Hai, mantan 05

142 7 0
                                    

Kamu dan segala tentangmu

Garneta melangkahkan kakinya dengan cepat, gadis itu berlari sekuat mungkin agar segera sampai kesekolah. Menyebalkan sekali, mengapa angkutan umum itu bisa mogok dikeadaan genting seperti ini.

Nafas garneta naik turun, gadis cantik itu berusaha mengatur nafasnya yang kelelahan sehabis berlari tadi. Garneta mendongakkan kepalanya, menatap sebuah pagar yang menjulang tinggi.

"Yaelah. Habis dah gue." gumam garneta kesal.

Gadis itu menghela nafasnya panjang, lalu segera berlari menuju kebelakang sekolah. Garneta berkacak pinggang, memikirkan strategi agar ia bisa memanjat dinding yang cukup tinggi ini.

Garneta melempar tasnya terlebih dahulu, lalu perlahan mencoba memanjat dinding itu. Diketinggian garneta bergidik ngeri, membayangkan bagaimana jika ia terjatuh dengan posisi yang tidak elit?.

Happ.

Garneta meloncat dari atas, gadis itu menepuk-nepuk kedua tangannya yang sedikit kotor. Gadis itu memungut tasnya yang terlempar cukup jauh, lalu perlahan membalikkan tubuhnya.

Damn!

"Eh, ibuk. Pagi buk." garneta tertawa canggung.

Bu rani menggelengkan kepalanya heran, guru BK itu menatap garneta dengan kesal. Inilah yang bu rani khawatirkan, akan banyak murid-murid sejenis garneta yang akan melakukan ini. Usulan untuk memasang kawat diatas dinding itu belum juga terlaksana. Memikirkan itu membuat bu rani kesal sendiri.

"Saya kekelas dulu ya buk."

"Stop!"

Garneta menghentikan langkahnya, gadis itu membalikkan tubuhnya, menatap bu rani memelas. Guru itu tak menampilkan raut wajah simpati sama sekali, membuat garneta seketika mengembalikan raut wajah normalnya.

"Enak aja mau kekelas. Sana hormat bendera dulu!." titah bu rani.

Garneta mengerucutkan bibirnya kesal, guru itu tak memberi toleransi sama sekali. "Bu rani makin cantik aja deh. Bu kita it-"

"Iya saya tau saya cantik. Sana!."

Garneta mendengus sebal, lalu melangkahkan kakinya cepat menuju lapangan sekolah. Sungguh, sangat menyebalkan.

Terik matahari membuat garneta menyipitkan sedikit pandangannya. Gadis itu sedari tadi terus bergumam kesal, sama sekali tak mengikhlaskan pemberian hukuman ini.

"Malah panas banget lagi. Jomblo kek gue kan harus jaga kulit supaya tetep kinclong. Aset gue nih." gumam garneta kesal.

Garneta mengerutkan dahinya bingung saat merasakan sesuatu menutupi atas kepalanya. Gadis itu mendongakkan kepalanya, menyaksikan alvin yang menahan serangan matahari dengan sebuah buku.

"Ngapain sih." garneta menatap alvin nyalang.

Alvin terkekeh pelan, lalu mengelap sedikit keringat garneta yang bercucuran. "Lindungin mantan dari serangan panas matahari."

"Gak butuh. Sana!."

Garneta mendorong kuat tubuh alvin membuat tubuh cowok itu jatuh kebawah. Sialnya, cowok itu menahan tubuhnya dengan menarik tangan garneta, membuat garneta juga ikut terjatuh dan tepat jatuh diatas tubuh alvin.

Kedua manik mata itu beradu, dapat alvin lihat banyak luka dimata gadis itu. Entah kenapa garneta tak dapat menghentikan kontak mata itu. Rasanya ada sebuah magnet yang menyatukan tatapannya.

Beberap detik kemudian garneta tersadar, gadis itu segera bangkit diikuti alvin. Garneta menepuk roknya yang sedikit kotor, gadis itu menatap nyalang mantannya itu.

"Modusan lo udah hafal gue. Udah gak mempan!."

■■■
Garneta melangkahkan kakinya pelan menyusuri koridor sekolahnya. Gadis itu meminta izin kepada guru untuk ketoilet saat pelajaran matematika tengah berlangsung.

Entah kenapa, kejadian dilapangan tadi terus berputar-putar diingatan garneta. Gadis itu menggeleng kuat, mencoba melupakan ingatan buruk itu.

"Gak boleh baper. Titik." gumam garneta.
Kadang garneta tak habis fikir, mengapa akhir-akhir ini mantannya itu senang sekali mengganggunya. Bahkan, cowok itu terlihat seperti tengah mendekatinya.

Damn

Garneta tertawa renyah, pemikiran konyol apa ini. Gadis itu merutuki dirinya sendiri karena sempat berfikir sedemikian. Bagaimana bisa pemikiran itu dapat ia fikirkan?.

Disana, dapat garneta lihat alvin bersama gadis itu. Gadis yang sama dengan masa lalunya. Gadis itu telah menyebabkan semua ini terjadi. Telah membuat hubungannya dengan alvin kandas.

"Bodoh banget gue."

***
Mohon
Vote
Dan
Commentnya:)






Hai, Mantan[Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang