💙Bab 7💙

189 64 165
                                    

Anna menemani Ibunya yang terawat di rumah sakit. Setelah kejadian tadi malam,Juna meminta ijin untuk membawa Hanna ke rumah sakit. Karena ia sangat sayang kepada Hanna.

Flashback on

Hanna perempuan cantik lulusan Sarjana,melamar pekerjaan di suatu gedung ternama.CT.Pratama, itu nama perusahaannya.

Namun, saat wawancara dengan pemilik perusahaan ia tak diterima kerja di sana. Lelaki tampan melihat Hanna terkagum-kagum. Bagaimana bisa perempuan berbakat itu tidak diterima di perusahaan yang justru membutuhkan karyawan sepertinya?

Juna dan Hanna,sering bertemu dan menjalin hubungan tanpa sepengetahuan Ayah Juna.Mereka mungkin hilaf, dan melakukan perbuatan tidak senonoh.

Juna yang melihatnya, tidak berpikir panjang. Ia mengatakan kepada Hanna akan bertanggung jawab dengan semuanya. Ia tak bisa menikahi Hanna karna, ia terlanjur dijodohkan oleh Ayahnya untuk kepentingan bisnis perusahaan nya.

"Maafin aku Hanna ,tidak seharusnya aku seperti ini.Aku akan memberimu uang sebesar pengeluaran biaya anak kita lahir sampai dewasa."

"Apa maksudmu Mas?Setelah seperti ini kamu pergi."Hanna meneteskan air matanya.

"Percaya padaku, aku akan menemuimu nanti.Aku akan bertanggung jawab untuk semuanya. Tapi tidak untuk sekarang."

Setelah kejadian besar itu, Hanna selalu sedih ketika anaknya meminta untuk diceritakan siapa ayahnya. Pasalnya sampai sekarang Hanna menceritakan bahwa Ayah nya telah meninggal.

Dan ia menceritakan itu tak luput dari menangis.Hanna selalu bersyukur tetap ada orang yang bener-bener tulus mengirimkan uang untuk anak nya. Meski ia tak pernah bertemu dengan orang itu.

Flashback off.

Kejadian itu mengiang-ngiang di kepala Hanna. Ia bahagia karna cintanya menyusulnya meskipun itu menunggu istri kekasihnya meninggal.Yaitu Ibu Angga. Yang kerap disapa Nina.

Sudah jam 9 malam,Angga tetap tidak berinisiatif minta maaf terhadap ibunya. Anna meremas sprei kasur yang ditiduri ibunya.

Juna menghampiri Hanna dan Anak barunya.Ia mulai membuka suara.

"Ann,ga makan dulu?"

"Ntar Paman."Anna masih memanggil Juna dengan sebutan Paman.

Tiga orang itu saling terenyuh oleh keadaan, sementara orang di balik kelambu kamar VVIP tersebut melihat dengan mata memanas.

Bahkan disaat detik-detik Mama meninggal Ayah di kantor_Angga.

Angga membalikkan badannya, ia mendapati Anna sedang berdiri menghadap ke arah Angga. Setelah Angga tahu itu, ia berbalik arah segera menghilangkan diri.

Anna yang mengetahui gerak-gerik Angga, Anna pergi mengikuti Angga dari belakang hingga sampai di Lap.Futsal samping rumah sakit.

Jika ia disuruh mengingat-ingat kejadian 3 hari yang lalu. Anna sangat-sangat tidak lupa dengan kejadian itu. Terlebih dengan orang yang disukainya.

Angga berhenti.Tubuhnya memutar ke arah Anna.

"Jangan deketin gue.Jangan suka gue.Jangan jadi saudara gue."Tiga kalimat itu meluncur di bibir Angga.

Anna hanya mematung, perasaannya teriris oleh itu. Ia mengejar Angga hanya untuk memintanya agar berminta maaf pada ibunya.

"Lo ga ada rasa bersalahnya sama sekali yah jadi orang.Sekarang gue minta elu kak minta maaf ke nyokap gue."Ucap Anna lantang dengan tangan mengepal disamping kanan dan kiri.

Ganna - [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang