Kemarin malam setelah aku pulang kerumah aku diceramahi habis-habisan oleh ibuku. Mungkin ada 2 jam lamanya ibuku tak berhenti mengoceh padaku. Aku pulang larut malam setelah mengantar Yuko ke depan rumahnya, belum lagi motorku ditinggal di sekolah dengan kondisi ban bocor. Motorku di bawa oleh anak buah Tarou memakai mobil pickup dan dibawa segera ke bengkel yang punya koneksi dengan Tarou agar bisa servis malam. Baru kali ini ibuku yang polos sampai menjewer telingaku. Katanya aku ceroboh, bagaimana sampai aku kena pukul dan sebagainya. Padahal yang ku khawatirkan itu aku harus ganti laptop yang aku hancurkan.
Pagi ini aku bangun telat. Badanku sakit semua mungkin karena jarang gerak dan tiba-tiba harus menghajar anak orang. Aku ke ruang makan dan melihat ibuku sudah memakai kimono hariannya dan apron masaknya. Dia menyadari ada aku di depan jalan masuk ruangan. Wanita itu berbalik, lantas lari ke arahku dan tiba-tiba memelukku.
"Maafkan mama.. Semalam mama terlalu kasar padamu. Itu karena mama sangat khawatir" Jelasnya.
"Iya ma, aku juga mengerti. Maafkan aku juga sudah buat mama khawatir" Balasku.
"Yasudah. Mama sudah buatkan sereal coklat dengan susu segar. Ayo sarapan" Ajaknya sambil menarik tanganku ke meja makan.
Dia hanya menatapku, memperhatikan aku yang sedang makan. Cukup menggangguku makan sambil dilihat orang lain seperti ini. Seusai makan, aku langsung bergegas ke sekolah pakai motorku yang yang ban-nya sudah di ganti.
Setibanya di kampus SMA elit ini aku disuguhkan dengan pandangan tajam murid-murid ke arahku. Mereka melihatku sambil berbisik kepada teman-temannya. Jangan-jangan aku sekarang jadi populer karena menolong gadis cantik yang hendak di perkosa? Waw. Sepertinya sebentar lagi aku akan di ajak main iklan Binomo karena jadi viral.
"Rei-sensei!! Bisakah kita bicara empat mata!"
Kepala sekolah yang tambun berlari kecil ke arahku.
"Mata Anda sudah 4 pak kepala." Ujarku pada kepala yang memakai kacamata.
"Ini bukan waktunya bercanda sensei" Balasnya.
Aku segera turun dari motorku dan berjalan mengikuti pak kepala ke kantornya.
"Kau tahu anak yang kau hajar kemarin malam?"
"Entahlah pak, hanya anak badung yang mencoba berbuat asusila pada teman sekelasnya" Jawabku.
"Sensei.." Kepala sekolah menghela nafas panjang.
"Dia adalah anak dari komisaris perusahaan besar yang punya saham di sekolah ini" Jelas kepala sekolah lagi.
"Hoooooo aku baru tahu..."
"Hooooo dengkulmu! Sensei ini masalah serius. Orang tuanya akan menuntut pihak sekolah sore ini dan akan membawamu ke penjara"
"Tapi aku punya bukti pak.."
"TAPI MEREKA PUNYA UANG!!" Kepala sekolah menggebrak meja kerjanya dan membuatku sedikit terkejut.
"Maafkan aku sensei, aku terbawa suasana. Jujur aku sudah bingung"
"Pak kepala tenang saja. Aku punya rencana"
"Sensei.. Aku mohon jangan berbuat ulah lagi"
"Siapa pemegang saham terbesar di sekolah ini?" Tanyaku.
"Shinoda-grup dan Shinobu-grup. Tapi itu mustahil, mereka itu Yakuza"
"Pak kepala. Bukan aku yang akan berbuat onar kali ini" Balasku.
"Apa maksudmu sensei?"
"Pak kepala tunggu saja di ruangan. Aku akan jamin tidak akan ada yang berani menuntut sekolah maupun Anda" Ucapku dengan yakin pada kepala sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From The Yakuza
ActionRega adalah pria berusia 27 tahun yang bekerja untuk sebuah perusahaan swasta sebagai programmer. Wajahnya masih terlihat cukup muda dibanding usianya. Suatu hari hatinya bergembira karena mendapatkan hadiah undian dari teh dalam botol berupa libura...