Part 22

947 46 4
                                    

VOTE dulu yukk sebelum baca!

Mumpung mau bulan puasa
Biar berkahh😂

_________________________

Entah apa yang harus dia katakan saat melihat wanita paruh baya yang tak lain adalah Ibunya, menatap nya dengan tatapan sendu.Ia sangat ingin sekali menumpahkan segala isi hatinya kepada Ibunya itu,ia ingin memeluk Ibunya,menceritakan semua masalah yang sulit untuk Ia hadapi.Tetapi Ia terlalu malu untuk melakukan itu semua,Ia maluu,karna semua masalah itu berawal dari dia.

"Kamu baik baik aja disini?"tanya Ibunya,memulai pembicaraan.

"Aku baik baik aja Bu,"ucapnya dengan senyum tipis.

"Bagaimana?"

Wanita itu mengernyit heran mendengar pertanyaan Ibunya.

"Bagaimana?,maksud Ibu?"

"Apa lelaki itu bertanggung jawab?"

Pertanyaan yang tidak ingin Ia dengar akhirnya meluncur juga di mulut Ibunya.

Ingin sekali Ia berkata pada Ibunya bahwa pria itu tidak sudi untuk bertanggung jawab,tapi semua itu iya urungkan,ia sangat khawatir pada Ibunya jika beliau mendengar kenyataan pahit ini.

Tanpa tau harus menjawab apa,wanita itu hanya menunduk dengan jemarinya yang saling menautkan.

Wanita paruh baya itu menatap kasihan kepada Anak yang ada di depannya.

Wanita paruh baya itu langsung merentangkan tangan nya,menyuruh wanita yanga da di depannya untuk memeluk ia.
"Sini peluk ibu..."senyum teduh terukir di bibir wanita paruh baya itu.

Dengan ragu Wanita itu menyambut pelukannya,tetapi jauh di dalam lubuk hatinya ia sangat bahagia bisa mendapatkan ketenangan di dalam pelukan wanita paruh baya itu meski hanya sementara.

Wanita paruh baya itu memeluk anaknya dengan sayang,mencoba memberikan ketenangan yang sangat di butuhkan oleh anaknya "Jangan pernah samakan ibu dengan ayah mu"lirih wanita paruh baya tersebut."Jika ayah mu sangat keras kepadamu,maka ibu akan sangat lembut kepadamu,lihatlah ibu sepeti malaikat tak bersayap,agar kamu selalu nyaman di dekat ibu,dan, ibu akan selalu menjadi tempat kembali disaat semua masalah datang kepadamu"

Tubuh Wanita itu bergetar di dalam pelukan ibunya.Menangis.Menangis yang hanya bisa ia ungkapkan kepada ibunya bahwa dia tidak kuat dengan semua ujian ini.

"Jangan menangis,"ujar ibunya seraya terus mengusap punggung anaknya.

"A-areta gak tau h-harus g-gimana bu___"lirihnya

Hanya dekapan hangat yang bisa ibunya salurkan,agar anak nya tetap kuat.

"Ibu___,dia gak mau tanggung jawab,dia marah sama Areta,waktu Areta minta pertanggung jawabannya,"

"Bilang sama ibu,siapa yang menghamili kamu?"

"...."

"Jawab Areta,"lirih ibunya.

"Lutfi,"cicit Areta.

"Ibu cabut kata kata ibu yang ngasih waktu kamu buat bujuk pria itu selama seminggu!,sekarang kita kerumah dia buat minta pertanggung jawaban!.Biar orang tuanya sekalian tau kelakuan anaknya.

"Jangan buu,"lirih Areta.

"Ini jalan terbaik!,sekarang biar ibu yang turun tangan!"tegas Ibunya.

"Ayo sekarang kita kerumah orang tua pria itu,"ajak Ibunya,yang lansung di angguki Areta dengan lesu.

****

Rumah besar dengan interior bangunan yang klasik menyambut kedatangan Areta dan Ibunya.

Entah kenapa Areta sangat takut saat dia menginjakan kaki nya kerumah pria yang sangat ia benci.Dan sepertinya Areta mempunyai firasat buruk yang akan terjadi.Tetapi semua pemikiran itu iya enyahkan,ia tidak boleh terlihat lemah ketika berhadapan dengan pria itu serta orang tuanya.

"Ada keperluan apa ibu sama ade kesini?"tanya Satpam yang berjaga di rumah tersebut.

"Kami mau berbicara penting pak kepada pemilik rumah ini,"ujar Ibunda Reta.

Satpam tersebut langsung membukakan gerbang."Silahkan masuk.Kebetulan bapak sama ibu sedang ada di rumah,"

Nera dan Areta pun segera masuk,dan tidak lupa mengetuk pintu dahulu.

Toktoktok

Seorang Wanita yang umurnya hampir sama dengan Nera membuka pintunya.

"Kalian siapa?,ada keperluan apa datang kesini?"tanya Wanita itu dengan tatapan menyelidik.

"Apakah anda Ibunya Lutfi?"tanya Nera.

"Iya betul.Anak saya namanya Lutfi,"jawab Wanita itu.

"Perkenalkan nama saya Nera,dan ini Putri saya Areta,"

Wanita itu menatap Nera dan Areta dengan pandangan aneh.

"Kami kes-"ucapan Nera terhenti karna teriakan seseorang di dalam rumah.

"Bundaaa,Lutfi pergi main dulu"

Suara itu..

Pria yang sudah ada di depan pintu mentap Areta dengan tatapan membunuh.

Nera menatap pria itu dengan tatapan menyelidik.Ia segera bertanya pada Areta apakah Laki Laki itu Lutfi atau bukan.

"Apakah dia yang namanya Lutfi?"tanya Nera pada Areta yang terus menunduk seperti seekor kelinci yang takut di mangsa.

"Areta jawab Ibu!"tegas Nera.

Bunda Lutfi yang melihat kejadian itu merasa seperti orang bodoh,yang tidak tau apa apa, arah pembicaraan tamu yang datang kerumahnya."Ini ada apa sihh.Ia ini Lutfi anak saya!"kesal Bunda lutfi.

Plakk

"Aaaaaaa"

"Apa apaan anda!,kenapa anda menampar Anak saya!"bentak Bunda lutfi pada ibu Areta.

"Anak ibu.Dia telah menghamili anak saya!"ucap Nera penuh penekanan.

"Hah?"

Bunda Lutfi sangat terkejut atas ucapan Nera.

"Jangan asal ngomong yahh!,mana mungkin Anak Saya menghamili Anak Anda ini!"bentak Bunda Lutfi yang tidak terima Anak yang selama Ia didik dengan baik,di tuduh menghamili anak orang.

"Saya tau ini cuma akal akalan kalian doang!,dasar orang miskin!.Cihh,"

Kalimat pedas itu melucur di mulut Bunda Lutfi.Kalimat yang sangat Areta benci!.

Areta yang sendari tadi menunduk langsung mengangkat wajahnya,menatap Bunda Lutfi dengan tatapan tajam dan siap membunuh mangsanya.

●●●●●●●●●●●●
Please
Vote&Coment

Kalau udah baca VOTE yahh
Jangan jadi Readers aja atuhh😕



Siapa yang masih nunggu cerita Antara Rasa sampai tamat?

Tetap stayy yahh karna cerita ini bakal aku tamatkan 😙

Salam hangat dari author yang lagi males malesan di rumahh..


Antara RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang