Chap 10: Shinobu, Sang Elang Dari Owari

144 16 1
                                    

Yamaguchi-gumi memiliki amggota aktof lebih dari 20.000 orang. Tersebar paling banyak di daerah Tokyo dengan beberapa dantai atau organisasi Yakuza lain di dalamnya. Shinoda adalah dantai garis dua setelah Yamaguchi-gumi itu sendiri. Disampingnya ada klan Shinobu. Kami adalah rival yang berada di keluarga dantai yang sama.

Aku pulang bersama Niko ke rumahnya. Rencananya aku akan menginap. Niko mengajakku begadang sampai pagi untuk main game bersama. Kebetulan aku bawa laptop baru yang dipinjamkan sekolah padaku. Aku tidak berani berkata kepada ibuku kalau laptop pemberiannya rusak dipakai mematahkan hidung anak orang. Kami pulang bersama memakai motor masing-masing. Rumah Niko ternyata sama antiknya seperti rumah ibuku. Rumah bergaya Jepang kuno zaman samurai yang masih terjaga dan terawat dengan baik. Apa rumah semua petinggi Yakuza memang seperti ini ya?

Kami masuk ke gerbang utama. Penjagaan disini tidak seketat di rumah. Tidak ada orang berjas atau orang dengan kacamata hitam dan kemeja dengan kancing atas terbuka dua yang sukanya teriak-teriak 'Oraaaaaaa!' tidak jelas. Anak buah Niko kembali ke tempatnya sementara kami menuju ke kamar.

"Siapa nama si itu?"

"Siapa?"

"Itu orang yang suka ikut kamu Nik"

"Oh dia, si aniki"

"Lah Aniki bukannya kamu?"

"Iya saya gatau namanya, terus dia suka panggil aniki-aniki, jadi saya panggil aja dia si aniki"

Seriusan? Selama ini orang itu begitu setia mengikuti Niko kemanapun dia pergi. Eh Niko bahkan tidak tahu namanya sama sekali. Benar-benar kejam Niko.

"Kamu udah izin ke wali kamu?" Tanya Niko.

"Wali yang mana?" Tanyaku.

"Wali yang nyanyi coba kau pikirkan, coba kau renungkan?"

"Paan sih njir?" Niko mulai ngelantur dan tidak jelas.

"Baaah! Abaah! Saya bawa temen yak!"

"Abah? emang orang mana yang punya rumah?" Tanyaku penasaran karena Niko memang berkata Abah.

"Orang Jepang asli. Cuman katanya saya boleh panggil dia apa aja. Tadinya sih mau Mang Entis, tapi ngga enak udah tua"

"Mang entis, goblok itu mah yang jual es dong-dong depan komplek. Yang suka difitnah tukang nyulik anak"

"Hahaha iya, padahal cuman suka nyuri jemuran cewek kost-an"

"Asli si mang Entis"

"Kan saya langganan setianya" Kata Niko dengan busung dada.

"Langganan es nya?" Tanyaku.

"Bukan, langganan jemurannya"

"Hahaha" kami tertawa tidak jelas.

Aku dan Niko malah jadi ngobrol tidak jelas. Tertawa sudah seperti orang mabuk, padahal kami cuman minum teh oolong dan makan kue mochi. Aku sadar suara tertawa kami sangat lantang, tapi tidak ada yang menegur kami. Terbaik memang jadi Yakuza. Ditengah obrolan ngawur kami, nuncul seorang pria masuk ke kamar Niko. Kepalanya botak dan berjanggut super panjang sudah memutih diikat seperti firaun, apa Ahmad Dhani ya? Dia memakai pakaian tradisional juga, seperti ibuku.

 Kepalanya botak dan berjanggut super panjang sudah memutih diikat seperti firaun, apa Ahmad Dhani ya? Dia memakai pakaian tradisional juga, seperti ibuku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love From The YakuzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang