Karena gue memberi
Tanpa lo suruhGarneta menatap kedepan dengan tatapan yang sangat serius. Tangan gadis itu masih sibuk bergerak, menuliskan sesuatu diatas buku tulisnya.
Gadis itu masih berada didalam kelas, ia masih sibuk menyalin catatan dipapan tulis. Garneta benar-benar sendiri, setelah ditinggalkan lisa dan bella dengan bermacam alasan.
Sebenarnya garneta sedikit takut, memikirkan bahwasannya dia masih berada dikelas sendirian. Apalagi, saat itu sore yang gelap karena hujan yang akan segera turun.
Sesekali garneta menggelengkan kepalanya, menampik pemikiran horror yang berputar-putar dikepalanya. Apalagi kemarin malam ia sempat menonton film horror, memikirkan hal itu membuat garneta menjadi takut sendiri.
"Yes!."
Garneta bersorak riang setelah selesai menyalin tugasnya. Gadis itu segera berdiri, memasukkan barang-barangnya kedalam tas. Lalu, garneta segera berlari kecil meninggalkan area kelas itu.
Seorang gadis menatap guyuran hujan dengan mimik wajah kesalnya. Ia tengah berdiri diteras depan sekolah, menatap rintikan hujan yang makin lama makin deras.
"Tau gini nyesel gue nyalin tu catatan. Masa bodo ah." gumam garneta kesal.
"Aaa.. Hujan berhenti bentar kek. Udah mau malam nih." rengek garneta.
Gadis itu menyerah, ia lelah terus berteriak seperti orang gila. Tubuh gadis itu merosot, berjongkok dengan memeluk kedua lututnya. Tentu saja dengan raut wajah yang masih kesal.
Garneta mengerutkan dahinya bingung saat merasakan sebuah jaket tebal menyelimuti tubuhnya. Gadis itu menoleh, mendapati alvin yang menatap datar kepadanya.
Garneta berdiri, melepaskan jaket itu dan melemparkannya kepada alvin. "Gue nggak butuh."
Alvin mengangkat bahunya acuh, lalu memakaikan jaket itu ketubuhnya sendiri. "Dasar keras kepala."
Garneta tak mengacuhkan alvin, gadis itu malah memperlebar jarak dengan cowok itu. Sekedar berjaga-jaga saja kan memikirkan bahwasannya ia hanya berdua dengan cowok itu disini.
Dorr
"Aaa!."
Alvin tersenyum tipis, cowok itu menatap datar garneta yang tiba-tiba memeluknya setelah mendengar suara petir. Gadis itu masih sama.
Garneta tersadar, gadis itu segera melerai pelukan itu. "Maaf."
"Ada syaratnya." tutur alvin.
"Hah?!."
Alvin melempar jaketnya kepada neta, membuat garneta secara reflek menangkap jaket itu. "Pake."
Garneta memutar bola matanya jengah, lalu memakai jaket itu dengan malas-malasan. Alvin yang melihat hal itu terkekeh pelan, bisa ia lihat dengan jelas raut wajah kesal garneta.
"Gue cuma nggak mau lihat lo sakit. Trus, siapa lagi yang ngajak gue berantem?."
■■■
Garneta mendorong pelan pintu utamanya, lalu melangkahkan kakinya untuk masuk kerumah besarnya itu. Gadis itu menatap kesekeliling rumahnya, sepi.Tentu hal ini sudah menjadi makanan sehari-hari bagi garneta. Sepi sudah menjadi ciri khas dalam kehidupannya. Langkah kaki gadis itu terhenti dikala menoleh keatas. Disana terdapat poto keluarganya yang tengah tertawa lebar.
"Apa kabar ma, pa?." gumam garneta.
Gadis itu menghela nafasnya panjang, lalu kembali melanjutkan langkah kakinya menuju dapur. Garneta membuka perlahan sebuah kulkas, mengambil susu lalu menuangkannya digelas.
Mengenai keluarga. Garneta sudah ditinggal untuk selama-lamanya oleh mama dan papanya. Sang papa yang meninggal karena sakit dan sang mama yang meninggal karena kecelakaan.
Gadis itu masih memiliki satu keluarga, yaitu saudara laki-lakinya. Dafa, kakaknya itu tengah berada diluar kota untuk mengurus bisnis keluarganya. Ya, setelah papanya meninggal sang kakak yang harus melanjutkan pekerjaan sang papa.
Sebenarnya dafa sudah mengirim asisten rumah tangga untuk garneta. Sekedar untuk merawat rumah dan menjaga gadis itu agar tidak sendirian. Namun, garneta menolak ia lebih suka sendiri dari pada merepotkan orang lain.
Tak jarang lisa dan bella datang untuk menginap, setidaknya rasa kesepian garneta dapat sedikit menghilang. Ya, walaupun untuk sejenak.
Garneta menatap sebuah jaket yang menyelimuti tubuhnya, gadis itu tersenyum tipis. Dapat garneta cium aroma tubuh alvin yang masih sama. Cowok itu masih sama.
"Gue pernah nyoba buat maafin lo vin. Tapi, ingatan itu buat gue kembali untuk ngebenci lo."
***
Mohon
Vote
Dan
Comment:(

KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Mantan[Complete]
Teen FictionApa yang kalian fikirkan jika mendengar kata "mantan?". Enam huruf itu memang sudah menjadi topik umum dalam kehidupan. Lalu, mungkinkah mereka yang sudah berpisah dapat kembali bersama.