Chap 6: Si Pemalas

153 21 0
                                    

Namaku Yomi. Aku adalah pelayan dan tangan kanan dari kakak Hiroko sejak dia berusia 20 tahun dan aku yang berusia 17 tahun. Sekarang usianya 47 tahun dan aku 44 tahun sekarang. Artinya sudah 22 tahun aku mengabdi padanya. Tugasku memang menjadi pelayan, namun seiring waktu berjalan aku juga ditugaskan sebagai asisten pribadi, sekertaris hingga terkadang pengganti kakak Hiroko. Ayahnya menyekolahkan aku hingga ke universitas agar aku bisa menjadi orang yang berguna bagi kakak Hiroko. Saking lamanya aku bekerja pada kakak Hiroko dan saking dekatnya kami, dia sampai mengangkat diriku menjadi adiknya di klan.

Di akhir pekan seperti ini, biasanya kakak menghabiskan waktunya di butik atau rumah sakit miliknya. Namun berbeda dengan dua akhir pekan ini dan kemarin dia justru menghabiskan waktunya di rumah, sekalipun keluar dari rumah kakak justru menemani orang baru yang dia rekrut ke klan Shinoda.

Orang itu bernama Rega. Kakak memberinya nama keluarga, Rei dan mengangkatnya sebagai anak. Setelah kehadiran pemuda ini kakak jadi enggan mengunjungi butiknya dan memintaku menggantinya mengecek seluruh usahanya. Bukannya aku tidak suka pada Rei atau apa, hanya saja sikap malasnya bisa menular ke kakak. Kakak itu orang yang ulet dan rajin. Aku harus mencari cara agar anak itu mau bekerja.

Aku mencari Tarou untuk mencarikan pekerjaan baru untuk Rei. Dia memang pernah membantu kami dan menyelamatkan data-data penting perusahaan dari kerusakan. Tapi itu dua minggu yang lalu. Tarou biasanya ada di dojo bersama komplotannya. Berlatih judo di akhir pekan adalah agenda yang biasa dilakukan Tarou. Kulihat dia ada di luar dojo, sedang membasuh wajahnya.

"Tarou." sapaku padanya.

"Ada apa Yomi?" Tanyanya sambil mengelap wajahnya dengan handuk kecil.

"Ada waktu? Aku ingin mengobrol"

"Ada, tapi bisakah kau cepat? Anime kesukaanku akan segera mulai" balasnya.

Aku memukul kepala Tarou dengan lembaran berkas yang kubawa. Orang ini benar-benar otaku tidak berguna. Kerjanya lebih parah dari Rei. Hanya menonton anime dan berkelahi. Aku salah ingin mencarikan Rei kerja pada orang seperti dia yang bahkan tak pernah mengerjakan tugasnya dengan benar. Semua yang aku tugaskan padanya berakhir kacau dan harus aku selesaikan sendiri.

"Kenapa kau memukulku?" Keluhnya.

"Karena kau tidak berguna!" Jawabku.

Aku berani memukulnya karena dia sudah ku anggap adikku sendiri. Dia pun sepertinya tidak keberatan. Bagaimanapun aku sempat merawat anak ini. Aku sangat tahu masa mudanya.

"Oh ya. Apa kau melihat kakak?" Tanyaku.

"Kakak ada di dalam bersama Rei." Jawabnya sambil mengelus kepalanya yang aku timpuk dengan berkas.

Aku langsung masuk ke dojo. Di pintu masuk aku papasan dengan beberapa anak buah Tarou. Mereka membungkuk padaku dan tak berani menatap langsung mataku.

"Selamat pagi kak Yomi!" Tegas mereka.

"Ya." Jawabku singkat langsung masuk ke dojo.

Langsung kulihat kakak sedang duduk bersimpuh diatas bantal memakai hakama latihan. Terakhir kakak memakai pakaian seperti ini adalah 4 tahun lalu saat olimpiade memanah. Dia juga mengikat rambutnya ekor kuda. Yang saat ini sedang dia perhatikan tak lain adalah Rei yang sedang berdiri bersama beberapa preman bawahan Tarou. Aku menghampiri kakak dan duduk di sampingnya.

Aku membungkuk sambil duduk bersimpuh. "Selamat pagi kakak" sapaku.

"Selamat pagi Yomi. Masih pagi tapi kau sudah rapi sekali"

"Setelah ini aku ada rapat dengan orang-orang di toko Shibuya, apa kakak ikut?"

"Setelah ini ya, bisakah kau gantikan aku lagi? Aku harus mengawasi Rei"

Love From The YakuzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang