Menurut gue.
Cinta itu pake otak
Bukan pake hatiTerdengar decitan pelan saat garneta membuka laci meja belajarnya. Gadis itu mengambil sebuah kotak berwarna hitam, lalu tersenyum tipis menatap sebuah kalung.
Seperti yang ditanyakan alvin tadi, perihal hal itu garneta berbohong. Ia masih menyimpan kalung itu, tak mungkin garneta mau membuang salah satu dari pemberian alvin.
Oke, mari kita berbicara jujur. Hingga detik ini garneta masih mencintai cowok itu. Alvin, cowok yang telah mengecewakannya setahun yang lalu. Namun, semakin ia membenci cowok itu malah membuat rasa cintanya semakin membesar.
Perihal perasaan alvin, garneta tak mau terlalu berharap. Apa hal yang bisa diharapkan dari cowok yang telah berpisah hampir setahun. Cowok itu tampan dan memiliki hampir semua kriteria cowok impian. Tentu, mendapatkan wanita yang lebih dari dirinya sangat mampu dilakukan alvin.
Lagipun, apa yang diharapkan garneta dari cinta pertamanya itu. Alvin merupakan cowok pertama yang menarik garneta kearah percintaan. Cowok itu juga yang mengajarkan garneta, bahwa cinta itu masih ada didunia ini.
Cukup tentang hal itu. Kejadian kelam setahun lalu sangat membuat garneta kecewa. Cowok itu lebih mementingkan wanita lain dari pada menemani dirinya yang berduka atas kepergian mamanya.
Suara dering telfon membuat fokus garneta teralihkan. Gadis itu mendengus saat melihat nama yang tertera pada panggilan tersebut.
Apaan
Yaelah. Jutek bat lu
Bodo ah. Ada apaan sih bang. Ganggu deh.
Gue cuma mau ngabarin. Seminggu lagi gue mau pulang.
Trus?
Ya ampun. Bahagia dikit kek. Kakak lo yang ganteng ini mau pulang loh.
Gue malas pura-pura gitu. Yang penting sih. Oleh-oleh jangan lupa.
Bangcat.
Tutt..
Garneta terkekeh pelan menyadari jika sang kakak memutuskan panggilan mereka. Tentu garneta merasa senang, setidaknya garneta tidak merasakan kesepian lagi.
Sebenarnya garneta merasa iba akan kakaknya itu. Seharusnya diumurnya sekarang kakaknya itu tengah gencar-gencarnya mencari pasangan. Namun, kakaknya itu malah harus mengurusi perusahaan papanya.
Terdengar helaan nafas dikamar itu, garneta beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju kasur. Gadis itu merebahkan tubuhnya, mencoba terlelap.
■■■
"Lo.. Gak papa?."Pertanyaan itu menyambut garneta dikala gadis itu baru melepas sebuah helm dari kepalanya. Gadis itu mengerutkan dahinya bingung, lalu memberikan helm yang berada pada tangannya kepada pemiliknya.
"Emangnya kenapa?."
Alvin mendesah pelan, lalu menerima helm yang diberikan garneta. "Lo diomongin sama orang-orang. Bisa aja kan ada yang bilang lo yang ngejer-ngejer gue."
Garneta menganggukkan kepalanya paham. "Ngapain gue peduli. Toh, gue hidup juga bukan buat nyenengin mereka."
"Maksudnya, lo hidup buat nyenengin gue gitu?." kekeh alvin.
Garneta berdecak, gadis itu berjalan dahulu meninggalkan area parkir. Alvin yang melihat hal itu segera melangkahkan kakinya, menyusul garneta yang semakin menjauh.
"Lo balikan lagi sama si alvin net?."
Entah sudah berapa kali garneta berdecak kasar akan pertanyaan itu. Sudah banyak yang menanyainya perihal hal itu. Dan lihatlah, lisa dan bella juga ikut-ikutan bertanya sedemikian.
"Gak lis."
"Trus, ngapain kalian deket banget." tutur bella yang juga ikut bertanya.
"Emangnya salah gitu kalau gue deket sama alvin?." garneta memasukkan sesuap nasi kedalam mulutnya.
Lisa mendengus pelan, mengapa garneta memutar-mutarkan pertanyaan mereka. Toh, gadis itu tinggal menjawab saja.
"Ya salah lah. Presepsi orang kalau liat sesama mantan itu lagi deket. Ya, balikan." tutur lisa.
Garneta menunjuk lisa dan bella menggunakan sendok yang berada ditangannya. "Gini nih. Orang-orang yang suka berkomentar berdasarkan apa yang cuma mereka liat."
Lisa dan bella memasang wajah kikuknya, merasa tertohok atas ungkapan garneta. Kedua gadis itu memilih bungkam. Tak ada hal lain yang dapat mereka tanyakan pada gadis didepan mereka ini.
"Emangnya, kalau gue balikan sama tu cowok. Masalah buat kalian?!."
***
Mohon
Vote
Dan
Comment:)

KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Mantan[Complete]
Teen FictionApa yang kalian fikirkan jika mendengar kata "mantan?". Enam huruf itu memang sudah menjadi topik umum dalam kehidupan. Lalu, mungkinkah mereka yang sudah berpisah dapat kembali bersama.