Aku meninggalkan Emkdinhan menuju Mostrea bersama dengan Domarg, Redhar dan Jasuneva. Domarg dan Redhar adalah Cirod dari kelompok Evrastor, sementara Jasuneva adalah seorang sopir ambulance yang dipercaya oleh Dokter yang telah merawat Redhar.
Kami pergi meninggalkan Emkdinhan berdasarkan keputusan Domarg yang mengatakan bahwa Amendor akan memburu Cirod lain di wilayah Emkdinhan. Jika tetap bertahan di Emkdinhan dan Amendor menemukan keberadaan kami, ada kemungkinan kami akan diserang oleh Amendor atau dipaksa bergabung dengan Amendor.
Domarg berniat pergi meninggalkan Emkdinhan untuk bergabung dengan kelompok Stantor yang beroperasi di wilayah Mostrea. Oleh karena itulah, aku mengikuti Domarg menuju Mostrea. Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam, Domarg tiba-tiba memberitahukan adanya kehadiran Cirod lain yang menghadang perjalanan kami menuju Mostrea.
Atas kekhawatiran bahwa Cirod yang menghadang perjalanan kami adalah dari kelompok Amendor, Domarg bersiap untuk memberikan perlawanan dengan sebuah senjata laras panjang yang dipegang oleh dua tangannya. Senjata panjang itulah yang disebut Segan. Segan adalah senjata yang berbeda dari Hegan. Segan dapat melukai sesama Cirod. Walaupun berbeda nama dan bentuk, namun warnanya tetap sama, putih.
Aku tak sempat bertanya apakah Cirai juga memiliki Segan? Dan jika Cirai memilikinya, apakah warna Segan mereka mengikuti warna Hegan mereka? Tetap hitam? Aku tak bertanya karena aku lebih terkonsentrasi untuk mendapatkan Hegan Cirai di tangan kiriku.
Ketika disibukkan dengan pemilihan Hegan itulah Domarg menemukan kenyataan bahwa aku sebenarnya adalah Geinard. Domarg menodongkan Segannya kearahku.
“Aku bukan musuhmu! Dan aku tidak mau mati ditanganmu!” ancamnya padaku.
Aku sejenak memandangnya ragu. Dia menodongkan senjatanya padaku, tapi justru dia yang terlihat ketakutan. “Kalau kau musuhku, aku sudah menembakmu sedari tadi,” aku menegaskan.
“Jadi kau benar Geinard?” tanyanya untuk memastikan.
“Aku tidak tahu. Aku sudah bilang, aku kehilangan ingatan. Aku tidak tahu siapa aku sebenarnya,” aku berusaha menyingkirkan ujung senjata laras panjangnya yang masih mengarah pada tubuhku.
“Kalau tangan kirimu itu bisa menghasilkan Hegan Cirai, kau pasti Geinard,” beritahu Domarg sembari perlahan menyingkirkan Segannya dariku.
“Dia anaknya Stendsan?” Jasuneva bertanya pada Domarg.
“Sepertinya begitu,” jawab Domarg setengah yakin.
Jasuneva memandangku dengan seksama. Dia terdiam cukup lama. Aku tak tahu apa penilaian Jasuneva atas kediamannya dalam memandangku itu. Sepertinya dia mengangumi ketampananku.
“Apa memang dari dulu tangan kiriku ini bermasalah?” aku bertanya pada Domarg.
“Menurut yang aku dengar, memang begitu. Dari tangan kiri itulah banyak Cirod terbunuh olehmu,” kata Domarg.
“Aku membunuh Cirod?” aku tak percaya.
“Iya! Katanya kau telah membantai habis seluruh anggota kelompok Zandor dan kelompok Flantor,” beritahu Domarg.
Zandor dan Flantor, dua kelompok ini baru sekarang aku mendengarnya. Kalau kedua kelompok ini memang telah musnah, pantas jika Wenner hanya menyebutkan delapan kelompok saja. Apakah benar mereka telah musnah olehku? Aku?
“Apa memang benar begitu?” aku meragukan kalimat Domarg.
“Iya. Kau melakukannya bersama Ish.”
“Kenapa?” aku tertarik untuk mengetahuinya.
“Aku tidak tahu. Aku belum menjadi Cirod ketika itu. Aku hanya mendengar ceritanya dari orang lain,” jawab Domarg.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cirod dan Cirai 1: Yang Terbuang
FantasíaGeinard telah kehilangan ingatannya. Ia tak tahu siapa dirinya dan apa yang pernah ia lakukan selama hidupnya. Ketika ia berusaha menemukan jati dirinya, ketika ia berusaha mengungkap peristiwa masa lalunya, Geinard menemukan kenyataan bahwa orang-o...