Sae & Kuro

1.2K 151 5
                                    

" Kitsune-dono ! Ada hal yang perlu anda lihat ! " Seru sebuah suara dari kejauhan memanggil pria yang menggunakan topeng itu. Seketika pria itu berhenti mengejar Kuro dan memilih berkumpul dengan anggota timnya.

" Fyuuu, yokata. Kali ini aku selamat." Ujar Kuro sambil medudukan bokongnya di salah satu dahan yang tidak jauh dari pengejarnya. melihat matahari hampir terbit Kuro memutuskan untuk mencari tempat berlindung secepat mungkin yang dia bisa, untungnya dia menemukan sebuah gubuk? yang masih bagus kondisinya dan dia memutuskan untuk beristirahat disana sampai malam tiba.

Kuro berani untuk menetap disana sebab gubuk itu berada di tengah hutan yang sangat jauh dari pemukiman penduduk.

Sedangkan disisi lain seorang pria tersenyum dibalik topengnya karena dia telah menduga kalau targetnya pasti akan berada di mana di tempat dia tidak dapat melarikan diri setelah ini.

" Sae-kun ?" Panggil seorang wanita dan rekannya yang tidak sengaja berpaspasan dengan pria yang menggunakan topeng itu.

" Mio sensei, Urokodaki sensei. Ohayo gozaimasu. " Sapa pria itu sambil membungkuk hormat.

" Are re re kenapa kau terlihat bahagia sekali pagi ini, hm ? "  Tanya Mio yang merasa geli dengan senyum yang menghilang dengan cepat itu dari wajah Sae yang selama ini tersembunyi dibalik topengnya. Jelas Mio penasaran dengan apa yang membuat tsuguko nya itu dapat tersenyum.

" Nande mo nai desu sensei." Jawab Sae dengan wajah datar miliknya yang dikira rekan-rekannya jika Sae itu memiliki kelumpuhan di wajah tampannya yang dingin itu.

" Sou ka ? " Ragu Mio dengan tatapan aneh memandang Tsuguko kebanggannya ini penuh selidik.

" Sensei, aku akan mengundurkan diri dari pemburu iblis. Aku memutuskan untuk berkeluarga. Impianku adalah hidup nornal dengan keluarga ku yang akan segera aku buat. Jadi terima kasih banya atas bantuan dan dukungan dari sensei tachi selama ini. Jasa anda semua tidak akan aku lupakan. " Ujar Sae sambil berdogeza sebagai hormat terakhirnya sebelum dia benar-benar meninggalkan tempat tersebut dan juga dia meninggalkan nichirin dan topeng miliknya kepada sang guru.

" Kau yakin akan meninggalkann benda ini ? " Tanya Mio sambil mengacungkan nichirin milik Sae tinggi - tinggi di karenakan Sae sudah pergi cukup jauh dari tempat dia dan Urokodaki berdiri yang hanya dijawab oleh angin lalu oleh Sae.

Dalam perjalanan Sae sempat mampir ke sebuah toko pakaian utuk mengganti seragam pemburu miliknya dengan yukata khas para petani/pekerja keras. Usai berganti pakaian Sae melanjutkan perjalanannya dengan masuk ke dalam sebuah hutan yang sangat gelap dan hanya mengandalkan instingnya untuk dapat tiba ke rumahnya dengan selamat. Seraya berjalan Sae juga mengumpulkan sedikit kayu bakar untuk menghidupkan api untuk nanti malamnya karena seingat dirinya kalau kayu bakar di rumahnya sudah habis. Setibanya dia di sebuah gubuk? dia melangkah masuk dengan perlahan karena dia sudah merasakan aura kehidupan seseorang sedang bernapas pelan seolah sedang tertidur, dan benar ternyata. Dia kini melihat seorang gadis yang dia kejar semalam sedang tertidur di atas futon miliknya.

Menghilangkan senyumnya Sae memilih berpura-pura terkejut dan sengaja menjatuhkan kayu bakar yang ada dalam genggamannya hingga terjatuh dan menyebabkan suara yang cukup nyaring hingga dapat membangunkan gadis yang sedang tertidur itu.

" AAHH ! " Seru keduanya secara bersamaan dan Sae terpeleset hingga menimpa gadis itu serta dia tidak sengaja mencium bibir gadis itu. Saat Sae menatap wajah gadis itu yang dia lihat hanya warna merah yang terang ada diwajah gadis itu.

Gadis itu yang tidak lain adalah Kuro hanya dapat menahan malu karena perbuatannya yang tidak sengaja mengejutkan sang pemilik rumah hingga terjadi kejadian memalukan seperti ini. Sedangkan Sae hanya dapat terdiam karena dirinya tidak menduga hal seperti ini dapat terjadi. Ini sangat jauh dari apa yang dia perkirakan tapi pada akhirnya dia tersenyum dalam hati.

" Ano jou-san anda baik-baik saja ? Maafkan aku karena lancang. " Ucap Sae sambil bersujud memohon maaf.

" Ie, itu salahku karena telah masuk kedalam rumah anda tanpa ijin dan aku juga sudah mengejutkan anda hingga anda tidak sengaja me......men...........menciumkutadijaditolonglupakanyangtadi." Balas Kuro dengan cepat sambil ikut bersujud hingga kepala mereka tidak sengaja terbentur.

Mereka berdua melakukan itu hingga hampir sejam lamanya hingga akhirnya Kuro menyerah dan memilih untuk menembusnya dengan melindungi pria yang tinggal di tengah hutan ini sendirian  juga menemaninya. Sae ? dengan senang hati Sae menerima tawaran gadis itu.

Beberapa bulan berlalu hingga mulai tumbunya tunas cinta diantara kedua orang yang tinggal bersama itu jadi mereka berdua memutuskan untuk menikah secara sederhana dan memiliki seorang anak perempuan mungil yang cantik namun memiliki tatapan kosong pada kedua matanya sempat merasa akan menangis karena kondisi purti mereka yang buta tapi dengan sigap Sae menghibur istrinya.  Enam tahun berlalu seperti angin yang berlalu tanpa terasa.

Pada suatu malam saat Kuro pergi mencari mangsa dia bertemu dengan oni. Oni itu memberitahukan pada dirinya kalau dia telah menikahi seorang keturunan Yukiko. Yang mana keluarga itulah yang menjaga apa yang orang itu inginkan. Kesal dengan ucapan oni itu Kuro membunuh oni itu dan memilih pulang untuk menanyakan kebenarannya kepada sang suami.

Yang pada awalnya tidak memiliki niat untuk melukai suami yang dia cintai dengan sungguh-sungguh itu hingga percecokan yang selalu di buat oleh Kuro untuk mengetahui kebenarannya. Sesaat hanya sesaat Kuro tidak sengaja melihat tulisan dialah satu gulungan milik sang suami yang bertuliskan.

'Jika ada oni yang dapat menahan nafsunya dan menikah dengan seorang manusia serta memiliki anak, maka darah dari  anak tersebut dapat membuatnya menjadi oni terkuat di saat anak tersebut menjadi oni sepenuhnya. Dengan memakan anak tersebut.'

Sisi oni Kuro menguasai dirinya hingga dia menyerang suaminya sampai meninggal dan dia mulai menyerang putri yang dia lahirkan, namun putrinya berhasil diselamatkan oleh para pemburu iblis yang tidak sengaja lewat. Timbullah keinginan dalam hati Kuro untuk membuat putrinya membenci dirinya karena Kuro memilih untuk meninggalkan dunia ini di tangan anak yang telah dia lahirkan dan dia besarkan dengan menanamkan benih kebencian kepada sang anak selama ini. Kini adalah puncaknya dengan membuat sang putri menjadi oni seutuhnya dia yakin anaknya akan sangat membenci dirinya hingga rela memenggal kepalanya agar terpisah dari tubuhnya untuk waktu selama-lamanya.

" Watashi to anata no tou-chan o shiawaseni shite kudasai. Jibuno daiji ni shite, watashi o yurushitekudasai ne Iori-chan watashi no musume." Ucap Kuro tepat saat ujung pedang Iori menyentuh lehernya dan tanpa dapat menghentikan serangannya sama sekali leher Kuro terlepas dari tempatnya. Tanpa membuang waktu Iori melepaskan pegangan pedangnya dan menangkap kepala sang ibu dan dipeluknya kepala tersebut sambil menangis dalam diam, Kuro hanya dapat tersenyum ke arah putri yang selalu dia sayangi ini. Sebagai setengah oni tubuh Kuro tidak menjadi debu seperti oni pada umumnya namun tubuh itu kehilangan vitalitas sebelumnya dan mengering menjadi tulang berbungkus kulit. Masih dengan air mata bercucuran Iori memilih pergi menuju ke tempat di mana  Muzan berada untuk mengakhiri semua asal mula dirinya dan awal dari semua penderitaan yang ada.

( Bahagialah untukku dan ayahmu, Jagalah dirimu, maafkan aku Iori putriku.)









Tbc..........

KNY' 雪柱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang