Bagian 5 | Bumbu kebersamaan

9.5K 619 33
                                    

[ RASENDRIYA VERSI BARU ]

[ RASENDRIYA VERSI BARU ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[R a s e n d r i y a]

     Tiga hari sudah Rasen berdiam diri di rumah, dan tiga hari itu pula kedua orangtuanya tidak mengijinkan Rasen untuk beraktifitas. Sekedar makan pun harus duduk diam di kamar. Rasen hanya menurut.

     "Ok, Mama ijinin kamu sekolah hari ini. Tapi, untuk latihan basket? No permission. Setelah maghrib, Bang Leon mau anterin kamu ke rumah sakit buat check up."

     Rasen memang berhasil membujuk sang Ibu untuk mengijinkannya kembali melihat suasana sekolah. Tetapi kata-kata yang keluar dari bibir ranum sang Ibu seakan berhasil menurunkan mood Rasen.

     Kelas sangat ricuh, berisik—sudah hampir setengah jam kelasnya tidak ada pelajaran berlangsung. Hal itu sedikit membuat Rasen terganggu.

     Ya, sebenarnya Rasen sedikit sensitif akan keramaian. Hingga Rasen memilih untuk meletakkan kepalanya di atas bangku. Mood Rasen turun karena sang Ibu.

      TUKK! Rasen tersentak kala sebuah benda mengenai kepalanya yang sudah jelas terlihat nyaman dengan posisi terbaring di atas bangku.

    Valdo, Emil ikut terkejut, begitupun Adit. Merasa tidur lelapnya terusik, Rasen bangkit dari kursinya dan berdiri dengan raut wajah yang garang.

     "Siapa yang lempar gua pake benda ini?" ucapan Rasen memang terdengar santai, tapi bisa di lihat kalau lelaki itu begitu emosi.

     Rahang Rasen mengeras, tatapan matanya bak elang yang sangat tajam - siap untuk mematuk mangsa. Se-isi kelas seketika hening, mereka menampilkan raut bertanya-tanya.

     Siapa yang berani menggangu Rasen? Apalagi lelaki itu sedang tidur?

     Satu menit terlewati dan semua masih diam. Rasen kembali mengangkat sebuah kotak pensil kecil yang tadi mendarat halus di kepalanya.

     "Gua tanya siapa yang lempar ini?!" suara Rasen sedikit meninggi, hal itu memicu kekhawatiran Adit. Adit bangkit dan meremas bahu Rasen.

     "Gua ngak sengaja," jawab sebuah suara yang terdengar begitu santai.

     Mata Rasen seketika bergerak—menatap seorang gadis yang mengaku telah melempar kotak pensil itu dengan alasan tidak sengaja.

     Aya, melihat gadis itu seakan Rasen mengingat kejadian tiga hari yang lalu. Sial! Gadis itu melihat kelemahanya.

     Bahu Rasen sedikit bergerak guna menghempaskan tangan Adit. Kakinya perlahan bergerak dan berjalan menghampiri Aya.

     Saat Rasen berjarak beberapa senti dengan Aya, salah satu teman gadis itu mundur perlahan dengan bibir tergigit.

Separuh Napas (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang