Hai, Mantan 01

300 14 0
                                    

Masalah
Selalu buat gue dan lo
Bertemu

"Woy!. Si garneta sama si alvin berantem lagi!."

Suara menggelegar dari salah seorang siswa itu menusuk ke indera pendengaran semua murid disana. Seketika suasana menjadi ricuh, banyak siswa yang berlari menuju ketempat perkara. Tentu mereka sangat ingin melihat tontonan yang menarik itu.

Alvin menatap tajam semua siswa yang menggerubunginya dengan neta. Cowok itu tersenyum miring, ternyata semua orang masih mau merecoki urusannya. Sungguh, memuakkan.

Neta sedikit menyipitkan matanya, gadis berpenampilan urakan itu berusaha menatap wajah tampan alvin dengan menantang matahari. Dimata neta cowok itu masih sama, masih dibaluti wajah tampan.

"Lo sengajakan!."

Entah sudah berapa kali alvin mendengar perkataan itu. Mulutnya rasanya ingin robek, hanya ingin menjelaskan kepada neta dan pada akhirnya gadis itu masih tak percaya.

Padahal alvin sudah berulang kali menjelaskan. Bahwa bola basket itu tak sengaja terlempar hingga mengenai kepala gadis itu. Tetap saja neta adalah neta. Gadis yang sangat keras kepala.

Neta berdecak kesal, gadis itu sangat kesal atas kebungkaman arvin. Mata indahnya beralih menatap kesekeliling lapangan basket, semua orang masih memaku menatap kearah mereka berdua. Gadis itu berdecak saat melihat beberapa murid merekam kejadian itu. Terlalu alay.

"Kenapa diam hah?!. Gue bener kan?. Dasar brengsek!." ujar neta kesal.

Alvin menatap tajam gadis didepannya itu, kemudian kaki panjangnya perlahan berjalan mendekat kearah neta. Gadis itu tak takut sama sekali, netra matanya justru menusuk tajam kearah mata alvin.

"Udah gue bilang. Gue nggak sengaja!." alvin mencengkram kuat lengan garneta.
Neta berusaha menahan ringisan yang akan keluar dari bibirnya, gadis itu menepis kasar tangan alvin yang berada pada lengannya.

Neta melempar kasar sebuah bola basket yang sedari tadi ia pegang. "Gue nggak percaya!."

Arvin terkekeh pelan. "Dari dulu lo nggak pernah berubah ya. Masih keras kepala."

"Dan lo nggak pernah berubah ya. Masih menjadi seorang pembohong!." balas neta tak mau kalah.

Setelah mengucapkan sepenggal kalimat tadi, neta berlarian kecil meninggalkan alvin. Gadis itu menatap nyalang semua orang yang menatapnya, ia benci situasi ini.

                               ■■■
Lisa dan bella sedari tadi terus saling menyenggol lengan. Kedua manusia itu menatap takut-takut kearah neta yang masih sibuk mengaduk makanannya.

"Lo.. Berantem lagi sama alvin?." akhirnya, satu pertanyaan lolos juga dari mulut lisa.

Neta mengangguk pelan, lalu memasukkan sesuap nasi kedalam mulutnya. Gadis itu tak peduli jika ia salah atau tidak, yang terpenting ia bisa meluapkan amarahnya yang masih terpendam.

"Nggak capek apa ta?." tanya bella pelan.
Garneta terkekeh pelan mendengar pertanyaan dari bella barusan, membuat kedua manusia itu mengerutkan dahinya bingung. "Energi gue terus melimpah buat berhadapan sama makhluk itu."

"Makhluk-makhluk apaan sih ta. Lo kira dia makhlus halus apa?." gerutu bella.

"Maybe." kekeh neta.

Seketika suasana kantin menjadi ricuh, membuat perhatian lisa dan bella teralihkan. Berbeda dengan neta, gadis itu masih sibuk memakan makanannya. Ia tentu tau penyebab dari semua itu, yang tak lain dan tak bukan adalah kedatangan alvin dan teman-temannya.

Neta bangkit dari duduknya, membuat lisa dan bella gelagapan. Kaki panjang neta masih berjalan cepat untuk keluar dari kantin yang sudah berisik ini. Namun, langkahnya terhenti dikala alvin mencengkal tangannya.

"Mau kemana lo?." tanya alvin tajam.

Neta memutar bola matanya jengah.sungguh, pertanyaan yang bodoh."Bukan urusan lo!."

Gadis itu menepis kasar tangan alvin, namun alvin semakin menggenggam dengan kekuatan penuh. Tentu saja aksi itu membuat semua penghuni kantin heboh sendiri. Pasalnya, dua sejoli itu memang selalu menjadi topik hangat untuk dibicarakan.

"Mau lo apa sih. Lepasin nggak?!." neta masih berusaha melepas cekalan arvin.

Arvin tersenyum miring. "Gue mau lo minta maaf!."

"Hah?!."

"Karena lo udah bikin gue kepanasan buat dengerin ocehan lo dilapangan tadi!." tutur alvin.

Neta menginjak kaki alvin kuat, membuat cekalan alvin terlepas seketika. "Harusnya gue yang minta lo buat minta maaf. Gara-gara lo, bola basket tadi mendarat dikepala gue."

"Dasar gak jelas!." umpat neta, lalu gadis itu pergi meninggalkan kantin.

Alvin terkekeh pelan, cowok itu menatap datar punggung neta yang semakin menjauh. Satu hal yang alvin pastikan, gadis itu masih sama. Gadis itu masih sama dengan netanya yang dulu.

***
Jangan lupa ya
Buat
Vote
Dan comment

Biar semangat upnya😂

Hai, Mantan[Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang