6

48 3 0
                                    

Tiga puluh menit kemudian, Liana keluar dari ruang guru. Saat Liana menuju kelasnya Liana malah ditabrak oleh seseorang. Ternyata orang yang menabraknya adalah Ranty. *Ranty adalah seorang siswi SMAN 1 Jakarta yang kaya, hitz, terkenal dan cantik, tapi sayang sifatnya tidak secantik wajahnya. Dia siswi yang suka membully murid lain disekolah SMAN 1 Jakarta bersama dengan teman gengnya yang lain*

"Lo tuh ya kalau jalan pakai mata!" ucap Ranty dengan keras.
Tetapi sayangnya Liana tidak takut terhadap Ranty.
"Yang harusnya jalan pakai mata itu elo!" sahut Liana tak kalah keras.
"Berani banget lo ngomong gitu sama gue" balas Ranty yang sudah emosi.
"Emangnya apa yang harus gue takutin dari lo ha? Cewek manja yang suka bully murid lain. Gue gak akan pernah takut sama lo. Lo harus ngerti itu!" Tegas Liana yang langsung pergi meninggalkan Ranty.
"Dasar cewek cupu. Awas aja lo bakalan nyesal ngomong kayak gitu sama gue!" teriak Ranty dengan menggenggam tangannya.

Saat tiba dikelas Liana langsung duduk ditempat duduknya.

"Sil ibu Eris gak masuk ya?" tanya Liana kepada Sisil.
"Iya na, katanya ibu Eris ada urusan mendadak" balas Sisil.

Karna jam kosong Liana memutuskan untuk membaca buku saja. Sisil pun tetap asik menonton drama korea. Sedangkan Dimas dan Daniel malah tidur sambil menutupi wajahnya dengan jaket masing-masing.
Tidak terasa sudah jam 16.00 waktunya murid SMAN 1 Jakarta pulang. Seperti biasa Liana dan Sisil kedepan pagar sekolah bersama. Hari ini Liana dijemput sang ayah. Sisil pun seperti biasa dijemput ibunya.
Saat dirumah Liana bersalaman dengan ibunya dan ia langsung kekamarnya untuk mandi. Hari ini Liana berniat pergi ketoko buku untuk membeli beberapa buku buat olimpiade nanti.

"Ma pa Liana mau pergi ketoko buku dulu ya" ucap Liana kepada ibunya dan ayahnya.
"Yakin nih gak mau papa anter?" tanya ayah Liana.
"Gak usah pa lagian kan toko buku gak terlalu jauh. Liana bisa naik taksi kok" balas Liana kepada ayahnya.
"Yaudah hati-hati ya sayang" ucap ibunya Liana.
"Siap ma, Liana pamit yaa" sahut Liana sambil mencium tangan sang ibu dan ayahnya.

Liana pun akhirnya sampai ditoko buku. Liana mencari beberapa buku yang ia butuhkan untuk olimpiade. Tidak lama Liana menemukan semua buku yang ia cari. Liana pun langsung membayar buku tersebut. Sesudah membayar Liana bergegas untuk pulang. Tapi ternyata dirinya malah bertemu dengan Dimas.

"Eh Liana, habis beli buku ya" sapa Dimas sambil senyum kepada Liana.
"Iya" hanya itu sahutan Liana.
"Tumben sendirian. Gak sama Sisil?" tanya Dimas.
"Ya kalau gue sendirian berarti gue gak sama dia lah" sahut Liana ketus.
"Yaampun na sabar. Galak amat si looo" balas Dimas.
"Ya lo kepo banget" ucap Liana.
"Yaudah iya deh cewe selalu benar, ngomong-ngomong lo mau pulang?" tanya Dimas kepada Liana dan ternyata Liananya sudah pergi meninggalkan Dimas.
"Tuh cewe ya emang ngeselin banget. Gue udah ganteng banget sore ini masih aja dicuekin" omel Dimas.
"Tuh cowok nyebelin banget sih. Sok ganteng banget lagi" ucap Liana sambil berjalan.

Dimas yang mood nya baik pun berubah jadi buruk gara-gara sifat Liana tadi. Dimas masih kebingungan kenapa Liana selalu bersifat begitu kepadanya. Kenapa Liana tidak seperti cewek lain? Dimas pun akhirnya pergi pergi ke cafe tempat biasa dia nongkrong bersama teman-temannya.

"Halo semuanyaaaa" sapa Dimas kepada teman-temannya.
"Lama banget sih lo baru dateng" sahut Bima.
"Sorry bro macet tadi" balas Dimas.
"Alasan lo mah, paling juga habis ketemu cewek" balas Angga.
"Enak aja lo ngomong tapi iya juga sih Hahaha" sahut Dimas sambil tertawa.
"Sama siapa lagi sih Dim?" tanya Eka. *Yaa Eka salah satu teman Dimas juga, mereka sering banget nongkrong bersama*
"Adadeh" sahut Dimas.
"Yaudah ganti topik ganti topik" balas Bima.

HAPPY READING GUYS. SEMOGA SUKA YAAA. TUNGGUIN JUGA CERITA SELANJUTNYA... TERIMA KASIH BANYAK YANG SUDAH SETIA MEMBACA. LUP❤

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang