Penyakit?

12 3 0
                                    

     Ashya bergegas ganti pakaiannya dan segera mengajak Bima berangkat ke spesialis psikiater kenalan Ashya yang berada di bilangan Kota, Jakarta Pusat. Sesampainya disana, Ashya memberi unjuk sebuah video kepada sang dokter untuk menjelaskan kronologinya kemarin dan pagi ini.

Dan perbincangan antara Bima dan dokter pun terjadi, Ashya menguping sedikit dari luar ruangan.

  “Kamu melakukan hal seperti itu apa kamu sadar?” 
  “Tidak dok, yang saya ingat saya tidur, sewaktu bangun saya tidak melakukan apa-apa kemarin, seperti tidur selama dua hari” 
  “Jadi kamu seperti ada yang mengendalikan? Tidak menyadari apa pun setelah bangun dari tidur?” 
  “Tidak, tidak sama sekali dok” 

Kurang lebih seperti itu yang di dengar Ashya, tak lama setelah sedikit berkonsultasi. Ashya menemui psikiater kenalannya.

  "Gimana hasilnya dok?"
  "Belum bisa mastiin sekarang, karena banyak kemungkinan yang bisa di simpulkan dari gejala yang di alami Bima"
  "Terus kita harus gimana dok?"
  "Mungkin langkah yang perlu di ambil sekarang kalian minta rontgen di bagian kepala, takut terjadi benturan atau cedera yang mengakibatkan halusinasi"
  "Terus setelah ini apa dok?"
  "Ya mungkin ini saja dulu cukup untuk sekarang, yang saya bisa simpulkan sekarang mungkin kalau masalah seperti ini, berkemungkinan Bima terkena Dissociative Identity Disorder atau biasa disebut kepribadian ganda” 
  “Kalau dengan tanggal-tanggal penting Bima bisa ingat?”
  “Saya ingat, saya ke Bandung 3 tahun lalu tanggal 14 April 2015 merayakan anniversary yang ke 3 tahun saya dengan Ashya, menikah setahun kemudian dengan Ashya tanggal 14 April 2017” 
  “Benar itu semua ibu Ashya?” tanya dokter kepada Ashya. 
  “Ya dok, dia ingat semuanya” jawab Ashya.
  “Nanti biar saya analisis kemungkinan yang bisa terjadi ya, sekarang ke rumah sakit aja ke bagian neurologi, bilang saja rekomendasi dari saya” ujar dokter. 
  “Yasudah dok, terimakasih atas sarannya. Selamat pagi dok” 
  “Sama – sama, selamat pagi. Nanti kalau ada    perkembangan lebih lanjut dari saya, saya akan kabari ke Ashya ya pak” ujar dokter.

     Kurang lebih sekitar 1 jam Bima dan Ashya berada dalam ruangan psikiater tersebut. Setelah masuk kedalam mobil Bima berkata kepada Ashya.

“Bukannya nemuin jawaban malah kaya gini, nihil hasilnya”, 

Ashya pun dengan lembut membujuk Bima 

“Ya namanya juga usaha kan gak salah, apa mau cobabke dokter buat ngecek?” 
  ”Boleh kalau itu aku setuju, mungkin sempat terbentur sesuatu di kepalaku yang membuat aku lupa sama semua hal – hal yang dilakukan kemarin.”

     Sekitar 20 menit perjalanan menuju suatu rumah sakit di bilangan Jakarta Pusat. Sesampainya disana, Ashya yang mendaftarkan nama Bima di resepsionis dan sedangkan Bima yang sedang duduk diruang tunggu mendapatkan pesan singkat dari Jelita berisikan untuk datang pada saat meeting dengan pihak PT Garda Kencana dikantor hari ini jam 10 pagi.

     Bima menjawab pesan tersebut tanpa berpikir panjang siapa yang telah menjanjikan meeting tersebut 

  “Saya tidak bisa ke kantor hari ini, tolong ditunda senin depan saja. Ada yang harus saya kerjakan dirumah dan tidak bisa ditinggal, terimakasih”. 

     Tak lama kemudian Bima dipanggil namanya untuk diperiksa oleh dokter spesialis neurologi untuk mengecek apakah pernah terjadi benturan atau tidak dikepala Bima. Proses rontgen pun terjadi cukup memakan waktu.
Setelah menunggu sekitar dua jam, hasil rontgen pun keluar. Ashya dan Bima di minta menemui dokter yang menangani Bima.

Dokter berkata

“Tidak ada indikasi penyakit apapun yang terjadi, tetapi memang sepertinya pernah terbentur sesuatu yang menyebabkan luka di tengkorak kepala bagian belakang ini” sambil menunjuk ke arah lukanya di hasil rotgen.

     Bima dan Ashya pun hanya pasrah dalam menghadapi semua ini, hanya bisa terdiam dan menerima hasil yang cuma di terka-terka pernah terbentur. Tanpa sadar, waktu menunjukkan jam 12 siang. Bima pun mengajak Ashya untuk makan siang ke sebuah restoran yang berada tidak jauh dari rumah sakit tempatnya berada sekarang. 

     Tidak lama berjalan, sampailah mereka ke sebuah restoran dan mencari tempat duduk di pinggir dekat pintu supaya bisa melihat pemandangan diluar restoran. Saat memilih, pesanan Ashya melihat Bima yang sedang melamun menghadap ke kaca, kemudian menegur 

“Hei, Bim. Kamu ngapain bengong?” 
Bima yang sedikit terkejut saat dipanggil Ashya pun menjawab 

“Eh..Nggak kok, aku mau pesan chicken gordon bleu aja satu sama jus mangga” dan Ashya pun menulis pesanannya kemudian memberikan kertas pesanannya kepada pelayan cafe yang menunggunya. 

     Tak lama berselang, Bima kaget karena melihat seorang laki – laki di luar jendela memasuki sebuah taksi dan bertanya kepada Ashya,

“Kamu tadi lihat gak orang diseberang jalan itu naik taksi pakai jaket jeans kumis tipis, mirip sama aku kalau aku lihat persis banget kaya aku. Kamu lihat?”

Ashya menjawab 

“Hah? Orang mirip kamu yang mana? Gak ada ah, perasaan kamu doang kali Bim” sambil melihat-lihat kedepan.

Bima menjawab sambil melihat keluar jendela dengan memangku dagu dengan tangan kanannya 

“Iya kali ya, perasaan aku aja kali ya”. 

     Tak lama kemudian makanan pun datang, Bima dan Ashya menyantap makanan tersebut. Sekitar pukul 1 siang setelah mereka menyelesaikan makan siang nya, mereka hendak pergi pulang kerumah Ashya meminta untuk membeli cemilan untuk menemani saat menonton film Korea.
    
     Setelah pergi ke supermarket dan sampai lah dirumah pukul 2 lewat. Bima dan Ashya mengganti baju dan ke ruang tamu untuk menonton film Korea kesukaan Ashya.
     Saat Ashya sedang serius menonton film, Ashya melihat potongan film yang ber-adegan polisi sedang menginterogasi seorang penjahat. Ashya spontan terpikir untuk mencari tahu sebenarnya siapa Bima saat bukan Bima yang sebenarnya. Ashya dan Bima pun memulai percakapan untuk membuat rencana untuk mencari tahu yang sebenarnya.

  “Bim, kalau kamu besok bangun tidur terus bukan kamu lagi gimana?”
  “Aku sih gatau, aku gak bakal ngerasain apa – apa, aku cuma ngerasain bangun tidur biasa. Gak ada hal yang terjadi sama sekali waktu    tidur” 
  “Gimana kalau besok coba interogasi siapa kamu setelah bangun tidur? Aku mulai tahu pola kamu berubah sikap, setiap bangun tidur kamu pastinberubah jadi aku yakin besok pagi bangun tidur kamu udah bukan Bima lagi, aku ingat suatu hal yang blm sempet aku bilang ke kamu” 
  “Hah? Apa lagi emangnya?”
  “Saat pertama kali kamu mulai aneh aku inget kalau kamu pernah nyebut nama Wira, tapi aku gak tau Wira itu siapa karena aku sama sekali gak ada perasaan curiga” 
  “Hah? Wira siapa? Ada keterangan lain gak? Yang sekiranya bisa kita selidiki lebih lanjut buat cari jalan keluar dari semua masalah ini”
  “Cuma itu doang seinget aku yang disampein”
  “Wira ya? Aku kaya pernah denger itu siapa cuma aku gak inget apa – apa” 
  “Coba sambil kamu inget – inget kali aja ada hal yang pernah terjadi sama kamu waktu sebelum sama aku”

     Tidak terasa percakapan yang berlangsung sambil menonton film memakan waktu cukup lama. Kurang lebih 4 jam Bima dan Ashya bercakap di ruang tamu. Waktu pun sudah menunjukkan pukul 18.42. Ashya pun pergi mandi dan memasak makanan untuk makan malam. Bima pun bergantian mandi untuk bersiap makan malam.

Setelah selesai makan malam.

     Bima beranjak kekamar merebahkan badan sambil mencoba mengingat apa ada hal yang terlewatkan saat sebelum bersama Ashya.
Setelah mencoba berpikir keras, Bima malah terlelap dalam tidurnya.

Siapa Aku SebenarnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang