Part 2-Areta nangis?(Sudah Revisi✔)

2K 84 0
                                    

⛅⛅⛅

(Sarapan)

"Mau sekolah?"tanya Rudi.

"Iyaa Yah,"jawab Areta di sela memakan sarapannya.

"Udah lah buat apa sekolah,mending kamu fokus sama pekerjaan sampingan kamu.Jadi pelayan! Kan lumayan dapet uang,"ucapan Rudi membuat Areta langsung menghentikan aktifitas sarapan nya,dan langsung menatap Ayah nya dengan tatapan kesal.

"Yahh,tapi Reta gak mau! Lagian Reta masih bisa ko sekolah sambil kerja.Meskipun Reta kerja nya cuma setengah hari,"Areta mencoba memberi pengetian dengan adanya unsur penolakan.

"Sekarang buat apa kamu sekolah? Inget Areta! Kita ini keluarga sederhana.Ayah cuma bisa ngandelin kamu,penghasilan Ayah sebagai driver gak akan cukup buat ngidupin kita! Dengan kamu kerja,dan gak sekolah.Kamu bisa bantu ayah!"bentak Rudi yang kini tatapannya hanya di tujukan pada Areta yg sedang mentapnya dengan tatapan marah.

"Ayahh tapi disini Areta juga kerja keras! Tolong hargai keputusan Areta yah.."keukeuh Areta dengan wajah yang memelas.

"Areta... Lagian bener kata Ayah kamu,percuma kamu sekolah,sedangkan kita banyak nunggak ke sekolah kamu,kamu inget kan kamu nunggak SPP 6bulan? Maka dari itu lebih baik kamu tidak usah lanjutkan sekolah kamu,karna ujungnya kamu pasti akan di keluarkan dari sekolah karna kamu gak bisa bayar tunggakan kamu,"ucap Nera.Ibunda Areta,mencoba menasehati putri sulung nya itu.

"Ibu ko gitu sih sama Reta?.."Areta tau betul bahwa ibunya itu akan sependapat dengan Ayah nya.

"Ini jalan yang terbaik Areta... Dengan kamu kerja,kamu bisa membantu perekonomian keluarga kita,kamu harus inget! Kamu masih punya dua Adik yang masih sekolah,mereka membutuhkan kamu,supaya mereka tidak putus sekolah,"Nera mecoba terus memberi pengertian dengan sedikit pemaksaan.

Si kembar Abdan dan Abdi yang sendari tadi menyaksikan perdebatan itu hanya bisa terdiam,tidak lupa tatapan sendu mereka tunjukan pada Areta.Jangan lupakan sarapan si kembar yang masih utuh.

"Tapi kenapa harus Areta yang di korbankan? Sedangkan bentar lagi Areta kelas tiga,dan bakal segera lulus Bu... Tolong sabar sebentar,"Lirihnya.Areta menahan kuat kuat kedua bola matanya, agar tidak mengeluarkan tetesan bening.

"Kita bisa sabar Ret.Tapi sekolah?Apa mereka bisa?"tanya Nera yang masih pada pendiriannya.Menyuruh Areta berhenti sekolah.

"Pokonya Areta gak siap kalau harus putus sekolah!"tolak Areta langsung pergi dari rumah nya tanpa mengatakan sepatah katapun.

Katakan Areta wanita tidak punya sopan santun! Persetanan dengan semua itu! Yang penting ia benci dengan semua ini!

"Aretaaa jangan kurang ajar kamu!"teriak Rudi dengan nafas memburu.

"Ayah, udah jangan kaya gitu sama kaka Areta, kasian kaka Areta nya yah."Abdan mencoba berbicara dengan Ayah nya meski ada rasa sedikit takut.

"Udah kamu diam! Ini juga Ayah lakukan demi kalian."Rudi menataap tajam kearah abdan yang langsung di balas bocah itu dengan kepala yang menunduk.

"Yaudah sekarang kalian berangkat sekolah,nanti telat lohh"ucap Nera, mencoba melindungi anak nya dari amukan suaminya.

"Iya Bu, kita berangkat dulu. Assalamu'alaikum."pamit Abdan dan Abdi menyalimi Nera.

"Wa'alaikumussallam.Belajar yang pintar yahh."

"Iya Bu."

*******

"Woy bengong aja."ucap Bella yang batu saja masuk kedalam kelas.

Sedangkan yang diajak bicara oleh Bella hanya diam.

Antara RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang