BUNGA LILI LABA-LABA BIRU

3.3K 391 8
                                    


Tak terasa musim mulai berlalu, kini semua sedang menikmati pertengahan musim semi. Para warga mulai menanam di kebun maupun sawah mereka. Dengan santainya seorang gadis berjalan melalui pematang sawah sambil menggumamkan sebuah lagu .

" Ka....ka... Iori-sama, ka... tugas baru ka.... bagian timur desa Aomi ka... banyak oni ka..." Suara se ekor gagak mengagetkan gadis itu.

" Karasu, um aku mengerti."  Jawab Iori sambil menuju ke timur. Selama perjalanannya ke desa Aomi dia bertemu dengan beberapa mizunoto yang juga ditugaskan ke desa yang sama dengan dirinya.

Sesampainya mereka di desa tersebut betapa terkejutnya mereka saat melihat desa tersebut seperti desa yang sudah lama ditinggalkan. Tak ada seorang pun yan berani keluar dari rumah mereka, bahkan disiang hari yang cerah. Dengan memberanikan diri salah seorang dari kelompok Iori memberanikan diri untuk mengetuk pintu warga.

Tok....Tok..." Suminmase! " Panggil mizunoto itu. Tak ada balasan, mereka pun menyebar untuk mengetuk pintu. Hingga tersisa sebuah rumah yang cukup kumuh, dengan santainya Iori pergi mengetuk rumah itu. Iori tahu dengan jelas kalau desa ini belum ditinggalkan. Iori merasakan kehidupan dari setiap rumah yang di ketuk oleh para mizunoto tadi. Hanya rumah kumuh itu Iori merasakan sebuah kehadiran yang sangat unik. Tepat sebelum Iori mengetuk pintu rumah itu sebuah suara menginterupsi mereka.

" Jika kalian datang untuk memburu iblis-iblis itu kami akan sangat senang kalau anda semua tidak mendekati rumah itu. " Ujar suara tersebut.

" Souka, gomenasai." Balas Iori sambil membungkukan badannya  45 derajat ke arah suara itu.

" Aku kepala desa ini kalian dapat memanggilku Ao-jiji, begitu semua orang memanggilku selama ini." Suara itu memperkenalkan dirinya.

" Wakata, namaku Yukiko Iori. Kami berasal dari organisasi, sesuai permintaan kami akan melaksanakan perkerjaan kami jadi anda semua jangan risau untuk kembali ke pekerjaan kalian sendiri saat ada matahari bila waktu sudah petang saya berharap anda tidak ada yang keluar rumah lagi. Hari sudah petang silakan Ao ji-san kembali terlebih dahulu yang disini serahkanlah kepada kami. Saya berjanji tidak akan ada yang berani mendekati rumah itu." Kata Iori sambil menuntun orang tua itu agar kembali kedalam rumah lagi.

" Hashira-sama, anda yakin akan hal ini ?" Tanya mizunoto yang pertama mengetuk tadi.

" Kiyotsukata nee, desa ini tak sesederhana ini." Jawab Iori.

" Hai !!! " Sahut yang lainnya dengan semangat.

Malam pun tiba, di tengah kegelapan desa yang hanya di terangi beberapa api unggun yang dibuat secara dadakan untuk menghangatkan tubuh. Suara gemerisik dari balik semak terdengar, seketika semua orang menjadi waspada.

"Ara...ra..., lihat apa yang kutemukan. Sekelompok orang lemah lagi untuk kesekian kalinya dalam bulan ini hahaha." Mendengar hal tersebut banyak mizunoto menegang di tempat, mereka marah karena temannya yang pertama di kirim kemari telah tewas.

" Hmm? Takku sangkah akan semudah ini." Kata Iori membuat iblis itu menjadi marah.

" Apa maksudmu cebol?" Tanya tak senang dari iblis itu membuat sebagian besar mizunoto itu gemetar ketakutan.

" Cebol katamu tadi? " Balas tanya Iori sambil tersenyum dengan menyipitkan matanya tidak senang. Tak menunggu lama Iori langsung menyerang iblis itu tanpa menarik nichirinnya.

" Asal kau tahu aku masih dalam usia pertumbuhan! Dasar iblis tua." Ejek Iori karena tak senang di panggil cebol.

Pertarungan tak dapat di elakkan lagi para mizunoto telah diminta oleh Iori sebelumnya jika iblis itu muncul semua yang hadir harus langsung mengevakuasi warga yang ada menjauh dari tempatnya ke tempat yang aman.

Saat iblis itu sadar tempat itu menjadi kosong tinggal mereka berdua dia mengejek iori dengan seringainya yang menyebalkan menurut Iori jika Iori dapat melihat.

" Lihat cebol kau ditinggal oleh teman-temanmu hahaha."

"Tidak kau salah, karena aku tidak ingin mereka melihat kematianmu yang menyedihkan! " Seru Iori yang mulai menarik nichirinnya sambil berlari menuju iblis itu.

" Teknik darah : jarum kematian !"

" Yuki No Kokyu : teknik pertama badai salju! "

Pertarungan menjadi semakin menegangkan para mizunoto sebagian kembali ke tempat Iori untuk membantu malah di buat terperengah dengan pemandangan yang ada bahkan mereka harus mudur cukup jauh agar tidak terkena serangan yang nyasar.

" Yuki No Kokyu : teknik ke empat pedang es !" Dengan begitu kepala iblis itu langsung terputus begitu saja dan jatuk tak jauh dari iori berada. Sambil melangkah Iori menginjak kepala itu hingga hancur dengan otak yang berceceran tak jauh dari dirinya yang kemudian iblis itu menghilang seperti butiran debu yang tertiup angin.

Sang kepala desa kembali untuk mencari gadis yang berbicara dengannya saat petang tadi terkejut dengan tatapan kesal yang Iori berikan saat gadis itu berjalan menuju ke arahnya.

" Kau tahu Ao ji-san, aku tidak suka dimanfaatkan. Apapun yang ada di dalam rumah kumuh itu pasti akan ku ambil dan kuanggap sebagai bayaran darimu karena telah berbohong kepadaku. " Ujar Iori berlalu menuju kerumah kumuh itu, saat dia membuka pintu tempat itu betapa terkejutnya para mizunoto itu saat melihat apa yang ada didalamnya. Setangkai bunga lili di tengah tumpukan mayat wanita.

" Seorang yang telah setuju untuk menjual dirinya kepada iblis tak dapat dipercaya lagi." Kata Iori memberitahu para mizunoto yang menemaninya.

" Hai!" Jawab tegas para mizunoto dengan serius. Sedangkan kepala desa itu disidang oleh warganya sendiri. Setelah mendapat apa yang dia butuhkan untuk menghidupkan kembali Kyojirou, Iori langsung menyuruh Karasu untuk menyebarkan berita kalau bunga itu telah di temukan kepada hashira lainnya.

" Kyou-nii matte nee." Bisik Iori kepada angin yang berhembus.








Tbc.......

KNY' 雪柱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang