mengulang hari ituㅡchangbin sama sekali tidak bisa memejamkan matanya barang semenit. dia terlalu tenggelam dalam merenungkan siapa yang akan mengalami hal buruk setelah hyunjin.
hingga changbin mulai menyentuh sarapan pun, sama saja.
netranya memandang makanan tak berhasrat, tangannya bergerak lesu saat hendak menyuap, dan mulutnya mengunyah tanpa ada minat.
semuanya benar-benar memperlihatkan jika pemuda itu malas hidup untuk saat ini.
"loh, tumben ke rumah?"
changbin bahkan terkejut sendiri ketika kakinya berhasil menapak memasuki area rumah chaeyeon yang sempat dia hindari beberapa waktu karena kasus kloningan jisung.
pemuda seo lantas mengendik, "gatau." katanya.
"ada masalah?" chaeyeon dengan hiasan plester penutup luka di wajah mendekatinya, "lo kaya mayat pas jalan ke sini, pucet banget mana nunduk mulu."
changbin sekedar mengerucutkan bibir lalu menjatuhkan pandang ke arah sandal jepit gembel yang tidak jauh dari tempatnya berdiri, "ada yang dateng?"
"si kunyuk, biasa."
"jisung?"
"yap." chaeyeon segera menyambung kata kala melihat raut changbin kembali memucat, "tenang, jisung asli kok. bukan yang nyamain kaya waktu itu."
"oh...baguslah. gue masuk, ya?"
"masuk aja."
begitu masuk, tertangkaplah figur pemilik sandal jepit gembel yang changbin lihat di pintu depan tadi.
sedang memakan rakus camilan milik tuan rumah sampai tersedia 5 kaleng jenis camilan di depannya. pipi jisung penuh membulat, menandakan dia belum bisa diganggu gugat.
"tupai rakus," oceh changbin, mengambil tempat di samping jisung.
mendengar ejekan changbin, jisung sekedar memberinya jari kelingking. pengganti jari tengah katanya, supaya lebih halus.
"jadi, kenapa?" giliran chaeyeon angkat suara, "lo pasti ada masalah 'kan sampe dateng ke sini?"
"kalo gue memang ada masalah pun, lo pasti bisa nebak masalahnya gara-gara apa."
"suara itu?"
"hm."
chaeyeon tampak menimbang, "dia ngomong apalagi?"
"abis lo sama hyunjin, bakal ada yang kena lagi."
"gue dong?" imbuh jisung tiba-tiba.
"kok lo ngomong gitu?" cerca chayeon.
jisung menggeleng kecil, "feeling aja, korbannya kayak engga jauh dari temennya bang changbin. berarti kalo engga gue, paling ya si felix."
mendengar perkataan jisung, changbin terdiam sementara chaeyeon sibuk mengomeli pemuda itu.
kalau tidak jisung berarti felix?
oh, tidak tidak.
"sung, lo ada kaㅡ"
ucapan changbin terhenti kala dia merasakan handphonenya bergetar. segera saja dia merogoh saku dan melihat siapa yang menghubunginya.