Sesuai yang diminta San, mereka berkumpul di roof top pulang sekolah. Wooyoung berkali-kali menolak ajakan San, tapi San terus memaksa.
Wooyoung yang merasa tidak enak akhirnya setuju dan ikut rencana San. Yang lain juga lega, karena Yeosang sudah pulang dan tidak mencari mereka.
"Guys, Yeosang beneran udah balik, kan?" Tanya Mingi yang khawatir gagal sebelum memulai.
"Udah, tadi gue liat dia naik motor keluar gerbang," jawab San seraya mengeluarkan sebuah note book dari dalam tasnya.
Seonghwa mengernyitkan keningnya. "Sejak kapan Yeosang bawa motor ke sekolah?"
"Gak tau, tapi kemaren sih dia bilang mau bawa motor, untuk yang pertama kalinya," jawab Yunho yang tengah bersandar di pagar pembatas.
"Bodo amat lah dia bawa motor atau engga, sekarang gue mau jelasin rencana gue."
San berdeham sebentar. Tapi tak sengaja matanya melihat Jongho yang sedang menunduk ke bawah di pagar pembatas, entah melihat apa.
"Woi, lo ngapain?!" Seru San panik, dia pikir kalau Jongho mau lompat ke bawah. Tapi ternyata dia salah.
"Kak Yeosang balik ke sekolah," ucap Jongho gemeteran.
"Loh kok-? Ngapain?" Mingi langsung menunduk juga untuk melihat dan ternyata benar. Yeosang kembali ke sekolah, tapi dia tidak sendirian.
"Tunggu, Kak Hongjoong tadi lagi duduk, kan?" Tanya Mingi yang ikut gemeteran.
"Iya, dari tadi kan dia di samping gue," jawab Seonghwa sambil menoleh ke kirinya, tapi ternyata tidak ada siapa-siapa.
"Loh, dia kemana?"
Jongho dan Mingi saling melempar pandang, lalu bergidik ngeri dan merinding.
"Wah, dia pergi gak bilang-bilang," decak San pura-pura heboh, padahal dia kesal setengah mati.
"K-Kak Hongjoong ada di bawah, bareng Yeosang." Mingi menunjuk ke bawah, dimana ada Yeosang dan Hongjoong yang sedang berbincang, entah membicarakan apa.
Yeosang garuk-garuk kepala bingung. Dia mau mengambil buku paket biologinya yang tertinggal di kelas. Tapi kelasnya sudah dikunci, hal itu membuatnya kesal.
"Sialan, gue harus belajar dari mana buat ulangan besok." Yeosang mengumpat, membuat Hongjoong menghela nafasnya.
"Dari internet, Google sama youtube kan bisa tuh," katanya yang membuat Yeosang semakin kesal.
"Terlalu bertele-tele, susah dimengerti, terlalu panjang, dan terlalu ribet."
Skakmat, Hongjoong langsung bungkam dan mencibir Yeosang karena dirinya kalah berdebat.
"Pinjem San kan bisa, sekarang pulang aja. Nanti gerbang dikunci kita gak bisa pulang."
Dengan berat hati Yeosang menyetujui ucapan teman yang lebih tua darinya itu. Tau temannya itu kesal, Hongjoong merangkulnya dan menyemangatinya.
"Lo kan pinter, tanpa belajar pun nilai lo tetap sempurna."
Hongjoong terkekeh lalu mengusak surai cokelat Yeosang dengan gemas. Tiba-tiba, dia mendengar langkah kaki mendekat. Dia sontak berhenti berjalan dan menahan Yeosang.
"Sang, lo denger, gak?" Tanya Hongjoong berbisik. Yeosang mengangguk membenarkan.
"Jam segini masih ada orang?" Hongjoong geleng-geleng kepala, membuat Yeosang meliriknya datar.
"Lo pikir kita bukan orang?" Pertanyaannya kelak membuat Hongjoong terkekeh.
"Hongjoong!" Seonghwa tiba-tiba datang sambil berlari menghampiri mereka. Dengan nafas tersengal-sengal, dia menunjuk Hongjoong.
"Lo... ikut gue." Tanpa basa basi lagi Seonghwa menarik tangan Hongjoong, mengajaknya pergi meninggalkan Yeosang seorang diri.
Yeosang mengernyitkan keningnya tak mengerti. Mendadak jiwa keponya bergejolak, diam-diam dia mengikuti kemana dua temannya itu akan pergi.
"Lo kumpul di rooftop kan tadi?"
Samar-samar Yeosang mendengar suara Seonghwa. Matanya tertuju pada pintu ruang musik yang terbuka sedikit. Dia pun memutuskan mengintip dari sana.
"Gue bareng Yeosang dari tadi. Awalnya kita mau pulang, tapi buku biologinya Yeosang ketinggalan. Ya udah deh gue temenin dia kesini."
"Lo gak bohong kan?" Tanya Seonghwa dengan tatapan menyelidik.
"Sumpah, kalau lo gak percaya, tanya Yeosang. Eh bentar, lo ngapain disini?" Sekarang Hongjoong yang curiga.
"Gak cuma gue, ada San, Mingi-"
"Yeosang, lo ngapain disini?"
Yeosang yang terlalu serius menguping terlonjak kaget. Dia langsung berbalik badan ke arah seseorang yang baru saja bertanya padanya.
"Lo nguping?" Wooyoung, si pelaku dibalik kagetnya Yeosang menyipitkan matanya.
Yeosang mengusap wajahnya sejenak lalu mengisyaratkan Wooyoung diam dengan jari telunjuknya.
"Mereka lagi ngomongin gue, gue curiga," jawab Yeosang setengah berbisik, agar tidak terdengar oleh Seonghwa dan Hongjoong.
"Pulang aja yuk, mama pengen ketemu lo," ajak Wooyoung.
"Ngapain?"
"Biasa lah, mama pengen ketemu sama orang yang udah temenan sama gue dari kecil," jelas Wooyoung. "Ayo, keburu malem."
Yeosang memandangi pintu ruang musik sejenak, dia masih ingin tahu apa yang kedua temannya bicarakan di dalam.
Namun pada akhirnya dia mengangguk dan ikut dengan Wooyoung untuk pergi ke rumahnya.
"Nah, gitu dong." Wooyoung senang dan merangkul Yeosang.
Yeosang mengangguk saja. Dia kembali menatap pintu ruang musik, sebelum akhirnya satu pertanyaan muncul di benaknya.
"Bentar, lo ngapain disini?"
Wooyoung tampak terkejut. Dia membuang muka sembari berpikir jawaban apa yang harus dia jawab, dan hal itu membuat Yeosang menyipitkan mata curiga.
"Anjir, lo berdua ngapain disini?!" Seruan San yang lumayan keras itu membuat keduanya terkejut.
"Kita lagi-"
"Buruan pulang! Ada kuyang di lantai atas!"
"Mingi kenapa?" Bukannya lari, Yeosang malah bertanya karena melihat Mingi dipapah Yunho.
"Kesandung pot bunga, udah buruan lari!" Jawab San setengah berteriak sambil menarik tangan Jongho yang kebetulan hendak menunjuk sesuatu.
Mereka pun lari terbirit-birit termasuk Seonghwa dan Hongjoong. Tapi tidak dengan Yeosang, justru dia memilih untuk mendongak ke atas.
Setelah itu dia mendesis kesal, ternyata hanya boneka.
"Bangsat, gagal lo semua nakutin gue."
Loh?