Part 12 - Hari Kelahiran

1K 78 20
                                    

-
-
-
-
-
💑

HAPPY READING


-
-
-
-
-

18 November 2019

Bandara Ngurah Rai, Bali

Jinan tiba di Bali pukul 01.25 wita, dan kini ia sudah didepan pintu keluar Bandara Ngurah Rai. Jinan mengaktifkan kembali ponsel yang sempat dimatikannya selama perjalanan udara tadi. Ketika menyala, segeralah Jinan mencari kontak seseorang yang akan menjemputnya guna mengabari kalau ia telah sampai ditempat janjian mereka.

Nah, panggilan telepon itupun terhubung.

"Halo, kak?" sapa Jinan, "Aku udah sampe nih" beritahunya.

"Sampe mana?"

Hey, suara itu... Bukan suara yang sedang ia tuju, "Dev?"

"Iya, kak Jinan?"

Diceknya lagi nomor tujuannya. Tidak salah, hanya saja... "Ini nomor kak Dea, bener kok. Kenapa lu yang angkat sih?"

"Emang gaboleh?"

Masa iya, Jinan melarang. Jelas tidaklah, "Ya, boleh. Tapi... Ng... Dev, kakak lu kemana?"

"Mbak udah tidur"

Jinan berharap Devi sedang bercanda. Kalau serius bagaimana dengan nasibnya nanti. Pasalnya sewaktu berangkat ke Bali, Jinan memang tidak ada check in hotel manapun. Karena mengira Dea akan menjemputnya dan ia akan menginap gratis dirumah mereka. Lebih baik Jinan bertanya sekadar memastikan, "Seriusan lu, Dev?"

"Serius. Mau difotoin?"

"Gausah" tolak Jinan, lagi pula buat apa foto Dea. Beda cerita apabila yang ditawarkan itu foto Devi, takkan bisa ia menolak. Alias Jinan kelimpungan akan beristirahat dimana. Tidak mungkin berkeliling mencari hotel pada tengah malam seperti ini. Belum lagi Jinan berada ditempat yang bukan daerahnya, rasanya ia takut tertipu. Meminta Devi menjemputnya? Tidak jadi kejutan dong kedatangannya kesini. Aish. Jinan mengacak rambutnya sendiri, pusing.

"Hahaha" terdengar tawa Devi diujung sana, "Kak, coba deh kamu nengok belakang" pintanya.

Tanpa berpikir panjang, Jinan mengikuti arahan Devi. Nafas lega berhasil terhembus, saat ia melihat seorang gadis cantik tersenyum manis dan melambai padanya. Hal yang mampu menularkan sebuah lengkungan terlukis indah dibibir Jinan. Iapun memutuskan sambungan teleponnya. Kemudian, Jinan merentangkan tangan siap menerima Devi yang sedang berlari kecil itu masuk kedalam dekapannya.

"Kangen" kata pertama yang dituturkan Devi setelah mendarat mulus dipelukkan Jinan.

"Iya sama"

"Sama apa?"

"Sama kangen"

"Kangen siapa?"

"Kangen Devichu"

"Uww... Kangen kak Jee Nan juga, pake banget banget banget" Devi semakin erat memeluk Jinan. Tentu saja, Jinan tak keberatan. Justru ia membalas Devi dengan tak kalah eratnya.

Hampir lima menit berlalu, Jinan dan Devi barulah melepaskan pelukan mereka. Menyetorkan rindu yang menumpuk sangat banyak memang butuh waktu lama bukan supaya terlepas semuanya. Jadi, wajar sajalah.

"Jail banget sih lu tadi" Jinan mencubit asal pipi Devi, "Gue pikir bakal beneran nunggu di bandara sampe pagi tau" ungkapnya.

"Panik ya? Hehe... Berhasil dong aku ngerjain kamu?" Jinan mendelikkan mata malas, belum apa-apa ia sudah terkena jebakan Devi.

"Pembalasan bakal lebih kejam, Dev. Liat aja" pongah Jinan.

"Nih, aku liatin kamu" Devi malah menantang balik.

"Udah, ahh" Jinan salah tingkah ditatap Devi.

"Ciyeh, kak Jinan masih saltingan aja"

"Iuh. Pede banget lu bocah"

"Apaan tuh 'bocah'?"

"Bocah is you" Jinan meletakkan telapak tangannya diatas kepala Devi, mengusapnya perlahan. Devi yang hendak protes jadi mengurungkan niatnya. Ia memilih menikmati usapan lembut Jinan yang menimbulkan rasa nyaman baginya. Tak lama kemudian, Jinan maju selangkah lebih dekat pada Devi. Lalu ia memberikan kecupan hangat dikeningnya.

"Selamat ulang tahun ya, Dev" ucapnya.

"Makasih Kak Jinan" Devi menarik tubuh Jinan untuk dapat dipeluknya lagi.

Tbc

CAPTAIN JEE NAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang