7. Sahabat?

38 4 1
                                    

"Sahabat itu ibarat udara yang selalu kamu butuhkan"


Suara garpu dan sendok seakan menjadi melodi terindah ditambah suara sekeluarga yang sedang bercanda gurau bersama menambah suasana ceria di pagi hari ini.

"Aila kamu sama papa berangkatnya yah, nggak boleh naik sepeda" ucap Hana-mamanya di sela-sela candaan mereka

"Tapi ma..."

"Nggak ada tapi-tapian,selagi papa nggak keluar kota kamu sama papa berangkatnya dan mang Tatan yang bakal ngejemput kamu. Oke" ucap mamanya mengeluarkan maklumat yang tak boleh dibantah.

"Makanya kalau naik sepeda itu pake mata jangan pake hati" cerocos Altaf_abangnya

"Tapi segala sesuatu tanpa seruan dari hati nggak bakalan berjalan bang. Jadi selain main mata harus main hati juga dong" tambah Safar_ayahnya yang kini mengedipkan satu matanya ke anak gadisnya.

"Oohhh....jadi papa selama ini hobinya main mata sama main hati sama cewek lain yah?gitu?" tanya Hana dengan wajah ditekuk.

"Ya jelaslah.."

"Ck.. Papa ngeselin deh" rajuk Hana

"Maksud papa main mata sama main hati cuma buat mama seorang" Rayu Safar sambil menaik turunkan alisnya sambil tersenyum smirt.

"Sumpah kalian lebay" ucap Ataila sambil bedengik ngeri

"Kamu masih kecil mana tau soal ginian" bela Safar

"Aku udah gede pa, bentar lagi kan 18 tahun"

"Tetap aja kamu masih kecil"

"Aku udah gede pa"

"Masih kecil sayang"

"Udah gede pa"

"Masih kec.."

"Udah udah kok malah debat sih anak papa sama aja. Udah jam 7 mau talat kalian"

"Kamu sih la, udah cepetan habisin makanannya terus kita berangkat papa ada  meeting jam 9"

"Udah kok pa"

"Yaudah aku pergi dulu ya yang, Taf kekampusnya jangan ngebut" ucap papanya lalu mrncium kening istrinya dan menyalami anak Lelakinya.

"Ma, bang Aila pamit"

"Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

☁⛅☁

"Hati-hati yah, jangan pulang sendiri! Tungguin Mang Tatan jemput!!" ucap lelaki parus baya sambil mengacak rambut anak gadisnya.

"Ihh papa berantakan rambut Ailanya" ucap Aila dengan mengerucutkan bibirnya.

"Sok rapi kamu"

"Emang aku rapi papa sayang"

"Terserah kamu deh, yaudah jangan bandelya di kelas!"

"Siap pak" jawab Ataila sambil melakukan gerakan hormat kepada papanya

"Belajarnya pake otak yah, jangan cuma main mata sama main hati, patah hati baru tau rasa"

"Aduhh papa, uda ah Aila masuk kelas duly. Assalamualaikum" ucapnya lalu mencium punggung tangan papanya

"Waalaikumussalam"

Awan Dan LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang