3

61 2 0
                                    

Liana pun terbangun dan kaget setengah mati karna Dimas ada disampingnya.

"Kok lo disini?" ucap Liana bingung.
"Gue tadi lewat sini dan liat lo lagi sendirian tidur disini. Terus gue samperin deh. Pengen bangunin lo gak tega jadi gue tungguin aja sampai lo bangun" balas Dimas sambil senyum kepada Liana.
"Lo gak perlu ngelakuin hal itu" sahut Liana dengan tegas.
"Maksud lo?" tanya Dimas.
"Gua mau pulang" ucap Liana dan berjalan menjauhi Dimas.
"Lo pulang pake apa?" tanya Dimas.

Tidak ada balasan dari Liana. Liana terus saja berjalan menjauhi Dimas. Dimas pun langsung menyusul Liana.

"Gue anter lo pulang" ucap Dimas sambil menahan tangan Liana.
"Gak" sahut Liana sambil melapas tangannya dari Dimas.

Baru kali ini ada cewek yang menolak Dimas. Dimas langsung terdiam dan kebingungan.

"Lo pulang pake apa? Ini udah malam. Kalo nanti ada orang jahat gimana?" tanya Dimas.
"Gue mau nyari taksi" balas Liana tanpa melihat Dimas.
"Gak mungkin ada taksi lewat sini, karna ini udah malam!" sahut Dimas.

Liana hanya diam dan berpikir ada benarnya juga omongan sicowok ini.

"Niat gue si cuman mau bantuin lo karna lo teman satu kelas gue. Tapi kalau lo gak mau juga gak papa kok" ucap Dimas sambil ngeliatin Liana.
"Oke gue ikut lo" balas Liana singkat.

Saat dimobil tidak ada yang saling bicara. Keduanya hanya fokus pada jalan. Hingga akhirnya Dimas memulai percakapan.

"Rumah lo dimana?" tanya Dimas.
"Kompek permata" sahut Liana.

Tidak terasa mereka sudah memasuki komplek permata.

"Rumah lo yang mana?" tanya lagi Dimas.
"Itu rumah warna biru. Nomor 005" balas Liana.

Mereka pun akhirnya sampai, dan Liana bergegas turun dari mobil Dimas.

"Makasih" ucap Liana singkat.
"Iya sama-sama" balas Dimas sambil senyum ngeliatin Liana.

Liana pun langsung masuk sesudah berterima kasih pada Dimas.

"Sial tu cewek gak ada niatan ngajak gue masuk apa? Sebagai tanda terima kasih? Ni main pergi-pergi aja" omel Dimas sambil melihat Liana yang sudah memasuki pagar rumahnya.

"Assalamualaikum..." ucap Liana.
"Waalaikumsalam anak mama, mama khawatir banget tau gak kamu gak pulang-pulang mama tungguin" balas ibu Liana sambil meluk anaknya.
"Liana kehujanan ma" sahut Liana.
"Papa juga khawatir banget nelpon kamu gak aktif-aktif mau bilang kalau gak bisa jemput kamu karna ada kerjaan mendadak" balas ibunya Liana.
"Hehee iya ma handphone Liana mati" ucap Liana sambil senyum-senyum ke ibunya.
"Yaudah ganti baju sana" sahut ibunya Liana.

Dimas pun sampai dirumahnya. Entah kenapa Liana masih ada dipikiran Dimas. Dimas tidak berhenti tersenyum saat mengingat wajah Liana tertidur. Baginya itu sangat lucu.

"Halo mama papa Dimas datang" ucap Dimas.
"Kalau datang itu biasain ngucap salam" sahut ibunya Dimas yang lagi duduk diruang tamu bersama ayahnya.
"Ahaha iya lupa. Assalamualaikum mama papa" ucap Dimas.
"Waalaikumsalam..." sahut ke dua orang tua Dimas.
"Oh iya itu Bima sama Angga ada dikamar kamu. Mereka dari tadi nungguin kamu" ucap ayahnya Dimas *ya Bima sama Angga itu sahabat Dimas dari kecil mereka selalu bertiga kemana-mana*.
"Oh ya? Oke aku langsung kekamar ya pa ma" balas Dimas.

Dimas pun langsung kekamarnya dan melihat kedua temannya sedang sibuk main game.

"Woy bro dari tadi ditungguin dari mana aja sih lo?" tanya Bima.
"Abis nganterin cewek" sahut Dimas sambil senyum-senyum.
"Cewek mana lagi nih? Lo tuh ya insyaf ngapa. Udah banyak banget cewek yang lo mainin" ucap Angga blak-blakan.
"Ahahaha ini tuh bukan sembarang cewek. Dia cewek disekolah baru gue. Dia cuek banget gak kaya cewek biasanya" ucap Dimas sambil menglihat kedua temannya.
"Hah masa sih? Kalau cuek kok bisa lo anterin dia?" tanya Bima penasaran.
"Ceritanya panjang bro nanti gue ceritain" sahut Dimas sambil tiduran dikasurnya.

HAPPY READING GUYS. SEMOGA SUKA. IKUTIN TERUS YAAAA DAN NANTIKAN CERITA SELANJUTNYA :*

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang