8

19 2 0
                                    

Hari pun sudah pagi. Liana sudah siap untuk berangkat kesekolahnya.

"Sayang ayo berangkat" ucap ayahnya Liana.
"Iya pah ayo, mah Liana kesekolah dulu yaa. Assalamualaikum" ucap Liana sambil mencium tangan ibunya.

Pagi ini cukup macet, dan akhirnya Liana datang agak siang. Tapi tenang, Liana tetap tidak terlambat.
Saat menuju kelasnya Liana malah bertemu dengan ranty cewek yang menabraknya kemaren.

"Hallo cewek cupu, kita bertemu lagi disini" ucap Ranty kepada Liana sambil tertawa bersama teman-temannya yang lain.
"Mau apa lo?" balas Liana kepada Ranty.
"Ya gue mau lo minta maaf sama gue, sebelum gue ngelakuin hal yang ga wajar sama lo!" ancam Ranty pada Liana.
"Ngapain gue minta maaf? Kan yang nabrak gue semalam itu elo!" balas Liana dengan lantang.
"Berani bangat nih cewek cupu ngelawan gue" ucap Ranty yang ingin memukul Liana tapi tangannya malah ditahan sama Dimas.
"Kasar banget lo jadi cewek" ucap Dimas yang langsung menepis tangan Ranty.
"Bukan urusan lo" ucap Ranty sambil melotot pada Dimas.
"Ya lo mau nampar teman gue berarti bakal jadi urusan gue lah" balas Dimas sambil menatap Ranty tajam.
"Ah awas ja kalian" ucap Ranty lalu meninggalkan Dimas dan Liana diikuti teman-temannya.
"Gue gak perlu lo bela kayak tadi" ucap Liana lalu pergi meninggalkan Dimas.
"Sudah gue duga" ucap Dimas yang tengah melihat Liana sudah pergi meninggalkannya.

Saat dikelas Liana tidak ada berbicara dengan Dimas. Dia hanya berbica dengan Sisil dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru yang mengajar. Tidak terasa pelajaran telah berlalu dan waktunya mereka pulang.

"Na besok jadikan" tanya Sisil pada Liana sambil membereskan buku-bukunya.
"Iya" sahut Liana yang juga membereskan bukunya.
"Gitu dong na, besok gue jemput ya" ucap Sisil.
"Okee" balas Liana sambil senyum kepada Sisil.

Saat dirumah Dimas langsung kekamarnya. Lagi-lagi ia memikirkan kenapa Liana terlalu cuek pada dirinya. Apakah ada yang salah dengan Dimas?

"Ah tau ah, tu cewek ngeselin banget sih" ucap Dimas sambil mengacak rambutnya.

Liana dirumah membaca beberapa buku untuk olimpiadenya yang tinggal beberapa hari lagi. Tapi aneh kali ini Liana tidak fokus membaca. Ia malah memikirkan Dimas.

"Tuh anak kenapa belain gue ya?" ucap Liana yang tidak habis fikir kenapa orang baru seperti Dimas bisa membelanya.
"Ah tau ah bodo amat, mending gue baca buku lagi" ucap lagi Liana.

Liana yang lagi sibuk membaca buku pun terhenti karena ada panggilan dari ibunya.

"Sayang, mama sama papa pergi dulu ya. Dikantor papa ada acara" ucap ibunya Liana.
"Oh iya mah, hati-hati ya mah pah" sahut Liana sambil senyum kepada kedua orang tuanya.
"Iya sayang, papa sama mama pergi dulu ya, jaga rumah" balas ayahnya Liana.
"Siap bos" sahut Liana kepada ayahnya sambil tertawa.

Liana pun sendirian dirumah sambil melanjutkan aktivitasnya yaitu membaca buku :)

HAPPY READING. SEMOGA KALIAN SUKAAAA... JANGAN LUPA VOTE SAMA COMENT YAA😘😘

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang