15

21 1 1
                                    

"Lianaaa!!!" teriak seorang guru laki-laki yang ada dibelakangnya. Siapa lagi kalau buka bapak Wahyu, guru killer yang suka menghukum anak murid *tapi anak murid yang benar-benar salah ya*
"Liana kamu ngapain kasih air minum untuk Dimas? Oh kalian pacaran ya" ucap bapak Wahyu.
"Hah pacaran? Ah engga kok pa saya cuman kasian aja liat Dimas kepanasan" sahut Liana pada bapak Wahyu.
Hahh jadi dari tadi Liana liatin gue? Pikir Dimas sambil tersenyum sendirian.
"Ehh kamu Dimas ngapain senyum-senyum sendiri hah? Ngetawain saya kamu??" ucap bapak Wahyu.
"Ah engga pak" sahut Dimas.
"Kamu ya Liana. Sekarang kamu bapak hukum berdiri disamping Dimas sampai jam istirahat!" ucap bapak Wahyu.
"Iya pa" sahut Liana. Liana memang bukan anak yang suka membantah pada orang tua. Toh itu juga memang salahnya memberi minum disaat Dimas sedang menjalankan hukuman.
"Eh tapi kan pa. Yang salah itu saya bukan Liana" ucap Dimas yang mau membela Liana.
"Udah lah Dim ini juga memang salah gue" sahut Liana.

Bapak Wahyu pun akhirnya mulai menjauh dari Dimas dan Liana.
"Na maafin gue ya gara-gara lo kasih air ke gue lo malah kena hukum" ucap Dimas yang merasa tidak enak pada Liana.
"Santai aja Dim ini bukan salah lo" sahut Liana pada Dimas.
"Lah kok gue jadi senang gini yaa cape gue juga ilang langsung" ucap Dimas dalam hatinya yang tidak berhenti senyum-senyum dari tadi.
"Lo kenapa Dim? Kok senyum-senyum terus dari tadi" tanya Liana yang bingung dengan tingkah Dimas.
"Hahh engga gue gak senyum Na hehee" sahut Dimas pada Liana.
"Aneh banget" ucap Liana lalu kembali melihat kedepan.

Sudah tiga puluh menit Liana tidak kembali kekelasnya.
"Eh Nil kok Liana lama banget ya" ucap Sisil pada Daniel.
"Iyaya ngapain tuh anak, jangan-jangan Liana bolos Sil" sahut Daniel.
"Bolos-bolos udah berapa tahun gue satu sekolah sama Liana dia kaga pernah bolos kudanil" ucap Sisil yang emosi pada Daniel.
"Yehh lu napa jadi emosi ke gue kan gue jawab apa yang ada dipikiran gue" sahut Daniel yang tidak mau kalah dengan Sisil.
"Ah pusing gue ngomong ama lu" ucap Sisil yang langsung berbalik menghadap kedepan.

Sisil yang merasa tidak enak hati pun akhirnya berasalan ingin ke toilet juga.
"Misi bu saya boleh izin ketoilet juga?" ucap Sisil pada guru yang mengajar.
"Oh iya boleh. Tapi kenapa Liana lama banget ya tolong kamu cari dia juga ya" sahut ibu guru yang mengajar.
"Iya bu baik" ucap Sisil.

"Hedeh Liana mana sih lama banget" ucap Sisil sendirian sambil mencari Liana.
Saat Sisil menuju toilet ia malah terkejut melihat Liana berjemur ditengah lapangan. Apalagi berdua dengan Dimas....

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA🙆🤗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang