Part 20 - Kepalang Tanggung

1.7K 75 223
                                    

-
-
-
-
-
💑

HAPPY READING


-
-
-
-
-

[ +13 ]

💬 : Catatan
Ini bukan cerita panas,
Tapi anak kecil dilarang mampir!

👇 Alias jgn gini ya guys 👇
Numpang baca doang, vote kagak
Sentil nih ubun2nya [wkwk]

29 November 2019

Sore ini, hujan deras kembali mengguyur kota Jakarta dan sekitarnya. Beruntung, Anin telah berada dikosan sejak enam puluh menit lalu. Jadi, dirinya tak perlu berteduh disuatu tempat menunggu hujan reda. Dan, suasana yang sedang dingin begini boleh dibilang menjadi favorit Anin.

Terbukti, Anin tampak betah hanya dengan memakai kimono saja. Dari sehabis mandi membersihkan diri, ia memang tidak ada niatan untuk mengenakan baju. Ah, mungkin nanti setelah makanan yang dipesannya datang. Barulah Anin mau berpakaian benar.

Tok tok tok

Anin bersemangat sekali membukakan pintu. Nahkan, dugaannya tepat. Seseorang yang mengetuk pintu itu adalah pengantar makanan.

"Nih, ambil!" dia menyodorkan pesanan Anin. Jelas, nampak kekesalan dari mimik wajahnya. Anin tidak menyukai itu. Iapun protes atas ketidakramahannya.

"Galak banget... Aku kasih bintang satu loh"

"Bodoamat. Gue ngga peduli, tau gak?"

"Ohh, gitu... Aku aduin kapten, ya?"

"Mau lu apa sih!!?" bentaknya.

"Mau, kamu temenin aku"

"Gue banyak urusan"

"Sebentar aja"

"NGGAK!"

"Jinan... Bentar doang, ihh" Anin geregetan. Susah ya, mengendalikan Jinan supaya mengikuti kemauannya.

"Gue sibuk, Anin!" tolak Jinan tegas. Ia menyerahkan bungkusan makanan yang dibawanya ke tangan anin. Selanjutnya, Jinan segera melangkah pergi dari sana. Namun, tidak bisa. Dengan kekuatan maksimal, aksi Anin memaksa Jinan masuk ke kamarnya berhasil.

"Diluar lagi hujan, Nan" Anin cekatan mengunci pintu, lalu melempar asal kuncinya. Pastilah, Jinan terkejut. Ada-ada saja upaya Anin mencegatnya.

"Kak Anin! Lu sakit, ya?" sentak Jinan, "Argh, bego... Bikin susah gue banget, lu" umpatnya. Lekas Jinan berusaha menemukan kembali kunci kosan Anin.

"Kamu yang buat aku sakit, Nan" sahut Anin, sambil menaruh kotak makanannya dinakas. Kemudian, ia menghampiri Jinan yang sedang mencari kunci di kolong meja riasnya.

"Kamu mau kemana emang, buru-buru?" tanya Anin, "Heh, Nan?" Jinan enggan menyahutinya.

"Aku gasuka dicuekin, Jinan!!?" Anin menarik kupluk hoodie Jinan agar berdiri menghadapnya. Mau tak mau, Jinan menuruti Anin. Toh, kunci kamar Anin sudah ketemu dan kini ada ditangannya.

"Gue mau jemput Devi, di bandara" jawab Jinan.

"Nanti aja. Kamu main disini dulu, ya?" bujuk Anin.

"Lain kali deh. Gue udah telat, kak. Gegara tadi ngantri makanan lu tuh, lama banget" keluh Jinan, "Gue jalan sekarang, ya. Soalnya Devi bakal take off bentar lagi" pamitnya.

"Gaboleh, Nan!" larang Anin, tak rela Jinan pergi. Dan, BUGH. Ia mendorong Jinan hingga menghimpit sudut tembok kamarnya.

"Kemarin kamu udah janji, ya. Belum lupakan?" Anin merapatkan tubuhnya pada Jinan, "Puasin aku, baru kamu boleh pergi!" ia sedikit berjinjit, guna mencapai bibir Jinan.

CAPTAIN JEE NAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang