Boy merasa sudah melakukan kesalahan pada sang idola. Sebagai manajer Irene, di beberapa bulan terakhir, dia lebih disibukkan dengan urusan Laura. Masalah kemarin menjadi puncaknya. Pria itu mendengar dari Mbak Mir apa yang terjadi dengan Irene kemarin. Hal tersebut membuat Boy susah payah datang ke rumah Irene pagi-pagi. Dia tidak menghiraukan jadwal kegiatannya sepanjang hari itu. Kegiatan mengurusi Laura.
Di luar rumah itu, matahari sudah terlihat semakin tinggi. Kehilangan akal bagaimana membujuk Irene, dia pun berlutut di depan pintu kamar Irene sambil menyerukan penyesalannya. Boy sama sekali tidak ingin gadis itu berubah menjadi membencinya. Dia lebih baik mati ketimbang hal itu terjadi.
Mbak Mir hanya berdiri melihat apa yang terjadi dari jarak yang tidak terlalu jauh. Dia melihat Boy mulai menangis. Asisten rumah tangga itu pun mulai merasa kasihan lalu ikut berseru agar Irene keluar dari kamar dan mendengarkan pembelaan Boy.
Tidak lama kemudian, sang idola membuka pintu kamarnya. Akhirnya Irene menampakkan diri di depan Boy.
"Aku cariin kamu ke mana?" bentak Irene.
"Kamu tahu kan, Laura lagi promo..."
"Terus? Aku nggak diurus?"
"Enggak gitu..."
"Tapi? Kemarin pagi Pak Tanto telepon, ngabarin kalau aku nggak dapet peran!"
Boy hanya menunduk. Dia tidak bisa berbuat apa-apa, tidak bisa berkata apa-apa. Sama seperti bagaimana dia mendengar berita itu sehari sebelum Irene. Pria itu juga tahu siapa yang dicari sang sutradara. Laura orangnya.
Laura tidak hanya menjadi sebuah fenomena yang luar biasa di dunia hiburan, dia juga memberikan keuntungan yang cukup besar bagi manajemen tempat Boy bekerja. Tidak hanya Cemara Agency, tetapi sutradara dan produser film tersebut juga pastinya kedapatan untung. Banyak orang sudah menanti karena rencana pembuatan film tersebut telah bocor di forum-forum dunia maya. Menurut forum-forum tersebut, film yang akan dibuat nantinya adalah bentuk adaptasi dari sebuah cerita klasik yang sangat terkenal di masyarakat. Rencananya, sisi latar dan situasi sosialnya akan diubah, dari kuno ke modern. Ketika diklarifikasi, baik sutradara maupun produser tidak ada yang menyangkal kabar tersebut. Animo publik yang menantikan pun semakin besar setelah isu tentang Laura akan membintangi film tersebut beredar. Keduanya bersikap oportunis dan membenarkan isu tersebut.
Irene akhirnya berhenti merajuk setelah lama dibujuk oleh Boy dan Mbak Mir. Gadis itu menjelaskan bahwa dirinya adalah seorang penggemar berat sang sutradara dan akan melakukan apa saja demi mendapatkan peran utama cerita tersebut. Dia juga sempat menanyakan mengapa kemarin Doni tidak bisa dihubungi. Pertanyaan Irene ini tidak dapat dijawab Boy. Pria itu tidak tahu apa yang terjadi dengan sang penguasa Cemara Group kemarin.
***
Laura tidak lagi hidup berkekurangan. Pendapatannya dalam sebulan bisa mencapai dua kali lipat gaji ayahnya yang sudah ditambah uang lembur dan berbagai tunjangan. Walau belum memiliki rumah sendiri, karena harga rumah yang tinggi dan tabungannya masih berumur satu tahun, dia sudah bisa menyewa sebuah apartemen di pusat kota. Ibunya kadang-kadang ikut menginap di sana. Apalagi kalau gadis itu sedang sibuk-sibuknya. Unit apartemen tipe studio memang agak sempit jika dihuni oleh dua orang. Hanya ada satu lemari pakaian dua pintu, satu buah tempat tidur ukuran queen, meja makan dan kursi untuk dua orang, satu buah kulkas, dan kitchen set yang berukuran enam puluh kali satu setengah meter. Kamar mandinya pun hanya cukup untuk closet duduk dan area mandi dari air pancuran yang sempit – tidak seperti kamar mandi yang ada di rumah Laura, ada bak mandinya. Standar rumah susun menengah ke atas.
Pagi itu, Laura masih berada di apartemen bersama ibunya yang sedang mencuci piring. Mereka baru saja selesai menyantap sarapan. Di saat bersamaan, ketika Laura sedang menyikat gigi di kamar mandi, gadis itu teringat pesan pendek Boy yang mengabari bahwa kegiatan mereka hari itu diundur. Pertemuan dengan rumah produksi yang akan membuat iklan makanan ringan, atau pertemuan kedua dengan Pak Tanto – sang sutradara film, semuanya diundur. Laura tidak menanyakan alasannya.
"Ma..." Laura buka suara.
"Iya? Kenapa?"
"Hari ini aku nggak ada jadwal."
"Lho? Bukannya ada rencana mau ketemu banyak orang?" ibu Laura mengetahui apa saja kegiatan Laura dan di mana kegiatan itu berlangsung. Tidak ada yang luput dari perhatiannya. Dia memang bertindak seperti manajer pribadi Laura.
"Pak Boy kasih tahu lewat chat tadi pagi. Aku lupa bilang mama karena bangun-bangun aku kelaparan."
"Berarti kamu kosong sampai malam? Nggak ada kegiatan apa-apa?"
"Iya..."
"Besok gimana?"
"Kayak jadwal sebelumnya. Besok juga kosong. Pak Boy belum kasih tahu kapan hari gantinya buat ketemu Pak Hidayat sama Pak Tanto."
"Pak Hidayat yang mana? Pak Tanto yang mana?"
"Pak Hidayat yang orang iklan, Pak Tanto yang sutradara film..."
"Yaudah...mama mau pulang ke rumah. Kamu mau ikut?"
"Tapi sore nanti ketemu Rina sama Ivan boleh? Udah setahun aku nggak ketemu mereka."
"Boleh...ketemu di mana?"
"Di rumah Ivan...soalnya Rina pasti ada di rumah Ivan."
"Ngomong-ngomong...mereka berdua itu pacarannya gimana sih?"
Ibu dan anak itu mulai bergosip tentang hubungan asmara anatara Ivan dan Rina.
***
Doni terlihat seperti orang kurang tidur. Kulit di bawah kedua matanya berwarna sedikit lebih gelap dari area lain. Pria itu belum juga mendapatkan istirahat yang cukup. Hal itu disebabkan oleh sebuah fakta yang menyatakan bahwa Cemara Group tengah menghadapi fase yang memprihatinkan. Beberapa investor mendadak menarik diri dan angkat kaki dari negara itu.
Perusahaan seperti stasiun televisi juga makin lesu, tentu saja disebabkan oleh perkembangan teknologi yang semakin serba internet. Belum lagi banyak perusahaan-perusahaan berbasis teknologi yang semakin menjamur. Mereka menjual jasa melalui aplikasi dalam telepon pintar. Bentuknya beragam dan banyak pilihan. Ada tiga perusahaan yang bergerak di bidang transportasi, dua perusahaan di bidang medis, dan banyak perusahaan yang bergerak di bidang finansial. Tidak terhitung jumlah perusahaan yang bergerak di bidang hiburan dan jurnalistik. Berbagai kemudahan dapat diperoleh hanya dengan mengetukkan jari ke layar telepon pintar. Menghadapi perkembangan teknologi yang seperti itu membuat para pemodal lebih tertarik untuk mendanai perusahaan-perusahaan tersebut. Apalagi yang hype, sedang naik daun.
Karena itulah pertemuan para pertinggi Cemara Group itu digelar. Bukan seperti orang kebakaran jenggot setelah melihat kelakuan para investor, tetapi dengan penuh kecermatan. Tujuannya, mencari sebuah bisnis berbasis teknologi yang bisa dijadikan andalan. Yang kurang tidur tidak hanya Doni, tapi semua orang yang hadir dalam pertemuan itu.
Ada hal lain yang menjadi penyebab mereka kurangtidur. Sebenarnya, bukan karena terlalu sibuk bekerja. Setelah matahariterbenam, pertemuan yang membicarakan tentang masa depan perusahaan berubahmenjadi pesta kecil-kecilan. Banyak orang masuk ke ruang serba guna di hotelbintang lima yang letaknya ada di luar negeri – tempatpertemuan itu diadakan. Semuanya membawa sajian makan malam, mulai dari makananpembuka hingga penutup. Orang-orang itu juga membawa berbagai macam minumankeras. Setelah semuanya tersaji dan hampir setengah dari orang-orang yangmembawa makanan tadi keluar dari ruangan, banyak wanita muda yang memakai gauntipis, tanpa menggunakan pakaian dalam,masuk ke dalam ruangan. Mereka bertugas untuk menemani sampai pagi para petinggiCemara Group, termasuk Doni. Wanita-wanita ini bukan orang-orang sembarangan.Beberapa dari mereka adalah artis papan atas, beberapa hanya figuran ataumodel-model seksi. Selesai menyantap makanan, gantian para wanita itu yangmereka santap. Tidak sedikit para petinggi yang membawa dua atau tiga wanitasekaligus ke kamar hotelnya. Doni hanya membawa satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berita Kematian Sahabat
Mystery / ThrillerLucky, seorang bintang satuan reskrim, teringat awal pertemuannya dengan sepasang kekasih, Ivan dan Rina, setelah dia selesai membaca sebuah berita penemuan mayat di internet. Pertemuannya dengan Ivan dan Rina kala itu menjadi latar belakang dalam s...