Seorang Tik kanyarat pernah berbahagia di Hokkaido. Sebuah senyuman manis di depan salah satu icon pada puncak Asaridake.
Lonceng Nisa, sebuah pintu di hamparan pegunungan salju yang tergantungkan lonceng diatasnya.
Mitosnya, kamu bisa membuat permohonan suci kepada Sang Pencipta. Bisikkanlah dengan tulus, ketika satu langkah sebelum tungkaimu menapak melewati kedalam sebuah pintu 'ajaib' tatkala tanganmu membunyikan lonceng yang tergantung diatasnya maka niscaya keinginanmu akan terwujud.
Manusia meng-asa keajaiban.
Kadang.. saya pun punya beberapa trik sulap, seperti menghadirkan seseorang. Dirimu mungkin.
Kamu bisa menghitungnya. Mundur. Silahkan.
Maka setelah hitungan terakhir kamu akan berada disini..
Coba saja. Dan 'STARAAA...'
Hmm..
Ayolah. Akui saja bahwa trik sulap sebenarnya adalah tipuan, yang akan menipu para penonton yang senantiasa mengharapkan keganjilan.
Ayolah saya hanya mencoba menghibur (diri saya sendiri).
Sakit. Sepertinya menyedihkan.
Oleh karena itu aku selalu berharap..
..di doa panjangku. Untuk sesekali waktu..
..bahwa trik sulap ini..
..akan menjadi kenyataan.
Sakit. Sepertinya menyedihkan.
Tak apa (tak ada yang tau juga), lagipula mereka juga terkesan.
Anehnya.. Sebegitu mudahnya mereka percaya.
Namun saya memakluminya, karena sejak dini manusia telah diteladankan untuk berkilah. Demi keteraturan norma.
Saya tahu, bahwa saya berbohong tapi bertindak diluar norma pun sepertinya akan sama saja.
Bahkan ketika semua orang berbohong (satu sama lain), mereka selalu saja tak mengungkapkan yang sebenarnya.
Etika, kau harus bersikap baik meski kadang 'itu' bukanlah dirimu. Sebab, norma selalu menjadi pembatas yang akan selalu mengekangmu untuk mengungkapkan yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara abu-abu
RandomHanya sekedar pelampiasan dari kenyataan yang tidak sesuai ekspektasi