Part 11 - Birthday Suprise

1.3K 79 143
                                    

-
-
-
-
-
💑

HAPPY READING


-
-
-
-
-

17 November 2019

"Sayang?" yang dipanggil tidak menengok, karena mengira itu bukanlah untuknya. "Kamu masih disini, Nan? Nungguin aku ya?" dengan centil ia menjawil dagu Jinan agar mendongak kepadanya.

"Ahh, kak Anin? Apaan deh" Jinan bersungut melepaskan tangan Anin.

"Kok sombong sih selingkuhan aku" Anin mengambil duduk disebelah Jinan, "Gak boleh banget dicolek, hah?" racaunya.

"Bukan gitu, kak..." seketika Jinan gugup ditatap dengan jarak yang begitu dekat oleh Anin, "Eh, iya. Rapatnya udah kelar ya?" Jinan coba mengalihkan topik.

"Kamu wangi ya, Nan" Anin mengendus samping leher Jinan, dan otomatis membuat bergidik sang empunya.

"Iya. Barusan kan gue emang abis mandi. Wajarlah, kak" terang Jinan.

"Disini?" heran Anin, kemudian diangguki Jinan. Tidak biasanya member bebersih diri sampai mereka mau mandi di teater. Namun, biarkan sajalah. Karena bukan itu masalah utamanya, "Kenapa kamu ngga ngajak aku, Nan?" bisik Anin, tangannya tidak diam mengelus halus paha Jinan.

Sadar backstage masih dipenuhi member lain, Jinan menyingkirkan lagi tangan Anin yang sedang berusaha menggoda dirinya. Dan, sungguh Anin berhasil membuat Jinan menjadi tidak nyaman. Beruntung Jinan memiliki pengendalian diri yang baik jadi tidak tergoda dengan tingkah dari senior sekaligus rekan satu teamnya tersebut.

"Kak Anin, sorry ya. Gue cabut dulu, mau nyari Cinhap" Jinan buru-buru bangkit lalu segera menjauh dari Anin.

Tepat setelah kepergian Jinan, Anin meringis waswas. Seiring kedatangan kapten JKT yang menghampirinya dengan tatapan tajam. Ternyata sedari tadi Beby memperhatikan kelakukan pacarnya bersama Jinan. Maka dari itu persilahkan mereka menyelesaikan persoalannya, dan lebih baik melanjut ke Jinan yang akan mencari Cindy.

Jinan menyusuri setiap sudut backstage, ia berharap lekas menemukan dimana Cindy. Jika Anin dan Beby saja sudah di backstage lagi itu berarti rapat strategi offline sesi pertama memang telah rampung. Nah, ketemu. Bahkan Cindy yang lebih dulu melangkahkan kaki mendekat pada Jinan.

"Udah, Hap? Berangkat sekarang yuk" ajak Jinan.

"Tunggu, Ji. Aku pamit Eril dulu ya" tahan Cindy.

"Lha. Emang penting apa?" Cindy mengangguk, "Aku bisa kena omelan parah, Ji. Kalo pergi tapi ngga bilang dia dulu" adunya resah.

"Hap, yang bener aja sih. Lu taukan, gue paling gak suka nunggu. Trus sekarang gue harus nungguin lu, lagi?" oceh Jinan yang mulai kesal.

"Sebentar doang, Ji. Plis, ya?" mohon Cindy. Dan, kalau sudah begini pasti Jinan harus mengikuti mau Cindy.

"Yaudah sana. Buruan!" suruhnya.

Sembari menunggu Cindy kelar dengan urusannya, Jinan menyandarkan tubuh ditembok dekat pintu keluar. Dan bukan bermaksud memperhatikan, hanya saja dari posisinya kini Jinan dapat melihat bagaimana rumitnya Cindy meminta persetujuan Ariel. Sepertinya perdebatan berlangsung alot. Hingga akhirnya mau tidak mau Ariel pun mengiyakan keinginan Cindy.

Selanjutnya, Jinan sempat dibuat keheranan saat Ariel mengikuti Cindy berjalan kearahnya. Tidak mau terlihat canggung, Jinan memasang wajah datar khasnya saat berhadapan dengan Ariel yang merupakan kekasih Cindy semenjak tiga bulan lalu.

CAPTAIN JEE NAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang