4

36 2 0
                                    

Tidak terasa waktu semakin malam. Dimas yang dari tadi bermain game bersama dua temannya mengakhiri permainannya.

"Sudah jam 10 malam nih kita pulang yuk" ucap Bima sambil melirik Angga.
"Iya nih yuk kita pulang" balas Angga.
"Kami pulang dulu ya Dim. Semoga sekolah lo yang baru menyenangkan" ucap Bima sambil menglihat Dimas.
"Yoi bro semoga aja" sahut Dimas.
"Yaudah kita balik dulu ya bro" ucap Angga.
"Siap bro hati-hati ya" balas Dimas.

Dimas pun yang sendirian dikamar memutuskan untuk tidur saja. Karena matanya juga sudah mengantuk. Berbeda dengan Liana, Liana masih saja membaca beberapa buku yang ada dimeja belajarnya. Bagi Liana membaca buku itu adalah hal yang sangat ia sukai.

"Sayang sudah jam 11 malam kok kamu belum tidur?" tanya ibunya Liana yang dari tadi sudah berdiri didepan pintu kamar Liana.
"Ah iya ma. Ini Liana pengen tidur" sahut Liana yang langsung berjalan ketempat tidurnya.
"Yaudah tidur yang nyenyak ya sayang" balas ibu Liana.
"Siap maa" sahut Liana dan langsung tertidur.

Keesokan harinya. Disekolah Liana selalu datang tepat waktu. Beberapa menit kemudian Sisil juga datang.

"Halo Lianaku sicewe jomblo yang cuek" ucap Sisil yang langsung duduk disamping Liana.
"Bisa gak sih kalau datang itu gak usah ngejek gue" balas Liana.
"Kan gue ngomong fakta hehehe" sahut Sisil sambil tertawa.

Mereka berdua berbica banyak hal. Hingga bel masuk pun berbunyi. Tapi anehnya Dimas belum berada dikelas.

"Dimas kok gak masuk ya?" ucap Daniel sambil menggoyangkan kursi Sisil dari belakang.
"Eh iya ya. Baru juga dua hari masuk sekolah kok Dimas sudah gak masuk sih?" tanya balik Sisil.
"Yaelah gua nanya lo kok lo malah nanya balik sih" balas Daniel.
"Ahahaha iya ya. Yah lo si nanya kok sama gue. Lo kira gue emaknya Dimas apa?" sahut Sisil.
"Udah ah berisik banget si kalian" ucap Liana.
"Tuh na si Daniel yang mulai" balas Sisil mulai kesel.
"Ya gue kan cuman nanya" sahut Daniel.

Pagar sekolah sudah terkunci. Dimas yang membawa motornya pun kebingungan apa yang harus ia lakukan sekarang. Dimas pun memanggil pak satpan.

"Pak bisa bukain pintunya gak?" tanya Dimas.
"Eh maaf den. Saya tidak diperbolehkan membuka pagar jika sudah jam 08.00 lewat" balas pak satpan.
"Yah pa masa saya harus pulang? Saya murid baru pa masa gak dibolehin masuk?" tanya Dimas.
"Oh den murid baru ya? Pantas saja saya tidak pernah lihat den hehehe" balas pak satpan.
"Bolehin masuk ya pa? Nanti saya yang akan tanggung jawab deh" ucap Dimas sambil memohon.
"Tapi kan den..." sahut pak satpam.
"Tenang aja pak. Saya bakalan tanggung jawab. Kan saya murid baru jadi saya belum terlalu tahu tentang peraturan disini" sahut Dimas.
"Iya juga ya den. Yaudah deh saya bukain pagarnya" balas pak satpam sambil berjalan membukakan pagar.
"Terima kasih ya pak hehe" ucap Dimas lalu menuju parkiran.

Saat menuju kelas ada yang memanggil Dimas.

"Dimas Nafarin Sungkar. Berdiri disana!" ucap salah satu guru laki-laki disekolah SMAN 1 Jakarta. *Iya guru yang satu ini guru tergalak disekolah ini, dia bapak Wahyu*
"Eh bapak" sahut Dimas sambil senyum.
"Kenapa kamu terlambat? Baru dua hari saja masuk sekolah sudah terlambat kamu ini. Bagaimana kalau sudah sekolah disini bertahun-tahun!" ucap pak Wahyu sambil melotot ke Dimas"
"Macet tadi pak" balas Dimas.
"Bapak gak mau dengar alasan. Sekarang juga kamu berdiri dilapangan sampai jam istirahat!" ucap pak Wahyu.
"Tapi kan pa..." sahut Dimas.
"Tidak ada tapi tapi an. Apa kamu mau bapak hukum sampai jam pulang?" balas pak Wahyu sambil melotot"
"Ah enggak pa" sahut Dimas.
"Makanya cepat kelapangan!" ucap pak Wahyu.

Dimas pun berdiri ditengah lapangan. Hari semakin panas membuat Dimas mengomel sendirian. Bagaiman tidak mengomel sudah tiga jam Dimas berdiri ditengah lapangan.

MAAF GUYS BARU BISA POST HEHE... SEMOGA SUKA YA SAMA CERITANYA. HAPPY READING.... DAN TUNGGU CERITA SELANJUTNYA :*

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang