9. Masalah

50 4 2
                                    

"Nggak akan ada masalah yang nggak bisa diselesaikan, kuncinya yah berjuang"

***

P

anggilan atas nama Awan Khafif Muazzam dan Aksa Gerald Angkasa, agar ke ruang BK sekarang juga!

Suara bariton melalui pembesar suara itu terdengar mengelegar mengenai semua penjuru sekolah.

"Gawat Wan lo terancam kalo kayak gini ceritanya" ucap Gazza panik

"Kenapa sih lo harus berurusan sama Aksa Gerald Angkasa murid bebal nggak karuan itu?" tanya Vanesha sambil memegang lengan kekar milik Awan.

"Apaan sih" bentak Awan, lalu menepis tangan milik cewek genit itu.

"Ngapain nih Vanesha, kebiasaan banget cari kesempatan dalam kesempitan" protes Gazza

"Gue kan khawatir sama lo Awan" jelas Vanesha.

"Udah tenang! Mending sekarang lo ke BK deh Wan, nanti hukuman lo ditambah lagi" ucap Gidran yang sedari tadi hanya memperhatikan para sahabatnya yang sedang berdebat.

Awan terlihat sangat santai dengan raut wajah yang seperti biasanya datar dan dingin yang semakin menambah kadar ketampanan di wajah cowok cuek itu.

"Awan lo hati-hati yah, bilang sama gue kalau ada yang berani macam-macam sama lo" ucap Gazza dengan ekspresi lebay-nya yang begitu menjijikan

"Lebay" ucap Awan tersenyum sangat tipis namun mampu melelehkan hati orang-orang yang menatapnya. Manis.

"Ganteng bener lo Wan, kok jantung gue degdegan disenyumin babang Awan" ucap Gazza konyol.

"Najis lo njirr" ucap Gidran yang menjitak kepala sahabatnya yang satu itu.

"Sakit babe"

"Lo sih, homo disiang bolong"

☁⛅☁

Di sudut kelas terlihat seorang cewek dengan wajah bersalahnya

"Semua ini karena aku,andai aku nggak cari masalah semuanya pasti bakalan baik-baik aja"   


Kini sosok Langit Ataila Anwa tengah dilanda penyesalan dan rasa bersalah. Kata seandainya terus saja berulang di otaknya.

"Gawat banget, Awan pasti berada dalam masalah. Lo tau kan Aila sekolah kita itu ketat banget peraturannya, di kelas aja ada tatibnya coba. Sumpah gue khawatir banget" ucap Agizka nampak begitu panik.

"Ini semua salah aku, karena kecerobohan aku, dia dalam masalah. Aku merasa bersalah banget sama dia" tutur Aila dengat mata yang kini mulai berkaca-kaca.

"Udah...udah, gue yakin kok, si es Antartika itu bisa ngenyelesain semuanya. Jadi tenang aja yah" ucap Andani sambil mengusa-usap pundak Ataila guna menenangkan gadis itu.

"Aku harus pastiin, dia sedang nggak dalam masalah" ucap Ataila bangkit dari duduknya lalu bersiap-siap melangkah meninggalkan kelasnya.

"La lo mau kemana?" tanya Andani

"Ke BK"

"Aila plis, jangan nambah masalah lagi. Gue pusing karena ulah lo" ucap Agizka nyolot.

"Terus aku harus ngapain? Diam? Seolah-olah semuanya baik-baik aja, gitu?" tanya Ataila penuh penekanan, lalu melangkah meninggalkan kelas.

Ataila terus saja berjalan hingga langkahnya terhenti akibat sebuah tangan yang berhasil menjambak rambutnya.

"Auuu.." pekik Ataila kesakitan.

Awan Dan LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang