanpa perintahnya segera menghunuskan pedang kearah namja itu. Seketika pedang yg dibawa Seokjin menghujam jantung namja besar tersebut, membuat darah namja itu mengenai tubuhnya.
"Panglima perang dari Manchu sudah mati, kita menang..." teriak seseorang
Seokjin yg saat itu masih terkejut dengan kematian namja dihadapannya tak ambil peduli dengan keadaan ditempat itu. Suara teriakan kemenangan dan juga riuh suara kaki kuda diabaikan begitu saja. Seokjin mengarahkan pandangan ke kedua tangan dan mendapati darah segar dari namja yg dibunuhnya menempel disana.
Bau anyir yg menyengat membuat kepala Seokjin pusing, membuat namja itupun akhirnya jatuh pingsan.
Seokjin tak tahu berapa lama dia pingsan, sampai akhirnya perlahan namja itu membuka mata. Wajah Minju yg menatap kearahnya cemas segera tertangkap mata Seokjin ketika namja itu sadar. seketika senyum menghiasi bibir Minju ketika mata Seokjin membuka lebar.
"oppa...kau sudah sadar" ucap Minju dengan wajah cerah
Seokjin tak menjawab, namja itu coba bangkit dan terduduk diatas ranjang. Namja itu mencoba meraih seluruh kesadarannya, dan menatap kesekitar tempatnya berada saat itu yg terasa sangat asing.
"ini dimana?" tanya Seokjin pada Minju
"oppa ada dirumah sekarang" jawab Minju
"rumah?" kening Seokjin berkerut
"ne...oppa ada dirumah saat ini. Tiga hari yg lalu oppa dibawa prajurit pulang dalam keadaan pingsan. Dan selama itu juga oppa terus terbaring disini tak sadarkan diri. Selama tiga hari ini aku terus menunggui oppa dengan cemas, sementara imo mencari obat untuk oppa" terang Minju
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing You
FanfictionKau dimasa lalu memang bukan milikku, dan aku melepasmu. Bukan...bukan karena aku tidak mencintaimu. Tapi karena aku terlalu mencintaimu. Keegoisanku ingin kau tetap disisiku dimasa depan nanti. Sehingga mengharuskanku melepaskanmu dimasa lalu Story...