2

51 2 0
                                    

Pelajaran pertama pun dimulai. Semua murid dikelas XII IPA 1 belajar dengan serius. Beberapa jam kemudian terdengar bunyi bel yang tandanya sudah jam istirahat. Liana dan Sisil pun bergegas kekantin. Begitu juga dengan Dimas dan Daniel. Disepanjang jalan Dimas sangat mencuri perhatian banyak cewek.

"Ya ampun ternyata pangeran itu beneran ada ya..." ucap cewek-cewek disana.
"Kak Dimas boleh minta nomor WA lo gak?" ucap salah satu cewek disana ya terlihat seperti adek kelas.

Dimas pun menghampiri cewek itu dan langsung memberi nomor WA nya. Tidak mau kehilangan kesempatan emas itu cewek-cewek yang lain pun juga ingin meminta nomor WA Dimas. Dimas pun dengan senang hati memberinya.

"Yaelah bro gue udah laper nih, buruan ah kekantin" ucap Daniel mulai kesel.
"Eh iya bro" sahut Dimas.
"Nanti gue kasih lagi nomor gue. Gue mau kekantin dulu ya guys" ucap Dimas sambil senyum.

Setelah Dimas dan Daniel sampai dikantin. Mereka berdua jadi pusat perhatian disana *sebenarnya yang jadi pusat perhatian haja Dimas saja si hahaha*. Tapi sayangnya mereka terkena sial dihari ini. Karena meja makan dikantin sudah terisi penuh dengan murid-murid SMAN 1 Jakarta. Kecuali meja yang ditempati Liana dan Sisil.

"Hari ini kita gak jadi sial bro. Masih ada tempat untuk kita" ucap Daniel sambil menunjuk meja Liana dan Sisil.
"Yaudah ayo kita kesana" sahut Dimas dengan semangat.
"Ayo bro lets go" balas Daniel.

Saat tiba disana. Liana dan Sisil langsung kaget dan menatap bingung Dimas dan Daniel.

"Kita boleh duduk disini kan?" ucap Dimas sambil senyum.
"Boleh bangetttt!" sahut Sisil dengan semangat.

Tetapi tidak dengan Liana, Liana hanya diam dan tidak peduli. Sambil menunggu makanan Dimas dan Daniel datang mereka ngobrol dan bercanda dengan Sisil. Mereka bertiga tidak habis-habisnya tertawa. Beberapa menit kemudian makanan mereka datang dan Liana pun sudah selesai makan.

"Sil gue duluan" ucap Liana dengan cuek tanpa melihat Dimas dan Daniel.
"Cepet banget gue aja belum habis na" sahut Sisil.

Liana tidak memperdulikan ucapan Sisil. Dia langsung pergi menuju kelas.

"Namanya Liana ya?" tanya Dimas sambil ngeliatin Sisil.
"Iya Liana sahabat gue" balas Sisil.
"Kayaknya Liana gak suka deh gue sama Daniel duduk disini, soalnya dari tadi kita bercanda dia cuman diam aja" sahut Dimas.
"Liana memang gitu bro CCCA cantik-cantik cuek abissss" ucap Daniel sambil memakan makanannya.
"Liana memang gitu sifatnya. Dia cuek banget orangnya" ucap Sisil.
"Kok sama lo eggak?" tanya Dimas.
"Ya karna gue sahabatnya dari kecil. Dia itu cuek sama orang-orang kecuali gua sama keluarganya" balas Sisil.
"Kok gitu si?" tanya Dimas.
"Alah lu kepo banget si bro" sahut Dimas.
"Ya gue cuman nanya bro" balas Dimas.
"Udah-udah ah lanjaut makan aja" balas Sisil.

Tidak terasa sudah jam 16.00 waktunya murid SMAN 1 Jakarta pulang. Liana pun membereskan buku-bukunya dan meletakannya kedalam tas. Begitu juga dengan murid yang lain. Liana dan Sisil menuju pagar luar sekolah sambil menunggu orang tua masih-masing menjemput mereka. Tidak lama orang tua Sisil datang.

"Na gue duluan ya" ucap Sisil.
"Iya Sil" balas Liana.
"Liana sayang... Tante sama Sisil duluan ya" ucap perempuan cantik didalam mobil itu, ya dia ibunya Sisil.
"Iya tante, hati-hati" sahut Liana dengan sopan.

Sudah hampir dua jam Liana menunggu ayahnya belum saja menjemputnya. Liana ingin menelpon ayahnya tetapi handphonenya mati karna baterainya habis, dan akhirnya Liana berjalan sambil mencari taksi. Tapi sialnya hujan pun turun. Liana langsung berlari menuju tempat berteduh. Sudah satu jam hujan masih saja tidak berhenti. Liana pun mengantuk dan tertidur ditempat berteduh itu. Tidak disangka Dimas lewat dan melihat Liana tertidur sendirian didepan sebuah toko yang sedang tutup. Dimas pun menghentikan mobilnya dan menghampiri Liana. Dimas melihat Liana tertidur sangat nyenyak. Dimas bingung apa yang harus ia lakukan sekarang. Akhirnya Dimas menemani Liana sampai Liana terbangun.

"Cantik" ucap Dimas dengan tulus tanpa ia sadari.
"Hah gue tadi bilang apa? Gak-gak gue gak pernah bilang setulus itu sama cewek" ucap Dimas sambil menggelengkan kepalanya.
"Kok gue jadi deg-deg an gini sih?" ucap Dimas hampir frustasi.

Bagaiman tidak frustasi. Perasaan Dimas tidak pernah begini pada cewek. Dia biasanya hanya main-main saja sama cewek. Tidak pernah sampai mempunyai rasa suka beneran terhadap cewek.

HAPPY READING GUYS. SEMOGA SUKA :* ~Tungguin cerita selanjutnya yaaa~

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang