28. Hurt

2.5K 163 19
                                    

"Dia bukan cewek gue. Ambil kalo lo mau! Puas lo!"
- Reka -

-

-----------------------------------------------------

Seorang lelaki baru saja keluar dari ruang rawat, ia memegang kertas putih berisi keterangan riwayat kesehatannya yang ia indap selama ini.

Lelaki itu mengetatkan rahangnya, mata tajamnya membuat ia semakin terlihat menyeramkan juga menakutkan. Siapapun yang melihatnya pasti terintimidasi oleh tatapannya itu, tenggelam bersama kegelapan yang menjadi ciri khasnya selama ini.

Iya meremas kertasnya, lelaki itu sedikit terkejut dengan penjelasan dokter yang memeriksanya tentang penyakitnya itu. Ia benar-benar tidak menyangka jika selama ini terdapat dua pribadi dalam dirinya.

Flashback on

Dokter paruh baya itu mendudukan dirinya pada kursi kebesarannya, ia mengambil sebuah bolpoin lalu menghela nafas beratnya sebelum menuliskan sesuatu pada kertas dihadapannya.

"Ada apa dengan saya?" Tanya Nevan mengintimidasi.

"Apa anda benar-benar tidak pernah mengetahui hal ini sebelumnya? Menurut riwayat rumah sakit, anda merupakan salah satu pasien rawat inap disini akibat keluhan yang sama beberapa tahun yang lalu. Keluarga anda yang membawa anda kesini, apa anda tidak diberitahu?"

"Gak ada! Gue gak punya keluarga, mungkin itu Nevan yang beda."

Dokter itu lagi-lagi menghela nafasnya. Ia tau, akan sia-sia jika ia berbicara pada pribadi pasiennya yang satu ini. "Anda mengalami gangguan identitas disosiatif."

Nevan mengerutkan dahinya, meminta penjelasan lebih dari sang dokter. "Kepribadian ganda. Anda akan lebih mengerti jika sudah membaca hasil pemeriksaan ini." Terang dokter sembari memberikan kertas hasil pemeriksaan Nevan pada lelaki itu.

"Sebaiknya anda berusaha mengendalikan kedua pribadi anda yang bertolak belakang. Akan lebih mudah dijalani jika kedua pribadi itu bisa bekerjasama."

Flashback Off

Nevan menatap tajam kertas digenggamannya. Ia tidak butuh obat, apalagi obat penenang. Ia tidak sakit, dokter itulah yang bodoh. Menganggap dirinya mengalami penyakit yang serius hingga harus diberi obat sialan itu.

Nevan melangkahkan kakinya keluar rumah sakit menuju parkiran masih dengan wajah mengintimidasi miliknya. Nevan menghentikan gerakannya saat hendak memakai helmnya, lelaki itu terlihat sedang berfikir. Cukup lama, hingga sebuah seringaian penuh arti terbit dari bibirnya.

Ia merencanakan sesuatu!

- o0o -

Bagas menaikkan sebelah kakinya sambil menyesap rokok miliknya. Setelah kejadian pagi tadi, lelaki itu lebih memilih mengunjungi rumah pohon daripada mengikuti pelajarannya.

Katakan ia berubah. Dulu, lelaki itu tidak pernah bolos pelajaran sekacau apapun dirinya dalam menghadapi masalah milik anak-anak basis yang menjadi tanggung jawabnya. Tapi sekarang? Ini kesekian kalinya lelaki itu bolos pelajaran, parahnya lagi dengan alasan yang sama. Gadisnya.

Fla sangat hebat, Bagas mengakui itu. Gadis itu benar-benar menariknya menjadi Bagas yang lain, bukan Bagas yang pertama kali ia kenal. Gadis itu terlalu kuat bertahan dalam pikirannya, bahkan sekuat apapun Bagas berusaha mengalihkan pikirannya, justru bayang - bayang gadis itu semakin jelas. Ini gila!

Bagas membuang putung rokoknya lalu menginjak bara apinya dengan sepatu. Lelaki itu mengeram lalu mengacak rambutnya frustasi. Mengapa gadis itu selalu membuatnya marah, apakah ia tidak sadar dengan kesalahannya? Bahkan gadis itu tidak berusaha menjelaskan apa-apa apalagi melontarkan kata maaf.

ALPHA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang