Jadi?

11 3 0
                                    

Keesokan paginya.

     Ashya sedang mengemas pakaian kedalam koper, dan Bima pun bertanya.

  “Mau kemana Shya, kok masukin baju ke koper? Ke Bandung lagi?” tanya ku. 
  “Kita nanti kebogor, aku mau ketemu ibu. Terakhir kan bulan lalu pulang kesananya.    Inget gak?” tanya Ashya. 
  “Oh iya, ingat kok yang kita ziarah ke pemakaman ayah kamu itu ya?”.
  “Iya bener, itu kamu ingat. Yaudah sana mandi, nanti kamu terlambat kerja lagi”.

     Bima segera bergegas mandi. Setelah mandi, Bima mendapati Ashya yang masih merapihkan pakaian.

  “Yuk sarapan, lanjutin nanti dulu aja yang penting sarapan dulu yuk” ajak Bima. 
  “Yuk kebawah, aku masak tempe goreng sama ayam” 
  “Wah, enak dong. Yuk kebawah, aku jadi tambah laper nih denger tempe” ujar Bima sambil sedikit tertawa sambil berjalan kemeja makan.

     Sesampainya dibawah Bima segera makan dan berangkat kerja. Beruntungnya jalanan sepi dan sampai kantor dengan cepat. Tidak lama setelah masuk gedung, Bima bertemu dengan Jelita yang sedang menunggu lift dan menyapanya.

“Pagi ta, agenda ku hari ini apa saja?” tanya Bima.
“Sebenarnya ada meeting dengan orang dari PT Garda Kencana jam 10 nanti pak. Tetapi tidak bisa datang karena terpotong waktu untuk sholat jumat, karena banyak yang harus dibahas jadi memilih untuk datang ke kantor pada hari senin pak” jelas Jelita. 
  “Yasudah kalau gitu di catat aja di agenda saya, nanti kalau ada perkembangan lebih lanjut ke ruangan saya saja beritahu saya” ujar Bima.
  “Saya catat ya pak, setelah itu juga ada beberapa dokumen yang harus ditanda tangani dan dibaca pak, nanti saya bawakan keruangan bapak”. 
  “Saya tunggu di ruangan saya ya” Jawab Bima.

     Tak lama setelah sampainya di ruangan, Jelita datang membawakan dokumen yang perlu di baca dan di tanga tangani. Hanya ada sekitar 10 dokumen yang bisa dikerjakan dengan waktu singkat. Sekitar jam 11 siang, Bima memilih pulang dari kantor karena semua pekerjaan telah diselesaikannya. Sesampainya dirumah, Bima mengajak Ashya untuk segera jalan ke Bogor sekarang.

  “Shya, aku udah pulang nih” 
  “Kok cepet banget pulangnya?”
  “Iya, tadi cuma sedikit kerjaan dikantor, berangkat sekarang yuk”
  “Yuk, kita ganti baju langsung berangkat ya” ajak Ashya.

     Setelah semua selesai dipersiapkan, Bima dan Ashya berjalan menuju ke Bogor. Sampai lah di Bogor, rumah ibu Ashya. Ibu Ashya mengajak untuk berziarah ke makam suaminya yang tidak jauh dari rumah. Setelah sampai di pemakaman, Bima menemui penjaga kuburan untuk meminta dibersihkan makan ayah Ashya.

  “Permisi kang” sapa Bima kepada penjaga kuburan.
  “Iya mas, ada apa ya?” sambil membalikkan badan dan terkejut.
  “Kenapa kok kaget kang? Ini kang, mau minta tolong bersihin makam yang disitu, saya mau ziarah” ujar Bima. 
  “Oh, nggak mas gapapa”.
  “Tolong dibersihin bisa kan mas?”.
  “Bisa mas bisa, tunggu sebentar ya saya ambil barang barang saya dulu”.

     Tak lama kemudiaan saat sedang berziarah, datang segerombolan keluarga datang untuk berziarah juga ke makan yang tepat berada disebelah makam ayah Ashya. Setelah selesai berziarah, saat sedang berjalan menuju mobil. Ada seorang bapak-bapak paruh baya menghampiri Bima dan memanggil.

“Wira…” ucap bapak-bapak yang menghampiri Bima sambil menepuk.
“Kenapa ya pak?” tanya Bima.
“Kamu kemana aja nak? Ayah kangen sama kamu” ucap bapak tadi sembari menangis.
  “Wira? Bukan pak saya Bima” ujar Bima.
  “Kamu gak ngakuin bapak lagi nak?” tanya bapak tadi. 
  “Bukan pak, saya bukan Wira” ujar Bima.

     Seketika ada seorang pria cukup muda yang datang menuju saya dan berkata.

“Maaf ya mas, bapak saya soalnya lagi sedih karena anak kandungnya meninggal minggu lalu” ujar pria yang menghampiri ku.

Siapa Aku SebenarnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang