Istirahat sore bersama dua wanita cantik tak membuatku terhindar dari keresahan. Pemberitahuan Fejery tentang apa yang terjadi di medan pertempuran membuat tanda tanya besar dikepalaku.
Jika Haisha berhasil merebut satu Torpi dari Cirai, aku pikir itu adalah hal yang biasa. Kelompok-kelompok Cirod memang dibentuk untuk merebut Torpi dari Cirai. Bukan hanya kelompoknya Haisha saja yang ingin mendapatkan Torpi, kelompok Cirod lain pun sama. Mereka berlomba-lomba merebutnya dari Cirai.
Kenapa aku yang harus berhati-hati? Apa hubungannya denganku? Kenapa Fejery harus memperingatkan itu padaku? Aku tidak mengerti.
Bukan karena aku tak diijinkan berkeliaran bebas yang membuatku tidak bisa menghadiri undangan pesta makan malam oleh ketiga kakak senior yang baru kukenal. Aku bebas kemana saja, aku tidak dilarang sebenarnya. Tapi, berdasarkan peringatan Fejery, aku jadi khawatir untuk berkeliaran dengan bebas. Aku takut jika peringatan itu bertujuan lain terhadapku.
Karena tak menghadiri undangan pesta, aku makan malam bersama Sukhad di ruang makan biasa. Awalnya hanya kami duduk berdua saja dalam satu meja, namun kemudian Merdith dan Ashabel datang menemani kami. Kedua gadis cantik itu tidak datang bersamaan, Ashabel lebih dahulu datang, disusul Merdith kemudian.
Ada persaingan tersembunyi yang aku tangkap dari apa yang dilakukan Merdith dan Ashabel terhadapku. Keduanya seolah berebut perhatian dariku. Aku tak mengistimewakan salah satunya, karena aku tak bisa mengistimewakan mereka. Aku merasa aku sudah ada yang punya, aku tak bisa menerima kehadiran Merdith dan Ashabel lebih dari sekedar teman. Aku juga tidak ingin diperebutkan. Mereka terlalu berlebihan menilaiku.
Usai makan malam, Sukhad bertahan sejenak dikamarku.
Dari nada bicaranya, Sukhad tampak kecewa karena tak bisa menghadiri pesta di Lantai Atas. Aku telah mempersilahkan padanya. Jika ia memang ingin pergi, pergi saja tanpa aku. Tapi Sukhad merasa kalau yang diundang itu adalah aku, dia hanya orang yang menjadi teman dari orang yang diundang. Sukhad merasa tidak pantas menghadirinya.
“Kalau kau sendiri tidak mau pergi, jangan salahkan aku,” aku menghindar dari kekecewaannya.
“Aku tidak menyalahkanmu, biarkan saja,” akhirnya Sukhad pun mengerti.
Menurut penjelasan Sukhad ketika berbicara panjang lebar denganku, tempat berlangsungnya pesta itu memang dinamakan dengan 'Lantai Atas'. Memang namanya seperti itu. Tempat itu adalah sebuah lantai terbuka yang berada di bagian paling atas dari gedung pelatihan Cirai Baru. Lantai terbuka yang berada persis di atas Ruang Pertemuan Utama.
Di Lantai Atas itu terdapat dua cafetaria di dua sudut yang berbeda, terdapat beberapa ruangan kecil yang dibatasi oleh sekat kaca dan satu tempat terbuka tanpa dinding yang lebih lebar. Tempat terbuka tanpa dinding itulah yang biasanya digunakan untuk berkumpul maupun berpesta.
Aku tak menduga kalau di Akademi seperti ini terdapat tempat hiburan seperti itu.
“Mana menurutmu yang lebih seksi?” Sukhad ingin tahu penilaianku terhadap tiga orang senior yang mengundangku berpesta.
Aku menertawakan Sukhad. Aku tak berpikiran sejauh itu membandingkan penampilan ketiga orang senior itu.
“Ah, hatimu telah tertutup oleh Kadeila. Kau tidak bisa melihat keberadaan perempuan cantik lainnya disekitarmu,” Sukhad seolah mengejekku.
Aku kembali hanya bisa tertawa.
“Kalau menurutku, Sanmae lebih seksi. Bodinya mantap,” Sukhad memulai penilaiannya.
“Iya, kau benar. Tapi ketiganya sama-sama seksi menurutku,” aku merasa harus mengikuti alur pembicaraan Sukhad.
“Mereka semua memang seksi. Aku tanya padamu, mana yang paling seksi?” tegas Sukhad.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cirod dan Cirai 1: Yang Terbuang
FantasyGeinard telah kehilangan ingatannya. Ia tak tahu siapa dirinya dan apa yang pernah ia lakukan selama hidupnya. Ketika ia berusaha menemukan jati dirinya, ketika ia berusaha mengungkap peristiwa masa lalunya, Geinard menemukan kenyataan bahwa orang-o...