Seokjin terlihat memandang lurus Kwangsun yg merapikan barang2 miliknya, membuat namja itu sedikit kebingungan. Dengan langkah lemah diapun menghampiri Kwangsun, dan berdiri disisi yeoja itu
"omma...apa kau akan pergi?" tanyanya
Kwangsun menoleh pada Seokjin, kemudian menggeleng pelan
"ani...kita akan pergi" jawab Kwangsun
"kita?" ulang Seokjin
"ne...kita...aku, kau juga Minju, kita semua akan pergi meninggalkan ibu kota" terang Kwangsun
"kenapa kita harus meninggalkan ibu kota?" tanya Seokjin
Kwangsun terdiam, diapun bangkit dari duduknya dan menatap lekat Seokjin
"Kemarin...Minju dipanggil permaisuri ke istana dan dipaksa memberi jawaban dari ucapan yg pernah dia katakan. Minju yg dalam keadaan tak sadar saat mengatakan itu tak mungkin bisa menjelaskan maksud kata2nya. Akan sangat berbahaya bagi Minju bila terus ada disini, karena sepertinya permaisuri sudah tahu kelebihan yg dimilikinya. Dia bisa saja memamfaatkan kelebihan itu untuk berbuat jahat, jadi...sebaiknya kita meninggalkan ibu kota untuk melindunginya" terang Kwangsun
"kenapa kita harus pergi? Tidakkah kita bisa menjaganya disini. Bagaimanapun juga Minju seorang chinayang, dan semua orang nantinya akan tahu dengan hal itu. Menyembunyikannya bukanlah jalan keluar, karena kita hanya akan membuat Minju merasa bingung" balas Seokjin karena tak setuju dengan rencana Kwangsun
"apa kau ingin Minju mengalami nasib yg sama dengan kedua orang tuanya? Apa kau ingin Minju disakiti oleh orang2 yg gila kekuasaan? Bagaimana bisa kau mengucapkan hal itu sementara kau tak tahu posisi Minju yg dalam keadaan bahaya" Kwangsun menatap tajam Seokjin
"omma...apa omma mau menyembunyikan Minju dari dunia seumur hidup? Apa omma pikir dia akan bahagia menjalani kehidupan seperti itu? Minju perlu bebas, dia berhak memiliki kehidupan normal seperti yeoja pada umumnya"
"dia akan memiliki itu, tapi tidak sekarang. sebelum Minju bisa mengatur kelebihan yg ada pada dirinya maka kita harus menyembunyikannya. Tak ada satupun orang yg boleh tahu kekuatan yg Minju miliki, jadi sebaiknya kau bersiap karena kita akan pergi meninggalkan ibu kota sekarang juga" tukas Kwangsun
Seokjin tak mampu menjawab, namja itu terlihat menarik nafas dalam kini
"araso...aku akan bersiap" sambutnya dengan nada lemah
Kwangsun nampak bungkam, yeoja itu kembali merapikan barang2nya. Melihat hal itu Seokjin segera meninggalkan kamar, namun didepan pintu masuk langkahnya tertahan mendapati Minju yg mematung disana.
"Min..." kata2 Seokjin terputus karena Minju cepat menutup mulutnya
Yeoja itupun nampak menarik tangan Seokjin dan membawanya menjauh dari ruangan Kwangsun. Setelah merasa cukup jauh dari tempat Kwangsun berada, Minju melepaskan tangannya dari mulut Seokjin. Ditatapnya namja itu lurus, membuat Seokjin sedikit merasa salah tingkah.
"oppa....jadi...aku ini seorang chinayang" ucap Minju
"kau...mendengarnya?"
"hmm" Minju mengangguk dengan pandangan tertunduk
Seokjin menarik nafas dalam, kemudian terlihat mengusap kepala Minju lembut
"whaeyo? apa kau tak suka dengan kenyataan itu?" tanya Seokjin
"molla...aku tak tahu aku menyukainya atau tidak, tapi saat aku mendengarnya perasaanku berubah kacau. Aku tiba2 takut pada diriku sendiri, sekarang bahkan aku merasa tak sanggup bercermin untuk melihat bayanganku" balas Minju
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing You
FanfictionKau dimasa lalu memang bukan milikku, dan aku melepasmu. Bukan...bukan karena aku tidak mencintaimu. Tapi karena aku terlalu mencintaimu. Keegoisanku ingin kau tetap disisiku dimasa depan nanti. Sehingga mengharuskanku melepaskanmu dimasa lalu Story...