Siap-siap ya baca endingnya...😇
-----------------------------------------------------Napster dan anak basis memang musuh bebuyutan, tapi menyerang membabi buta dengan frekuensi sebanyak ini baru terjadi saat Nevan menjadi ketua Napster. Dendam dan kebencian terlalu dalam menyesatkan lelaki itu.
Kehancuran hidupnya setelah kematian ibunya, diperlakukan kasar oleh ayah kandungnya, tinggal bersama keluarga hangat sepupunya, membuat Nevan dibutakan rasa iri pada sepupunya. Bagas selalu mendapatkan apapun sejak dulu, berbeda dengannya yang hanya mendapatkan kehidupan lebih baik hanya karena rasa iba dan kasihan dari keluarga Bagas.
"Seharusnya hadapi gue sendiri kalo dendam lo cuma tertuju sama gue!" Sarkas Bagas penuh penekanan.
Amarah dalam kepala Nevan membeludak, ucapan Bagas tersirat makna bahwa lelaki itu melecehkannya sebagai seorang pengecut. "Let' start the true war, my cousin!"
Secepat mungkin kedua lelaki itu membalik posisinya, saling menodong senjata satu sama lain. Tanpa intruksi lainnya juga mulai menyerang, menghadapi satu lawan satu, saling baku hantam tanpa mau mengalah.
Fla gemetar menyaksikan pertarungan hebat itu, luka lebam, juga memar sudah mulai tercetak diwajah orang-orang itu. Tidak ada yang bisa menghentikan kejadian itu, terlebih dirinya sendiri.
Gadis itu menangis, mencoba tenang dan berharap penuh pertolongan datang menghentikab pemandangan mengerikan ini.
Dentingan benda tajam terngiang nyaring ditelinga, bersama debuman tinju yang bersahutan ngeri dengan teriakan mereka dibawah sana.
Ini adalah perang terhebat yang terjadi diantara kedua, dua pasukan yang sama bengisnya itu tidak akan ada yang mau mengobarkan bendera kalah lebih dulu. Tak peduli jika keringat dan darahnya telah bersatu padu pada akhirnya, mempertaruhkan nyawa untuk hal tak beguna berasas kebencian.
"HANGUSIN SEKARANG!"
Suara teriak Nevan membuat Fla tersentak, berbeda dengan anak-basis yang masih sibuk membekuk para musuh tanpa mengerti interupsi Nevan.
Fla mulai panik saat seorang lelaki sudah membakar korek api kayu dari sisi belakang rumah pohon. Tanpa jeda, ia melemparnya. Membuat si jago merah merambat cepat mengikuti jejak basah minyak tanah yang sengaja mereka diram disekeliling rumah pohon.
Kecepatan api melalap papan-papan kayu dan dedaunan kering tidak bisa dicegah jika cairan penyulut api itu terus bekerja dengan baik, ditambah lagi hembusan angin yang cukup kuat membuat api itu seolah terdukung semakin berkobar.
Fla panik bukan main saat ini, asap tebal sudah memenuhi ruang rumah pohon, membuat penglihatan Fla sedikit terganggu. Ia merangkak dengan sisa-sisa tenaga dan keberaniannya, merambat pada dinding papan yang masih utuh agar bisa mencapai pintu rumah pohon.
Napas gadis itu mulai sesak, tapi sebisa mungkin ia terus menggapai daun pintu rumah pohon itu. "Tolong!" Pekiknya dengan napas terengah.
Ia mencapai balkon dekat tangga, dengan terbatuk-batuk. "TOLONG!" Teriak Fla lebih keras lagi.
Bagas dan Nevan menghentikan gerakannya, menoleh cepat kearah balkon rumah pohon.
Kedua lelaki itu tersentak melihat gadis lemah itu disana. Tanpa sadar keduanya menggumamkan nama gadis itu. Bagas panik, pikirannya berkecamuk hanya tertuju pada gadis itu.
Bagas menjatuhkan pisaunya, ia berlari kearah tangga rumah pohon yang belum terlalap api, mengambil langkah cepat menyelamatkan gadis itu.
Berbeda dengan Nevan, lelaki itu seperti orang linglung. Rasa pusing menyerang kuat kepalanya saat ini, sebagian tubuhnya memberontak ingin berlari menyelamatkan gadis itu, tapi dirinya yang lain berusaha menahan menguasai kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHA [COMPLETE]
Ficção AdolescenteSUDAH LENGKAP, SEDANG TAHAP REVISI ♥ BEBERAPA PART DI PRIVATE ACAK! Bagas Reka, siapa yang tidak tau lelaki ini di STM Bung Tomo. Lelaki dingin yang tidak pernah mau meladeni siswa perempuan yang berusaha mendekatinya setiap saat, paling disegani o...