Semalaman aku tidak tidur. Aku bisa mendengar suara pria bercakap-cakap di depan kamarku memakai bahasa Jepang. Obrolan biasa saja, membahas mesin mobil, anak-anak mereka, masalah istri mereka yang selalu mengeluh, dan hal-hal biasa lainnya. Jam menunjukan pukul 8 pagi. Seseorang mengetuk pintu kamarku. Dia tidak masuk namun malah menyuruhku segera mandi dan berpakaian rapi dari luar kamar. 15 menit lagi mereka akan menjemputku.
Tidak punya pakaian rapi seperti yang mereka minta. Akhirnya aku berakhir hanya memakai sweater hoodie jumper, celana levis hitam dengan sepatu semi-tactical hijau merk Oakley. Si Boss melihatku dari atas sampai bawah. Dia tidak berkata apapun dan memintaku untuk mengikutinya.
Kami turun ke restaurant hotel. Memesan sarapan pagi. Dia berkata aku boleh memesan apapun yang aku inginkan. Mungkin karena ini bisa saja menjadi sarapan terakhirku. Kuputuskan memesan daging sapi termahal yang dibuat jadi steak. Aku makan di meja yang sama dengan si boss dan si botak. Kulihat di sekelilingku dipenuhi orang-orang berjas. Mereka terlihat begitu sangar dengan mata tajam dan wajah tegas kekar. Si boss menyalakan rokoknya, bukan cerutu, hanya rokok putih biasa. Dia tidak memesan apapun untuk dimakan selain minuman beralkohol.
Sarapan pagiku dimulai dengan penuh tekanan. Si Boss memakai kacamata jadi aku tidak bisa melihat kemana arah matanya. Tapi aku yakin dia sedang memperhatikanku. Segera saja kuhabiskan makananku karena merasa tidak nyaman.
"Boss, dia sudah selesai sarapan" Ujar si botak.
"Ah! Aku tertidur. Kalau begitu ayo lanjutkan perjalanan"
Si Boss ternyata selama ini tidur dan bukan memperhatikan aku yang sedang makan. Tahu begitu aku akan makan dengan santai saja tadi. Ambyar sudah sarapan mahal terakhirku.
Aku dibawa lagi memakai mobil yang sama dengan yang kemarin mengantarku ke hotel. Namun kali ini ada 2 mobil lainnya yang ikut, juga dengan merk dan model yang sama. Sepertinya pekerjaan yang harus aku kerjakan kemarin akan dimulai hari ini. Aku menyiapkan hatiku dan membulatkan tekad sebelum naik ke dalam mobil. 'Kokoronojunbi' artinya kesiapan hati. Itu yang kuucapkan pada mereka saat naik. Si Boss tertawa.
"Sore wa soredesu. Tsudzukete!" tambah si Boss.
Kurang lebih dia berkata, begitulah seharusnya, lanjutkan! Padaku setelah persiapan hatiku.
Mobil mulai melaju. Satu kursi dengan si boss di bangku belakang membuatku gugup. Dia bisa melihat kegelisahanku tapi tidak berkata apapun.
"Candy?" kata si Boss sambil menyodorkan permen mint dari jas nya.
"Terima kasih" Ucapku sambil mengambil satu.
Sekitar sejam perjalanan. Kami tiba di sebuah jalan yang cukup hanya untuk dua mobil saja. Padahal ini masih di daerah Tokyo. Tapi jalannya sangat sepi. Mobil kemudian berhenti di depan gerbang kayu yang menempel di tembok panjang yang tingginya sekitar 2 meter dengan genteng merah di atas temboknya. Seperti benteng rumah Shogun zaman samurai yang sering kulihat di film-film, anime atau manga. Setelah kami turun, mobil yang mengantar kami pergi begitu saja.
Si Boss membuka pintu kayu itu, sepertinya tak dikunci atau memang mereka tahu kami akan datang. Ketika aku masuk mataku terbelalak dibuatnya.
Halaman yang begitu luas dengan rumput hijau pendek. Kolam ikan yang disampingnya dibatasi batu alam dengan air mancur dan saluran air dari bambu. Tiang lentera warna merah yang tersebar di luasnya halaman ini hingga mataku disuguhkan dengan rumah besar bergaya Jepang kuno yang sangat indah. Ada pohon besar di bawah kolam ikan tadi menambah keindahannya. Pohon-pohon kecil yang sering disebut zen juga ikut mempercantik halaman ini. Bukan hanya itu yang membuat diriku terkejut. Di sekitar halaman ini sudab berdiri orang berjas lainnya dan beberapa yang memakai yukata tradisional untuk laki-laki. Mereka membungkuk melihat si Boss.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From The Yakuza
ActionRega adalah pria berusia 27 tahun yang bekerja untuk sebuah perusahaan swasta sebagai programmer. Wajahnya masih terlihat cukup muda dibanding usianya. Suatu hari hatinya bergembira karena mendapatkan hadiah undian dari teh dalam botol berupa libura...