22. Sweet Dinner

15 1 0
                                    

Kini Ataila dan Awan berada di ruang makan milik keluarga Ataila bersama Hana__mama Ataila.

Ya. Sepulang mereka dari sanggar AGAGI, Ataila ngotot memaksa Awan untuk mampir makan malam bersama di rumahnya. Bagaimana tidak memaksa, ini perintah sang ibu negara. Siapa lagi kalau bukan Hana, mama Ataila.

Terlihat beraneka macam jenis makanan yang terlihat sangat lezat telah tertata rapi di meja makan.

"Gimana tugasnya udah kelar?" Tanya Hana hangat.

"Udah ma, tinggal presentasi" jawab Ataila enteng.

Hana tersenyum manis kemudian menatap putrinya dan Awan bergantian. Saat ini Ataila di mode waspada. Kalau mamanya sudah berekspresi seperti itu, sebentar lagi akan ada kejadian di luar nalar yang akan terjadi. Tapi semoga saja tidak.

"Awan! Ataila di sekolah nggak manja kan? Nggak nyusahin kan? Nggak Bawel kan?" Cerocos Hana tanpa memedulikan ekspresi memelas putrinya.

"Atau sering nyontek kalau belajar?" Tambah Altaf yang berjalan menuju mereka.

Serangan pertanyaan yang bertubi-tubi membuat Awan sedikit salah tingkah, ia bingung harus menjawab yang mana lebih dulu, bahkan ia sudah lupa apa apa saja pertanyaannya. Jangan salahkan Awan, salahkan saja sipenanya yang bertanya seperti peserta lomba baca cepat. Cepat tapi tak jelas.

"Ma!! Abanggg!!!" Protes Ataila manja.

Sedang Awan kini hanya tersenyum, tak tahu harus berbuat apa sekarang. Selama ini hidupnya terlalu kaku, jadi ia kurang tau caranya merespon candaan orang lain.

"Itu cowok lo cuman senyum, berarti bener lo emang sering nyontek" ucap Altaf lagi sambil menaik turunkan alisnya.

"Enak aja aku rajin kok ngerjain tugas. Nggak ada sejarahnya seorang Langit Ataila Anwa itu NYONTEK" Protesnya.

"Dan juga temanku itu namanya Awan bukan cowok lo" lanjut Ataila polos atau pura pura polos.

Mendengar jawaban Ataila yang polos polos menghanyutkan itu membuat mereka serempak tertawa ngakak. Kecuali Awan yang hanya terkekeh pelan.

"Udah udah!!! Sekarang mari kita makan!" Titah Hana.

Baru saja mereka ingin memakan makanan masing-masing, terdengar pintu yang di ketuk dan suara khas lelaki dewasa yang mengucap salam membuat mereka menghentikan aktivitas makannya sebentar.

Hana dengan cepat membukakan pintu untuk Safar__ papa Ataila.

Setelah sampai di meja makan, dengan gesitnya Hana segera membuka jas milik suaminya dan mengambil tas kerjanya  kemudian membawanya ke kamar. Sedangkan Ataila menyediakan makanan untuk papanya.

"Maaf yah papa telat. Macet banget" ucap Safar ketika semuanya sudah berkumpul.

Seperti Baru menyadari sesuatu, Safar dengan segera menatap seorang pemuda tampan yang duduk di depannya tepat di samping putri kecilnya. Awan yang ditatap seperti itu sedikit gugup, apalagi tatapan Safar begitu mengintimidasi. Namun beberapa detik setelahnya Awan tersenyum lega saat mendapati ekspresi Safar yang tengah menatap Awan lalu Ataila bergantian, kemudian menaik turunkan alisnya. Persis ekspresi Hana tadi.

"Temannya Ataila yah?" Tanya Safar kemudian menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya.

Awan mengangguk sopan "iya om"

"Gimana Ataila di sekolah? Nggak sering main matakan?" Tanya Safar diiringi kekehannya.

"Papa..." tegur Ataila dengan sangat manja.

Altaf yang sedari tadi diam kini kembali memulai aksinya lagi. Apalagi kalau bukan membuat sang adik kesal. Itu adalah salah satu hobi favorit seorang Altaf.

Awan Dan LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang